Kantin sekolah terlihat cukup ramai. Bahkan lebih ramai dari biasanya.
Regan dan teman-temannya berjalan kearah meja yang bisanya mereka tempati. Namun meja tersebut sudah ada yang menempatinya."Siapa tuh orang? berani bener nempatin meja kita?" tanya yusuf kepada teman-temannya. Mata mereka semua masih saja terfokus kearah orang tersebut.
Yusuf dengan beraninya berjalan sendiri kearah orang tersebut. "Berani banget nempatin meja gue?!" sahut yusuf dengan nada dinginya.
Orang tersebut pun melirik kearah yusuf. "Tempat lo?! Emang lo siapa? Bukannya ini kantin sekolah ya? Jadi siapa aja bisa duduk disini dong!" jawabnya angkuh.
Yusuf menatap name tag orang tersebut, DINO.
"Lo anak baru?" tanya yusuf tiba-tiba.
"Kenapa emang nya? Lo mau kenalan sama gue? Sorry. Gue gak suka cowok! Gue masih normal!!" jawabnya dengan senyum smriknya.
Yusuf berdecak kesal. "Ck. Siapa yang suka sama lo anjing?! Lo pikir gue gak normal, Hah?!!" kesal yusuf.
Regan dan yang lainnya yang melihat yusuf mulai emosi pun mulai menghampirinya.
"Cup, udah cup!" riko menahan tubuh temannya itu agar tidak tersulut emosi.
"Lepasin gue rik! Anjing nih orang. Gue nanya baik-baik juga. Malah belagu!!" ujarnya keras.
"Udah. Yang waras ngalah aja." sahut bima.
Dino—orang itu melirik kearah bima yang barus saja berbicara. "Maksud lo apa? Lo pikir gue gila, Hah?!" tanyanya dingin.
Bima melirik kearah kanan dan kiri. "Lo ngomong sama gue?" tanya nya bodoh. Sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Bukan bim, dia kayanya nanya sama dirinya sendiri deh." sahut revan santai.
Revan—kini mata Dino menatap kearah revan tak suka. Laki-laki itu maju kearah revan namun sayangnya, regan dengan cepat menghadang orang tersebut. Dia berdiri didepan revan. Sementara revan tersenyum miring dibelakang Regan.
"Minggir gue gak ada urusan sama lo!" ujarnya dingin didepan wajah regan. Regan tak menggubrisnya sama sekali. Bahkan tatapannya sulit untuk diartikan.
Dino menatap regan kesal. Kedua tangannya tergepal marah. "Lo tonjok gue sama aja lo cari masalah sama gue! Disini gue dan temen-temen gue gak ada yang main fisik sama lo. Kalau lo gak ngerasa salah, atau GILA. Mendingan diem." Gumam Regan dingin.
"Cabut! Jangan buang-buang tenanga cuman gara-gara tempat!" Regan pun pergi dari hadapan Dino disusul oleh temannya yang lain.
"Denger tuh bos!" ledek bima.
Dino menggepal tangannya kuat. Baru juga pertama kali masuk sekolah, udah ada aja yang buat dirinya emosi.
"Liat aja lo nanti." lirihnya penuh dengan kemarahan.
...
"Ngapain kita yang harus pergi sih? Itu kan tempat biasa kita re?!" tanya Yusuf kepada Regan.
Saat ini mereka semua sedang berada dilapang basket.
"Terus kita makan gimana?" tanya riko.
"Ya tinggal makan. Lupa lo cara makan?" Jawab Regan santai.
"Terus kita harus balik lagi kekantin gitu buat beli dulu makanannya, terus bawa kesini gitu?" Tanya riko malas.
"Kayanya dia murid baru deh?" Ujar Gavin menebak-nebak.
"Kaya gak asing wajahnya." Ujar Agus kepada teman-temannya. "Tapi siapa ya? Kaya pernah liat gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradigta (BTS Lokal)
Fiksi Penggemarhanya menceritakan kisah keluarga yang penuh kasih sayang satu sama lain tanpa membedakan satupun💜