30

325 13 0
                                    

Makan malam.

"Bang revan?!" panggil galen kepada revan.

Revan yang tengah asik makan pun, melirik ayahnya, karena barusan saja memanggilnya. "Ada apa yah?"

"Soal motor, gimana jadi mau beli?" tanya galen. Pasalnya revan masih belum mengirimkan gambar motor yang dia mau.

"Kalau mau, beli aja." sahut regan.

"Nanti gambarnya kamu kirim aja, biar ayah langsung pesenin." Sahut regan lagi. Revan hanya diam merasa bingung.

"Atau mau mobil aja?" tawar galen lagi.

"Revan belum punya SIM kan?" tanya rianti tiba-tiba.

Revan menggeleng tidak. "Loh ayah pikir kamu udah punya SIM. Kalau belum punya, jangan dulu beli." Galen baru sadar kalau revan masih berumur 16 tahun belum 17 tahun.

"Oh iya ya, lukan masih belum legal." sahut reynal.

"Gue pikir udah legal kaya si regan, hahah!" tawa reynal di tempatnya.

"Bukannya mereka kembar?" goda riyan kepada kedua adiknya itu.

"Udah revan jangan dulu beli motor, nanti kalau udah punya SIM baru boleh beli." Tegas Ezio.

"Tapi bang.." sahut revan memohon.

"Kamu mau ditilang karena belum punya SIM?" Tanya ezio sedikit menakut-nakuti adiknya itu. Revan pun menggelengkan kepalanya tidak mau. "Yaudah jangan dulu."

"Bang regan udah punya SIM?" Tanya galen kepada regan. "Udah dong. KTP juga udah buat." jawab regan apa adanya.

"Yaudah bagus."

"Yaudah, bang revan sama bang regan aja dulu sampai punya SIM, baru kalau udah punya SIM bang regan boleh beli motor."

"Tapi temen revan banyak yang bawa motor tapi belum punya SIM?" ujar Revan masih ngeyel.

"Temen lu yang mana?" tanya regan dengan santainya. Pasalnya semua teman revan itu ya temen dia.

"Si bedu, dia gak punya SIM tapi tetep pake motor kesekolah." jawab revan penuh dengan keyakinan.

"Terus kamu mau ngikutin temen kamu itu?" tanya abian.

"Ya enggak, cuman kan—"

"Si bedu umurnya sama kaya gue! Udah legal udah punya KTP juga. Tinggal bikin SIM, nah kalau elu masih bocil. Belum legal. Jadi gak usah cari alesan!" Dengan cepat regan memotong ucapan adiknya itu.

Revan pun terdiam cemberut di tempatnya. Dia juga baru inget kalau di kelas umurnya paling muda dari teman-temannya yang lain.

"Udah dek, kan lagian kemarin kamu juga bilang, bingung mau beli atau enggak. Jadi mendingan jangan dulu aja." Aldi pun menasehati adiknya itu.

"Tapi gue pingin beli motor bang!" lirihnya.

"Emang mau banget?" tanya karina kepada revan. Revan melirik karina lalu mengangguk kecil.

"Yaudah, gini aja. Ayah beliin tapi jangan pake kemana-mana, gimana?" tawar galen.

"Jangan yah, kalau nanti ayah beliin yang ada pasti dia bakal tetep pake buat kesekolah." Abian tidak setuju dengan tawaran ayahnya itu barusan. Kita semua tau Revan seperti apa kan.

"Kalau kamu mau pake motor, pinjem aja sama regan." sahut riyan.

"Gak mau, jelek motornya." ketus revan.

Regan melirik tak suka dengan ucapan revan barusan. "Apa lu bilang, jelek?" tanya regan dengan nada kesalnya. Tak habis pikir regan dengan adiknya itu.

"Yaudah, lu gak usah naik motor gue lagi!" ketus regan.

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang