36

292 14 0
                                    

Taman.

Karina dan vidia pergi ketaman di susul oleh revan dan juga regan.

Ya, Regan. Setelah mengantri membeli batagor, bima—teman mereka berdua memberitahu Regan kejadian barusan.

Jelas regan marah. Namun bima menyuruh regan agar menemui adiknya terlebih dahulu sebelum pergi melabrak orang yang sudah membuat adiknya malu.

Tanpa basa basi. Regan mengintrogasi adik bungsunya itu.

Sementara itu vidia hanya diam. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Vidia juga merasa bingung dengan situasi ini.

"Ceritain semuanya." sahut Regan dengan nada dinginnya.

Ingat, karina akan merasa segan jika melihat Regan marah seperti ini. Bagaimana pun juga Regan adalah abannya.

Belum lagi nanti jika regan bilang sama abangnya yang lain. "Jadi waktu itu karin juga gak kenal sama orang itu. Tiba-tiba datang ngelabrak karin. Terus bilang gak usah deket-deket sama bang regan."

Karina mulai menceritakan semuanya kepada kedua abangnya tersebut.

Sementara itu kedua abangnnya itu hanya diam mendengarkan.

Tanpa ada yang di tutup-tutupi. Karina menceritakan semuanya dengan jujur, apa adannya.

Jelas Regan marah, bagaimana tidak marah? jika adiknya sendiri di perlakukan seperti itu. Apa salahnya melindungi karina?

Oke, mungkin dia tidak tau kalau karina itu adiknya. Terus bagaimana dengan yang lainnya. Apa semua orang yang mendekatinya dia juga bakal dilabrak seperti itu?

Apa hubungannya orang itu dengan Regan sampai segitunya?

Taklama datang bima dengan dua piring batagor di tangannya.

"Re, pesenann lo!" bima memberikan dua piring batagor itu kepada Regan.

Sebelum pergi menyusul adik-adiknya. Regan sempat meminta tolong kepada bima untuk membelikan batagor. Regan takut kalau adiknya itu belum makan.

"Makan!" Regan pun memberikan makanan itu kepada karina dan vidia.

Awalnya vidia ragu untuk menerima. Namun karena perutnya sudah lapar jadi mau tak mau dia mengambilnya, walaupun sedikit canggung.

"Makasih kak."

Begitupun juga dengan karina. Dia pun menerima makanan tersebut dari abangnya.

"Lain kali kalau ada apa-apa itu bilang." kata regan dengan nada datarnya.

"Iya." jawab karina sedikit malas.

Regan melirik kearah revan. "Mendingan lu makan sana, balik kekantin." titahnya.

"Terus elu?!" tanya revan balik.

"Gue ada urusan."

"Urusan apa?" tanya revan dan karina berbarengan. Regan menatap satu persatu adiknya secara bergantian.

"Gue mau nemuin dia!"

"Gue ikut!" sahut revan.

"Gak. Lu harus makan! Bim ajak dia kekantin."

Bima pun mengangguk namun tidak dengan revan. "Gak, gue juga mau ikut sama lo!!" keukeuh revan.

"Gue abang lo Revan! Nurut sama gue!" tegas Regan.

Revan mendengus kesal. "Ck. Lo selalu aja gitu!" Revan merasa tak terima dengan ucapan Regan barusan.

"Emang itu kenyataanya!"

"Ya tapi kan—" belum selesai Revan bicara namun ucapannya itu sudah karina potong. "Bang regan mau ngapain nemuin dia?"

Regan menatap lekat adiknya itu. "Gue cuman mau ngasih tau fakta sesungguhnya." jelas regan..

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang