18

305 13 0
                                    

Regan dan Revan sudah siap untuk berangkat keacara ulang tahun Alea—teman sekolah mereka.

"Ayah, bunda. Kita mau izin pergi keacara ulang tahun temen dulu ya?" ujar regan mewakili revan.

Kini mereka berdua sedang berada dikamar kedua orang tuanya, sebelum melakukan acara makan malam bersama dengan yang lainnya. Regan berinisiatif untuk pamit lebih awal saja. Agar tidak terlalu malam pulangnya.

"Kamu kan baru sembuh?" ujar Rianti kepada regan. Rianti hanya khawatir saja dengan keadaan anaknya itu yang baru saja sembuh.

"Regan udah gak papa kok bun." jawab regan meyakinkan kedua orang tuanya.

"Kamu yakin nak?" tanya galen memastikan. "Iya yah." jawab regan yakin.

"Yaudah tapi jangan malem-malem pulangnya ya?" pesan ibunya itu kepada kedua anak bujangnya.

"Siap bun! Tenang aja revan akan jagain bang regan dengan baik!" ujar revan sambil hormat kepada bundanya itu.

"Perginya naik mobil aja, pake mobil ayah biar gak masuk angin kalau naik mobil." ujar galen.

Awalnya regan ingin menolak, tapi kalau dia menolak ucapan ayahnya itu yang ada nanti dia tidak akan diizinkan untuk pergi.

"Yaudah yah, kita pergi naik mobil ayah aja." jawab regan pasrah.

"Jadi kita di izinin kan yah?" tanya revan memastikan lagi. Galen hanya diam sambil pura-pura berpikir, "diizini gak ya?????"candanya.

"Ayaaaahhh!!!" rengek revan. Rianti dan regan hanya bisa tersenyum dengan kelakuan revan barusan. Benar-benar seperti bayi besar. Hahaha.

"Iya, ayah izinin. Asal pulangnya gak malem, tapi tunggu—" ujar galen terdiam sebentar.

"Kenapa?" tanya revan.

"Udah solat magrib belum?" tanya galen kepada kedua anaknya itu.

"Udah dong." jawab revan dengan bangganya. "Udah yah, tenang aja." timpal regan.

"Good boy anak ayah!" Galen mengacungkan jempolnya kearah regan dan revan. "Yaudah hati-hati gak boleh bandel terus gak boleh pulang larut malem." pesan Galen kepada Regan dan Revan.

"Siap bos!" jawab mereka kompak.

Regan dan revan pun pergi berpamitan kepada kedua orangtuanya. Mereka pun keluar dari kamar orang tuanya tersebut.

Aldi yang tak sengaja melihat mereka pun bertanya kepada kedua adiknya itu. "Loh, kalian mau kemana? Udah rapi gitu?" tanya aldi penasaran.

"Mau keacar ulang tahun temen." jawab revan apa adanya.

"Udah izin?" tanya aldi memastikan

Revan mengangguk kecil, "udah barusan." jawabnya santai.

"Emang kamu udah sembuh dek?" tanya aldi kepada regan. "Udah bang, gue udah sembuh. Santai aja." jawab regan penuh dengan keyakinan.

"Bang bian udah tau?"

Regan dan revan kompak menggelengkan kepalanya. "Belum, pasti bakal susah dapet izinnya." jawab regan.

"Yaudah bang, kita berangkat ya." pamit regan, mereka berduapun menyalami tangan Aldi untuk berpamitan. "Naik apa?"

"Mobil ayah." sahut revan saat sudah mau keluar.

Mereka bedua benar-benar sudah pergi malam ini, tanpa berpamitan dengan abang-abangnya yang lain.

Sementara itu reynal mengetuk pintu kamar abangnya—ezio.

Reynal sudah memutuskan untuk mengajak abannya itu pergi menongkrong dengannya sesuai persyaratan ayahnya. Dan eziolah yang akan menemaninya nanti. Setidaknya bukan abian yang akan menemaninya, reynal sedikit lega karna eziolah yang akan menemani dirinya itu.

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang