Sebelumnya, setelah mengantarkan Revan kekamar Regan. Ezio langsung berjalaan menuju Kedapur.
Ia menawarkan diri kepada adiknya untuk membantu mereka semua. Awalnya Karina menolak tapi mau gimana lagi, Ezio selalu saja memaksanya untuk mengizinkannya ikut masak.
Karina takut kalau teman-temannya itu merasa canggung karena ada Ezio di sini. Secara Ezio terlihat dingin.
"Biar bang Zio yang bikin baladonya." Kata Ezio kepada karina.
"Tapi—"
"Udah diem aja. Mendingan kamu diem duduk. Bang Zio gak mau ya kamu terluka gara-gara ikutan bantuin masak."
"Bang Zio gak boleh gitu dong. Nanti dikiranya adek gak pernah masak, lagi."
"Emang gak penah." jawab Ezio apa adanya.
"Ihs, nyebelin."
Farel berjalan kearah karina dan Abangnya. "Kar, ada wadah yang besaran gak buat ini?"
"Oh ada kak. Tunggu ya?" Karina berjalan kearah Lomari wadah-wadah yang biasanya bundanya itu sering gunakan.
"Bang Zio wadah yang besar diamana?" Tanya Karina kebingungan.
"Di atas kamu."
Karina mendongkakan Wajahnya tersebut menatap kearah atas. "Oh iya. Heheh..."
"Biar gue aja yang ambil." Kata Farel.
"Hati-hati kak."
Entah Ezio yang berlebihan atau bagaiman tapi Ezio tidak suka adiknya bilang seperti itu. Padahalkan kata "hati-hati" itu biasa saja. Ya?
Ezio kembali melanjutkan masaknya. Gita menawarkan diri kepada Ezio siapa tau abangnya Karina itu butuh bantuan.
"Maaf bang? Mau aku bantu?" Tanya Gita.
"Tidak usah. Ini biar saya saja yang masaknya." Tolak Ezio.
Gita jadi bingung sendiri. Terus dia harus ngapain??
Yang di dapur hanya ada Ezio, karina, Gita, Farel, mira, Zaki, dan Wulan.
Sementara yang lainnya menunggu di samping halaman sambil bermain handphone. Gazebo.
Zaki? Jika kalian tanya sedang apa dia. Dia hanya sibuk membantu Wulan mengupas bawang-bawangan. Sebenarnya dia ingat dengan Ezio. Namun jika dipikir-pikir, kalau sampai Ezio ingat dengannya bisa-bisa dia langsung di usir dari Rumah Karina. Apalagi Ezio terlihat lebih Galak.
Lagian juga Ezio juga tak ingat dengan Zaki. Tapi kalau di ingatkan pasti Ezio ingat. Apalagi Zaki yang dulu pernah membuat karina menangis. Walaupun masih kecil.
Taklama datang Regan ke dapur dan menghampirinya.
Ezio sempat menawarkan Adiknya itu untuk makan sayur Sop. Karena tidak mungkin Regan makan Balado yang pedas seperti ini. Yang ada nanti dia sakit lagi.
"Terus kamu mau makan apa?" Tanya Ezio.
"Nanti aja liat jadinya apa aja." Jawab Regan sambil membawa banyak cemilan.
"Bang, gue mau pesen Pizza, nanti lo yang bayar ya?" Sebelum melangkah pergi Regan berucap seperti itu terlebih dahulu kepada Ezio.
"Iya." Regan pun pergi begitu saja.
Sementara Itu, Agus berjalan masuk kearah Dapur. "Ini ada yang perlu gue bantuin gak?" Tanyanya.
"Udah gak usah sok-sok an mau bantuin. Biasannya juga terima jadi." Sindir Wulan.
"Beuh emang paling madep! Hahahah" Tawanya.
"Yaudah gue mau kekamar si Regan dulu. Kalau udah jadi panggil gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradigta (BTS Lokal)
Fanfictionhanya menceritakan kisah keluarga yang penuh kasih sayang satu sama lain tanpa membedakan satupun💜