22

298 12 0
                                    

Restoran mekar mawar—Merupakan restoran favorite keluarga besar Pradigta.
Restoran ini juga merupakan salah satu restoran ternama di ibu kota. Kebetulan pemilik dari restoran ini adalah sahabatnya galen. Maka dari itu galen dan sekeluarga sering makan disini.

"Kalian pesen aja apa yang mau kalian pesen ya." ujar rianti kepada anak-anaknya.

"Ayah sama bunda mau ketemu sama sahabat ayah dulu ya." Galen dan Rianti pun pergi meninggalkan anak-anaknya.

"Gantian dong bang pesennya. Lama banget pilihnya!" sahut karina menyindir revan.

"Sabar kali baru juga mengang." kata revan sambil menatap sinis karina.

Yang paling tua hanya bisa pasrah saja dengan kelakuan siyang paling muda.

Setelah selesai memesan makanan merekapun mulai menyantap makanan pesanan mereka masing-masing. Galen dan Rianti juga sudah ikut bergabung kembali dengan mereka.

"Van, kamu tau gak temen kamu yang dirawat itu?" tanya Riyan kepada revan adiknya.

"Tau." jawabnya singkat.

"Temen sekolah?"

"Heum."

"Namanya siapa?"

"Gavin."

"Kok bisa sampe kecelakaan?" heran aldi.

Revan hanya mengedikan kedua bahunya seolah tidak tau. Sebenarnya revan tau kenapa temannya itu bisa kecelakaan, tapi dia juga kurang yakin. Kalau pun benar, tidak mungkin kan revan ngasih tau kalau temannya itu suka balapan motor? Apalagi regan juga pernah ikutan sekali.

"Lo masih kesel sama si regan karna gak diajak kerumah sakit?" tanya reynal menebak-nebak.

Revan melirik abangnya itu sinis. "Enggak biasa aja." jawabnya acuh.

"Masa sih?" goda reynal.

"Bacot lu!"

"Loh bang revan. Kenapa bahasanya kaya gitu ke abangnya? Itu gak baik loh!" tegur galen kepada revan. Lagi-lagi mulutnya itu keceplosan ngomong kasar.

"Maaf yah." sesalnya.

"Bang kalau sekolah tuh sekalian sama mulutnya biar gak ngomong kasar." ujar karina kepada revan. Revan hanya diam saja tak ingin menjawab ucapan adiknya barusan.

"Bang Revan kayanya lagi gak mood deh, iya kan nak?" tanya Rianti yang dapat merasakan kondisi anaknya itu yang sedang tidak baik-baik saja.

Revan hanya diam saja. Entalah dia juga bingung.

Abian mengandeng bahu adiknya itu. "Mau sesuatu?" tanya abian menawarkan sesuatu kepada Revan.

Revan hanya menggeleng saja. "Enggak bang." jawabnya sedikit lesu.

Abian pun mengusap lembut rambut revan. "Ihhh iri banget adek liat bang revan di gituin sama bang bian:(" ujar karina penuh dramatis.

Bukannya merasa tersentuh dengan ucapan karina barusan. Mereka malah tertawa terbahak mendengarnya.

"Revan kalau gak ada regan, gak bergairah banget." ujar riyan.

"Namanya juga kembar!" sahut karina.

***
Regan sudah sampai didepan rumahnya tersebut. Ternyata keluarganya itu belum juga pulang.

Awalnya regan ingin menelfon salah satu dari keluarganya, namun karena handphonenya habis batrai, akhirnya diapun hanya bisa diam saja.

Tiba-tiba saja perutnya itu keroncongan. Dia lupa belum makan dari tadi pagi. Regan pun berjalan kearah warteg yang tidak jauh dari rumahnya. Meninggalkan motor miliknya itu di halaman rumahnya.

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang