15

365 11 0
                                    

Pukul 04:08 pagi. Seperti bisanya abian akan bangun lebih awal dari adik-adiknya yang lain.

Setelah mengobrol bersama sang ayah dan juga adiknya Ezio tadi malam. Abian merasa sedikit bersalah karna sudah lalai dengan tugasnya sebagai kakak paling tua dirumah.

Namun Galen sama sekali tidak menyalahkan atas apa yang sudah terjadi. Toh juga itu bukan kesalahannya. Namun abian dan ezio merasa tak enak kepada ayah dan bundanya itu.

Galen hanya ingin mengingatkan Abian dan Ezio agar lebih memperhatikan adik adiknya. Bukan untuk mengganggu privasi mereka melainkan selalu mengawasi apa yang mereka lakukan agar mereka tidak salah mengambil keputusan. Walaupun adik adiknya itu sudah bisa dikatakan  besar.

Apalagi Reynal, Regan, Revan dan juga karina. Yang sebisa-bisa melakukan hal yang tak terduga.

"Ayah tau kalain sibuk. Ayah juga tidak ingin memaksa kalian untuk hal semacam ini. Karna itu semua jelas tugas ayah dan juga bunda. Tapi kalian tau sendirikan kalau ayah sangat sibuk dengan perkerjaan ayah. Bahkan sewaktu-waktu ayah bisa saja pergi keluar kota atau luar negri bersama bunda." ujar Galen kepada kedua putra sulungnya.

"Ayah hanya ingin kalian bantu ayah dan bunda untuk mengawasi adik-adik kalian ketika kami sedang keluar kota atau luar negri."

"Kami minta maaf yah, ayah benar. Harus nya kami lebih memperhatikan adik adik yang lainnya." ujar Abian merasa bersalah.

"Tidak, kalian tidak perlu meminta maaf. Kalian sekarang sudah mulai sibuk dengan perkerjaan kalian. Dan ayah paham itu." Galen tidak mau membuat anaknya itu merasa bersalah.

Niat awalnya hanya ingin mengajak ngobrol kedua anaknya itu. Karna beberapa hari kebelakangkan galen dan rianti tidak ada dirumah maka dari itu, galen ingin mengobrol dengna mereka berdua. Apa saja yang sudah mereka lakukan selama ini selama orang tuanya diluar kota?

"Yah, ada yang ingin ezio sampaikan." ujar ezio yang sedari tadi hanya diam.

"Bicaralah?"

"Ini soal reynal. Tadi siang dia bilang ingin meminta izin untuk pergi nongkrong bersama teman-temannya. Namun awalnya ezio tidak mengijinkannya karna ezio tau dimana dia akan nongkrong bersama teman-temannya." ujar Ezio memberitahu.

"Dimana?"

"Club malam." jawab ezio jujur.

"Terus kau izinkan?" tanya abian yang berada disebelahnya. "Awalnya tidak. Tapi akhirnya aku izinkan." jawab Ezio berterus terang.

"Kenapa?" heran abian. "Kau tau club malan itu tempat apa kan?" tanya abian lagi.

"Iya zio tau. Zio cuman gak mau Reynal melakukan hal yang salah, walaupun kita tidak memberikan dia izin, tapi pasti dia akan nekat kabur diam diam untuk pergi dan itu sangat tidak baik. Setidaknya dia jujur dan meminta izin dengan baik." jelas ezio.

"Ayah mengerti maksud kamu nak." sahut ayahnya. "Kamu hanya ingin menanamkan rasa jujur dan keberanian kepada adik mu itu kan? Dengan begitu reynal harus punya keberanian dan kejujuran untuk meminta izin kepada kita semua, dan apapun itu hasilnya  dia harus bisa terima."

"Selain itu juga. Zio hanya ingin menghargai kejujurannya saja." timpal ezio.

"Tapi bian tidak setuju jika harus mengijinkan reynal pergi main keclub malam. Itu sangat bahaya ayah." Tolak abian dengan pasti.

"Kamu tenang saja. Ayah akan mengijinkan reynal pergi kalau dia mengajak salah satu dari kalian." usul ayahnya. "Gimana?"

"Zio setuju." jawab ezio setuju dengan usulan ayahnya.

"Baiklah, kalau dia menolak. Berarti kita tidak boleh mengizinkan nya pergi." ujar abian akhirnya.

"Iya. Ayah setuju."

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang