Karina dan Farel sudah sampai di SMA Garuda. Tujuannya kesini karena ada sesuatu yang harus Farel selesaikan. Maka dari itu farel meminta karina untuk menemaninya. Sekalian menuliskan apa saja yang akan nanti mereka bahas.
Karina juga sudah izin kepada abangnya untuk tidak menjemputnya dulu. Karena dia akan pulang telat karena harus kumpul Osis terlebih dahulu.
Karina tidak bilang kalau dia harus pergi dengan Farel ke SMA Garuda karena pasti abangnya itu tidak akan mengizinkannya. Padahalkan ini juga masih berkaitan dengan sekolah juga.
Setelah semuanya selesai. Karina dan Farel pun pergi keparkiran untuk pulang.
"Biar gue anterin lo pulang." kata Farel.
"Gak usah kak. Aku bisa naik taksi." tolak karina.
"Kenapa?" heran farel. "Tenang aja gue gak bakal nyulik lo kok, haha"
Baru kali ini karina melihat farel tidak sekaku biasanya. "Tapi beneran kak gak usah, nanti malah ngerepotin lagi." tolaknya lagi.
"Gak ada penolakan. Lo pulang sama gue." tegasnya. Mau tidak mau karina pun mengiyakan ajakan tersebut. Sebenarnya dia takut kalau keluarganya tau kalau dia pulang sama seorang laki-laki.
Karina meminta farel untuk menurunkannya di depan komplek saja. Biar nanti dia jalan kaki saja menuju rumah.
"Loh kok disini?" heran farel.
"Iya gak papa. Disini aja" kata karina.
"Rumah lo kan masih di dalem. Udah gak papa, biar gue anterin aja sampai depan rumah."
"Gak usah. Disini aja. Kak farel bisa pulang sekarang. Udah sore juga kan? Makasih ya kak tumpangannya." kata karina sedikit panik.
Namun sayang, Tiba-tiba saja sebuah motor berhenti di samping motor milik farel. Siapa lagi kalau bukan Regan.
"Ngapain lu disini?" tanya Regan kepada Farel.
"Ini gue mau nganterin adik lo pulang." jawabnya apa adanya. Karina menatap takut kearah Regan. Gawat.
Sementara karina menatap Heran kearah karina dan juga farel.
"Oh makasih udah mau nganterin adik gue pulang." jawabnya datar.
"Yaudah gue cabut dulu kalau gitu. Re duluan ya." Farel pun pergi meninggalkan karina dan Regan.
"Adek tadi udah nolak cuman—" belum selesai karina menjelaskan tiba-tiba saja Regan menyuruh adiknya itu untuk naik keatas motornya.
"Naik." sahutnya dingin.
Karina pun naik keatas motor milik abangnya tersebut.
***
Karina tengah membantu bundanya itu menyiapkan makan malam. Hal itu membuat keenam Abangnya terheran-heran.
"Tumben banget lu mau bantuin bunda?" sindir Revan.
"Emang gak boleh?" tanya Karina.
"Kayanya lagi ada maunya ya?" tuduh Revan lagi.
"Apaan sih bang. Gue itu mau bantuin bunda karena emang mau aja." jawab karina apa adanya.
"Bohong, gue tau lu. Pasti ada maunya!"
"Gue bukan elo ya bang! Inget." geram karina.
"Nah, nanti abis makan jangan lupa cuci piring sekalian." kata Reynal kepada karina.
"Sorry bang, kalau masalah itu kita sudah punya ahlinya" kata karina "bang Revan jagonya." kata karina sambil tertawa puas..
"Dih bukan gue!" sangkalnya "Noh bang Regan! Dia ketua paguyuban cucipiring." kata Revan sambil menunjuk Regan yang hanya diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradigta (BTS Lokal)
Fiksi Penggemarhanya menceritakan kisah keluarga yang penuh kasih sayang satu sama lain tanpa membedakan satupun💜