Subuh ini Galen mengajak Anak laki-lakinya untuk solat Berjamaah Di masjid.
Ada sedikit drama saat membangunkan anak laki-lakinya tersebut."Kenapa loyo kaya gini?" tanya Galen kepada Revan. Sepertinya anaknya itu masih mengantuk.
"Kenapa gak solat dirumah aja sih yah? Revan masih ngantuk banget ini.." beonya.
"Aduh Bang Revan ini bagaimana sih? Ayah Sengaja ngajak Bang Revan kemasjid biar bisa adzan subuh di masjid."
Huh?!
"Suara bang Revan kan bagus. Kata bang zio."
Tunggu! Adzan? Di masjid?
Nyatanya kalimat itu mampu membuat kedua mata Revan terbangun sepenuhnya. Apa dia tidak salah mendengar?
"Van, bener kata ayah. Ayok semangat dong." ledek Reynal di sebelahnya.
"Yah, Revan malu yah!!!" Rengeknya.
"Biar gak malu, ayok dibiasaiin saja." Jawab Galen dengan senyum semangatnya.
"Ahh gak mau!! Revan mau pulang aja!!!" saat mau berbalik badan dengan Cepat Aldi menahan tubuh adiknya itu. Diapun merangkul bahu Revan agar tidak bisa pergi kemana-mana.
"Mau kemana kamu, gak baik udah mau sampai masjid kabur gitu aja." katanya.
"Bang, yaelah gue gak mau adzan bang. Gue maluuuu!!!" Revan masih berusaha kerasa merengek kepada Abangnya itu.
"Udah-udah. Ayah cuman bercanda kok. Sudah Ayok." Revan kini di rangkul oleh sang ayah untuk jalan lebih dulu. Sementara yang lainnya mengikutinya dari belakang.
Sesampainya di masjid. Mereka pun mulai mengambil wudhu untuk solat subuh.
...
"Eh ada bang Regan. Kemana aja bang, gak pernah main kelapangan lagi?"
Setelah selesai menunaikan ibadah solat subuh tak sengaja mereka semua bertemu dengan Asep dan Riski di depan pintu masjid.
"Iya, bang Regan lagi sibuk." balas Regan.
"Sibuk mulu. Kita aja gak sibuk. Iya gak sep?" kata Riski kepada Asep.
"Iya bener."
"Lah elu berdua bocil. Gue udah gede. Beda!" Regan hanya tertawa saja dengan ucapan Asep dan Riski barusan kepadanya.
"Sama aja bang. Abang juga kan masih sekolah. Sama kaya kita berdua."
Riyan dan Reynal juga ikut tertawa mendengar ucapan kedua anak kecil itu.
Anak kecil itu tidak beda jauh dengan Regan dan Revan.
"Oh iya bang, nanti besok sore ada lomba, abang mau ikutan gak?"
"Lomba apaan?"
"Ngitung jejak kaki seribu! Hhahahah" Entah mereka yang Receh atau memang tebakannya yang lucu.
Semua tertawa terbahak mendengar ucapan Asep barusan. Apa yang barusan diakatakan itu benar-benar diluar nalar mereka.
Siapa yang mengajarkan mereka seperti ini?
"Lucu lu bocah!!" sahut Regan masih dengan ketawa ngakaknya.
"Sudahalah ayok kita pulang." Ajak Galen kepada anak-anaknya itu.
Mereka terus berjalan menuju Rumah. Banyak Orang yang menyapa Regan. Sepertinya Regan lebih populer di kompleknya ini dibandingkan yang lainnya.
Dari mulai tukang bubur, nasi kuning, Tukang kupat tahu. Mereka semua menyapa Regan dengan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradigta (BTS Lokal)
Fanfictionhanya menceritakan kisah keluarga yang penuh kasih sayang satu sama lain tanpa membedakan satupun💜