Revan duduk di tempat kursinya Agus. Kebetulan jamkos. Dan Agus juga sedang sibuk di urusan Osisnya.
Sementara teman yang lainnya tengah sibuk bermain game. Mabar.
Regan melirik kearah sebelah tepatnya kearah adiknya. "Mau hospot?" kata Regan. Saat melihat Revan duduk disebelahnya.
"Gue udah beli kuota."
"Bagus kalau gitu." Regan pun kembali fokus dengan benda pipihnya tersebut.
"Bang?" panggil Revan.
"Hemmm" dehemnya tanpa melihat kearah Reva
"Ayah semalem nanya apa soal lu?"Regan menatap Revan penuh tanya. "Kenapa emangnya?""Gak papa, mau nanya aja."
"Cuman cerita biasaa aja." jawab Regan.
"Kemarin kata Rina, Ayah sama bunda kesekolah. Terus ada urusan gitu. Ayah bilang gak samaa lo?"
"Enggak." bohongnya.
"Gue kaget banget kirain gue ada masalah." kata Revan sambil menyandarkan tubuhnya di tembok.
"Nanti siang gue mau ketemu sama bang Bara, lu mau ikut atau mau pulang duluan?" tanya Regan kepada Revan. Revan hanya diam. Dia ingin ikut tapi dia tidak kenal dengan Bara.
"Malu, gue gak kenal."
"Kapan sih lu gak pernah malu?" Tanya Regan.
"Waktu di rumah." jawabnya apa adanya.
"Kalau lu mau ikut ya ayok. Kalau gak mau, nanti minta bang Reynal buat jemput."
"Gue mau ikut! Tapi gue malu!" jawab Revan.
"Bang bara mau kenal sama lu, katanya biar dia bisa akrab juga sama lu."
"Kenapa mau akrab?"
"Lu gak mau?" tanya balik Regan.
"Mau. Tapi kan gue udah bilang kalau gue malu!"
"Ada Gue Revan! Lagian lu juga gak bakal di suruh buat nunjukin kemampuan lu di depan bang Bara."
Akhirnya Revan pun setuju untuk ikut dengan Regan.
Yusuf datang mengrangkul kedua bahu adik kakak itu. "Upin sama ipin lagi apa nih?" ledeknya.
"Lepasin tangan lu dari bahu gue!" ketus Revan.
"Ipin galak banget deh, hahahah!" Yusuf pun melepaskan rangkulannya tersebut.
"Gue bukan ipin! Gue Revan!" omelnya.
Yusuf hanya tertawa terbahak saja. "Iye van paham gue!" katanya. "Ngambeukan mulu heran deh gue." Revan hanya memutar kedua bola matanya malas.
"Oh iya Re, si Agus chat gue katanya lu disuruh keruang Osis." kata Yusuf.
"Kenapa dia gak chat gue?" heran Regan.
Yusuf mengedikan kedua bahunya tidak tahu. "Mana gue tau. Gak punya nomor lu kali, hahahah!!" candanya..
"Mau ngapain keruang Osis?" tanya Revan kepada Yusuf.
"Mau cari Jodoh! Yaa mana gue tau emang nya gue peramal!" ledek Yusuf. Yusuf pun pergi berlalu sebelum dihajar oleh Revan.
"Bangsat!" umpat Revan kepada yusuf.
Regan menepuk pelan bibir Revan. "Bahasa lu!" omelnya "dia nyebelin!"
"Udah jangan di dengerin nanti gue jitak orangnya. Yaudah gue mau keruang Osis dulu." Regan bangkit dari duduknya itu.
"Jitak dulu dia!" Titah Revan sambil cemberut seperti anak kecil. Regan berjalan kearah yusuf.
Plak!! Regan menjitak dahi yusuf secara tiba-tiba. Revan hanya tertawa puas di tempatnya. "Mampus lu! Hahahaha" teriak Revan kepada Yusuf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradigta (BTS Lokal)
Fanfictionhanya menceritakan kisah keluarga yang penuh kasih sayang satu sama lain tanpa membedakan satupun💜