54

264 15 0
                                    

Malam ini setelah selesai makan. Galen meminta Regan untuk menghadap kepada dirinya nanti, ada sesuatu yang harus Galen tanyakan soal masalah tadi siang di sekolah.

Semua Abang dan adiknya penasaran. Bahkan Revan saja yang selalu berada didekat Regan juga ikut penasaran.

"Ayah tunggu di kamar ya?" katanya sedikit serius.

"Iya yah." Regan hanya menunduk saja. Dia hanya segan kepada Ayahnya itu. Walaupun Regan tau ayahnya itu bukan tipikal seorang pemarah, akan tetapi dia juga takut kalau Galen tiba-tiba jadi serius seperti ini.

"Ayah kayanya lagi serius deh?" kata Riyan menebak-nebak.

"Kalau kalian udah beres makannya, tolong di bereskan ya? Bunda mau kekamar dulu. Ayok sayang." ajak Rianti kepada Regan. Regan pun bangkit dari duduknya.

"Ada apa sih? Jadi kepo?" tanya Reynal.

"Bang, emang ayah gak cerita?" tanya Riyan kepada Abian dan Ezio.

Abian dan Ezio juga sama halnya, bingung. Mereka tidak tau apa-apa.

"Van, disekolah ada masalah?" kini giliran Reynal bertanya kepada Revan.

"Setau gue gak ada." jawabnya apa adanya.
Karena Revan memang tidak tau apa-apa.

"Oh iya, tadi pagi, adek gak sengaja liat bunda sama ayah kesekolah. Katanya sih ada urusan. Ada yang harus di obrolin sama pihak sekolah, cuman adek gak tau apa." kata karina kepada abang-abangnya.

Jelas mereka kaget. Apa ada masalah di sekolah??? Namun kenapa Revan tidak tau. Bahkan yang di suruh menghadap keayahnya cuman Regan saja. Kenapa Revan tidak?

"Van, kamu beneran gak tau?" tanya Ezio memastikan.

"Sumpah bang gue gak tau." katanya penuh keyakinan. Dia juga bingung.

Sementara itu di tempat yang berbeda Regan hanya bisa menunduk saja. Apa ayahnya itu percaya soal masalah tadi siang.

"Ayah dan bunda tadi pagi dipanggil kesekolah. Dan kita juga sudah tau apa alasan ayah sama bunda dipanggil kesana." kata Galen cukup serius.

"Sebelum ayah mendengarkan penjelasan kamu. Ayah harap kamu tidak berbohong sama ayah dan bunda soal masalah itu." lanjutnya.

"Sekarang coba kamu jelaskan. "

"Sebelumnya, Regan minta maaf sama ayah dan bunda. Tapi disini Regan hanya ingin membela diri Regan sendiri. Selama Regan gak salah, Regan akan bicara jujur." Regan pun membenarkan posisi duduknya.

"Regan sama sekali tidak merokok ayah bunda. Tadi pagi Regan hanya ingin menemui teman Regan itu karena ada sesuatu hal yang harus Regan urusi. Dan kebetulan mereka lagi merokok disana. Regan juga kaget. Regan berani bersumpah. Ayah bisa tanya sama Gavin. Walaupun dia teman Regan tapi dia gak akan bohong. Bahkan ayah dan bunda bisa tanya ke teman-teman Regan yang lainnya kalau ayah masih belum percaya juga sama Regan.

Karina mengusap punggung anaknya itu agar Regan lebih rilexs lagi.

"Bun, Regan tau Regan nakal suka bikin bunda, ayah dan yang lainya kesel. Tapi Regan masih tau batesan bun. Regan gak mungkinlah ngelakuin hal kaya gitu."

"Iya sayang, bunda percaya kok sama kamu." Rianti mengusap lembut pipi anaknya itu.

"Regan, dengerin ayah." Regan menatap sendu kearah Galen.

"Ayah gak pernah melarang kamu untuk melakukan apapun selama itu positif. Kamu sudah dewasa, tau mana yang baik dan mana yang bukan. Apa merokok itu baik buat kamu? Kalau baik lakukan tapi kalau salah, jauih. Kesehatan itu lebih penting dari apapun. Ayah dan bunda sudah melihat cctv di sekolah kamu. Dan ternyata benar, kamu tidak merokok."

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang