Pukul 04:15 Pagi. Ezio sudah sibuk membangungkan adik-adiknya. Hal itu yang sering sekali riyan lakukan. Namun dikarena Riyan sedang tidak ada di rumah, maka dari itu Ezio yang menggantikan tugasnya tersebut.
Mulai dari kamar Aldi. Dia mengetuk pelan pintu kamar tersebut. "Di, bangun!" panggilnya dari luar.
"Iya bang, gue udah bangun." sahutnya di dalam kamar. Mendengar jawaban Aldi barusan, ezio pun pergi dari hadapan pintu kamar tersebut. Kini tujuannya adalah lantai atas. Dimana adik-adik yang lainnya tertidur.
Kamar Reynal lah yang ezio masuki pertamakalinya. Menyalakan saklar lampu kamar reynal, lalu berjalan kesang pemilik kamar.
Bisa Ezio lihat kalau adiknya itu masih terlelap nyenyak. "Dek bangun!" ujarnya.
Namun reynal tak kunjung bangun juga. "Reynal bangun!" kini Ezio mencoba meninggikan suaranya tersebut, agar adiknya itu terbangun.
"Heummmm...."
"Bangun udah subuh."
Reynal mengucek sebelah matanya mencoba memperjelas penglihatannya. "Bang zio.." beonya.
"Kenapa?" tanya zio.
"Kenapa yang bangunin gue elu, bang riyan mana?" herannya. Entah lupa atau bagaimana, mungkin reynal belum sepenuhnya ingat dan juga sadar dari tidurnya itu.
"Udah cepet bangun. Jawaban itu bakal di jawab setelah kamu benar-benar bangun." Ezio pun pergi dari kamar Adiknya itu.
Kini giliran kamar Regan. Sama seperti reynal barusan. Kamar Regan juga terlihat masih gelap yang menandakan sang pemilik kamar masih tertidur lelap.
"Dek, bangun! Udah subuh." Ezio mencoba menarik selimut yang Regan gunakan untuk menutupi seluruh anggota tubuhnya.
"Regan!!" panggilnya lagi.
Namun masih belum ada pergerakan sama sekali dari anak itu.
Ezio mencoba menarik guling yang sedang Regan dekap. Karna itu mungkin satu-satunya cara agar anak itu terbangun
Benar sekali, regan langsung terbangun dan menatap ezio penuh tanya. "Ngapain sih bang, ganggu aja!" kesalnya.
"Ini udah subuh, cepet bangun!!" titahnya.
"Lima menit lagi!"
"Gak ada lima menit, lima menit lagi. Cepet bangun!"
Mau tak mau Regan pun akhirnya bangun juga. Menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu menatap Ezio kesal.
"Masih baik bang zio gak siram kamu, barusan."
"Siram aja kalau tega!" ketus regan.
"Yaudah cepat bangun. Bang zio mau bangunin yang lainnya dulu." Guling tersebutpun di berikan lagi kepada regan. Bukannya bangun, regan malah kembali memeluk guling tersebut lalu berbaring lagi.
"REGAN PRADIGTA!"
"Iya, iya. Bawel banget sih!" Regan pun berjalan kearah kamar mandinya untuk mengambil wudhu.
Setelah selesai membangunkan Regan. Kini giliran Revan. Kamar revan tidak dimatikan ternyata. Mungkin revan lupa?
Kamarnya terlihat sangat berantakan, banyak sekali sampah-sampah makanan dan juga bekas susu pisang kesukaan Revan berserakan di atas meja belajar.
Ezio menggeleng heran dengan kelakuan Revan. Untung saja tidak ada semut atau serangga lainnya.
"Dek, bangun!"
"Heum.."
"Ayok bangun udah subuh." titah Ezio lagi.
"Heumm.."
![](https://img.wattpad.com/cover/321835762-288-k15825.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradigta (BTS Lokal)
Fanfictionhanya menceritakan kisah keluarga yang penuh kasih sayang satu sama lain tanpa membedakan satupun💜