Malam ini Regan Tengah menyiapkan barang bawaannya untuk di bawak Ke Amerika Serikat. Disanalah dia meneruskaan sekolahnya. Yaitu sekolah jurusan Modeling.
Besok dia berangkat. Rasanya cukup berat meninggalkan Seluruh keluarganya. Namun ia harus tetap berangkat. Karena ini adalah impiannya.
Rianti masuk kedalam kamar Regan. Matanya terlihat sembab. Mungkin Bundanya itu habis menangis??
"Sayang.." panggilnya.
"Bunda?"
Tiba-tiba saja Rianti memeluk Regan erat.
"Bunda gak mau kamu pergi nak. Tapi bunda juga gak bisa halangin impian kamu sayang." katanya."Bun, Regan janji akan selalu hubungin Bunda. Selalu."
Rianti meneteskan Air matanya kembali. Ibu mana yang sanggup ditinggal oleh anaknya seperti ini? Tidak ada.
"Kamu janji sama bunda akan jadi anak baik disana?"
"Janji bun."
Rianti memegang kedua pipi bulat Regan. Ternyata anaknya ini sudah tumbuh dewasa.
"I love you sayang." Rianti kembali memeluk Regan erat. Regan juga membalas pelukan tersebut. " i love you so muchh!!"
Datang Galen dari arah pintu masuk kamar Regan. Ia juga sedih melihat jagoannya itu akan pergi dari rumah untuk mengejar impiannya. Kalau boleh jujur, Galen ingin bilang kepada Regan untuk tidak pergi saja. "Bang Regan."
Regan dan Rianti menatap kearah Galen.
"Iya ayah?"
"Ayah cuman mau ngasih tau sama kamu, Disana ada Om bram yang akan mengurusi kamu selama di Amerika."
"Iya Ayah."
Galen menepuk sebelah bahu Regan. "Kalau kamu mau pulang, Kamu telfon Ayah, dan kalau kamu butuh sesuatu bilang sama Ayah. Biar nanti ayah bilang ke Om Bram, kalau misalnya kamu malu."
"Ayah cukup jaga bunda sama yang lainnya."
"Regan ingin kaya Ayah. Bisa melakukan semuanya sendiri."
"Kamu bisa nak. Ayah yakin."
"Yang lain mana?" Tanya Regan kepada Ayahnya.
"Mereka sudah Tidur." Entalah Galen juga tidak tau. Namun saat Galen mengajak yang lainnya untuk kekamar Regan, mereka menolak. Katanya mereka masih belum siap melepas Regan Besok.
"Sekarang kamu Tidur. Biar besok gak kesiangan."
Regan mengangguk iya. Rianti dan Galen pun mencium kening Regan dalam. "Bunda sayang kamu, sayang."
"Regan lebih sayang bunda."
***
Pagi ini Regan sudah siap untuk berangkat. Semuanya juga Sudah siap untuk mengantar Regan.
Di Bandara inilah mereka mengantarkan Regan untuk Pergi.
Regan Menghampiri Abian. Dan lalu memeluknya. "Gue sayang sama lo bang. Makasih udah Rawat gue. Pokonya lo harus sering telfon gue dan bawelin gue kalau gue disana. Gue akan selalu angkat Telpon lo bang. Gue juga bakal dengerin Omelan lo nanti. Jangan lupain gue bang."
Abian menangis. Tentu. Karena selama ini Regan lah yang selalu ia omeli karena sikapnya yang Nakal. Bukan Nakal tapi terlalu Aktif.
"Makan yang sehat. Jangan tidur terlalu malam. Jangan lupa solat. Ya dek?"
"Pasti bang."
"Bang?" panggil Regan.
"Nanti kalau lu mau nikah sama kak sindi, kasih tau gue. Gue juga mau liat Lo duduk di pelaminan." Kata Regan sambil sedikit bercanda biar tidak terlalu sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradigta (BTS Lokal)
Fiksi Penggemarhanya menceritakan kisah keluarga yang penuh kasih sayang satu sama lain tanpa membedakan satupun💜