82

242 14 1
                                    

Malam ini mereka semua sedang berkumpul di Ruang keluarga. Besok, pagi-pagi sekali Galen dan Rianti akan berangkat pergi keluar negri.

Maka dari itu, yang paling muda sedang bermanja-manja sebelum ditinggakan untuk dua hari kedepan.

Karina terlihat nyaman memeluk tubuh Bundanya. Terdapat kehangatan yang tidak bisa ia dapatkan selain dari bundanya.

Tak mau kalah. Revan juga ikut memeluk Rianti dari sebelah kanan. Mereka berdua saling berebutan mencari kehangat dari pelukan seorang ibu.

Regan? Dia juga sebenarnya ingin ikutan. Namun tak jadi, karena sudah tidak ada tempat untuknya. Dia hanya duduk di sebelah Riyan saja sambil fokus menonton.

"Gimana Lombanya bang Regan?" Tanya Galen memecahkan keheningan.

"Kalah. Bang Regan jelek mainnya!" Sahut Karina.

Regan akui kalau hari tadi bukan hari keberuntungannya.

"Yeahhh malu-maluin lu." cibir Reynal meledek Adiknya.

"Gak papa. Yang penting udah usaha. Kalah menang udah biasakan." Kata Aldi menyemangati Regan..

"Bisa aja sih menang, coba aja waktu kemarin perut bang Regan gak sakit. Mungkit tadi menang." Kata Revan.

"Emang perutnya masih sakit?" Tanya Abian.

"Udah enggak bang. Cuman lemas-lemas dikit." Jawab Regan apa adanya.

"Sekarang Gimana?" Tanya Riyan merangkul Baru Regan.

"Udah enggak. Barusan udah makan banyak. Hehehe.." balas Regan sambil menyengir girang.

"Makanya jangan sok-sokan makan pedes. Besok-besok gak usah makan pedes lagi walaupun sedikit." ujar Reynal memperingati adiknya tersebut.

"Iya kalau gak lupa.." Jawabnya acuh.

"Regan!!" Tegur Ezio.

"Iya-iya iya-iya, gak lagi" Regan memajukan bibirnya cemberut.

"Terus besok gimana bang? Besok kan Finalnya. Bang Regan sama Bang Revan mau main bareng Basket?" Tanya Karina penasaran.

"Bang Regan aja. Capek, gak mau lagi gue!" kata Revan.

"Main lagi aja Van. Lu juga kemarin bagus. Fans lu banyak. Hahahah" Regan tertawa puas meledek Revan.

"Masa sih?" Tanya Riyan penasaran.

"Iya bang, kayanya mereka lagi TerRevan-Revan deh, curiga nanti lulus punya cewek ini mah. Hahaha"

"Apaan cewek-cewek!" Tegur Ezio.

"Bercanda bang, yaelah." Regan menatap Takut kearah Ezio.

"Udah fokus aja dulu sekolah." Sahut Abian.

"Oh iya sayang, Gimana besok jadi mau makan-makan di Rumahnya?" Tanya Rianti kepada Karina.

"Jadi bun."

"Siapa?" Tanya Regan.

"Temen-temen Osis." jawab Karina apa adanya.

"Kok lu gak bilang?"

"Bilang kok. Bang Regankan liat juga di grup! " kesal karina Karina.

"Oh iya. Hahahah" Ujarnya bercanda.

"Ngapain harus di rumah sih?" Heran Revan dengan nada tak sukanya.

"Kenapa Emangnya?"

"Berisik." jawab Revan cepat.

"Gak boleh gitu dong sayang. Masa temen adeknya gak boleh kerumah?" Rianti menasehati anaknya itu agar tidak berbicara seperti itu lagi.

"Tuh denger kata bunda. Yang punya rumah aja fine-fine aja. Kenapa bang Revan yang Repot!" Karina memutar bola Matanya malas.

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang