25

296 12 0
                                    

Pagi ini semua sudah siap untuk melakukan aktifitasnya masing-masing. Untuk saat ini karina di larang sekolah terlebih dahulu oleh kedua orang tuanya dan kedua abang sulungnya Abian dan Ezio.

Mau tak mau diapun akhirnya menurut saja. Karina kembali tidur dikamarnya  setelah solat subuh tadi pagi.

"Nanti surat karina tolong kasihin kekelasnya ya?" ujar abian kepada kedua adiknya regan dan revan.

"Iya bang." jawab revan mewakili abangnya. Regan hanya diam saja. Dia masih sedikit merasa bersalah karna tidak becus menjaga karina. Regan mencoba terlihat biasa saja di depan keluarganya.

"Kalian semua jangan sampai lupa makan. Mau sesibuk apapun aktifitas kalian, makan siang itu harus." Ujar galen kepada semua anak-anaknya.

"Iya betul, bunda gak mau kalau kalian juga ikut sakit karena telat makan." timpal rianti.

Mereka pun melanjutkan sarapan paginya itu. Aldi tak sengaja melirik kearah regan yang sedaritadi hanya diam saja tidak seperti biasanya.

"Kamu kenapa re?" tanya aldi kepada regan. Regan mendongkakan kepalanya menatap aldi. "Gak papa bang." bohongnya.

"Yakin?" tanya aldi lagi. Pasalnya aldi tau sifat adiknya itu. Tidak mungkin dia diam saja seperti ini pasti ada sesuatu hal yang sedang adiknya itu rasakan.

"Kamu gak papa nak?" sahut rianti yang tak sengaja mendengarkan obrolan kedua anaknya.

"Iya bun gak papa tenang aja." jawab regan meyakinkan.

Rianti pun hanya mengangguk percaya saja. "Yah?" panggil revan kepada ayahnya.

"Kenapa nak?"

"Revan boleh minta beli motor gak?" ujarnya tiba-tiba.

Semua matapun tertuju kepadanya. Tumben? Kenapa?

Riyan menatap heran kearah revan. "Kenapa tiba-tiba minta motor kaya gini?" tanyanya.

"Gak papa, mau aja biar keren. Masa terus-terusan di boncengin bang regan sih." jawabnya apa adanya.

"Gak mau mobil aja biar lebih aman?" tawar ayahnya itu. Bukannya tidak boleh namun galen hanya ingin lebih waspada terhadap keselamatan anaknya itu. Dulu saja regan sampai mohon mohon karna ingin motor. Namun galen tetap menawarkan mobil kepadanya, tapi tetap saja namanya juga regan susah kalau dikasih tau.

"Gak ah, mau motor aja." tolaknya.

"Kayanya revan udah mulai suka cewek nih?" goda reynal.

"Bener dek?" tanya abian.

"Lah emang selama ini gue suka cowok apa?" heran revan. Reynal pun tertawa puas dengan jawaban revan barusan.

"Bukan gitu. Tapi kenapa tiba-tiba kaya gini, minta motor ke ayah?" ujar abian memperbaiki pertanyaanya barusan.

"Kan gue udah bilang. Gak mau terus terusan nebeng sama bang regan." jawab revan keukeuh dengan pendiriannya.

"Gimana yah? Boleh gak?" tanya revan lagi.

"Iya boleh, kamu kasih tau aja sama ayah yang mana motor yang kamu mau, nanti ayah beliin." Mau tak mau akhirnya galen pun menyetujuinya.

"Oke bos!" jawabnya merasa senang.

"Tapi harus hati-hati loh nak, gak boleh kebut-kebutan dijalan." kata rianti menasehati anaknnya itu.

"Siap bun, tenang aja aman."

"Bang regan mau ganti gak motornya sekalian?" tawar galen. Regan hanya bergeleng saja. "Gak usah yah."

"Yasudah."

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang