74

256 14 1
                                    

Hari yang cerah dan juga semangat yang baru. Lupakan masalah yang mengganggu pikiran mu di pagi ini. Lakukan hal terbaik agar masalah mu itu cepat selesai.

Jangan ungkit masalah yang seharusnya tidak jadi masalah besar. Namun pahami makna masalah tersebut dengan lapang dada.

Memang sulit, tapi akan lebih sulit jika kita hanya terus memikirkan masalah itu tanpa mencari jalan keluar.

"Pagi sayang?" sapa Rianti kepada karina.

"Pagiii bunda.." karina menarik kursinya lalu duduk di kursi tersebut.

"Bun, adek boleh minta tolong?" Tanya Karina.

"Minta tolong apa sayang?"

"Adek mau minta tolong bunda, buat buatin bekal makan siang buat nanti adek makan. Takutnya dikantin rame lagi kaya kemarin. Males kalau harus ngantri."

"Oke kalau begitu. Bunda buatin." Dengan senang hati Rianti mau menyiapkan kotak bekal makan siang untuk putri cantiknya tersebut.

"Makasih bun."

Taklama Abang-abangnya karian keluar dari kamar mereka masing-masing.

"Pagi Cantik." sapa Abian kepada karina..

"Pagi Abang- abang ku yang Ganteng-ganteng." sapa balik karina.

Mereka semua duduk di tempatnya masing-maaing..

Sambil menunggu sang ayah keluar dari kamar untuk sarapan bersama. Mereka pun mulai melakukan obrola kecil seperti biasanya.

"Hari ini yang anterin adek siapa?" Tanya karina kepada Reynal dan Riyan.

"Bang Rey aja. Sekalian mau kekampus juga."  Sahut Rey, yang tengah fokus menulis pesan di handphonenya.

"Oke kalau gitu."

"Bang, bang Revan mau bareng?" Tanya karina memastikan. Revan melirik kearah Regan yang tengah sibuk bermain handphone juga.

"Gak tau." jawabnya bingung.

"Kalian masih belum baikan?" Tanya Ezio memastikan. Revan lagi-lagi melirik Regan yang masih fokus main handphone.

"Regan?" Panggil Ezio kepada Regan..

"Heum?" Dehemnya.

"Bang Zio lagi ngomong sama kamu."

Regan pun meletakan Handponenya di atas meja lalu menatap kearah Ezio.
"Apa?" tanyanya lagi.

"Nanti Revan berangkat bareng kamu?" Tanya Ezio.

"Enggak bisa. Gue mau bareng temen gue. Kasian motornya mogok."

"Siapa?" Tanya Riyan.

"Agus." Jawab Regan apa adanya.

"Yaudah kalau gitu Revan bareng karina aja sama Reynal." Kata Aldi memberi saran.

"Lu kaya gitu bukan karena alesan aja kan Re?" kata Reynal sedikit curiga.

"Enggak. Emang bener. Agus tanya di grup siapa yang bisa tolongin dia buat jemput karena motornya mogok. Ya gue bilang aja gue bisa." Kata Regan berterus terang.

"Tapi kan kamu bareng sama Revan." Sahut Riyan.

"Dia bisa bareng sama bang Rey, kasian Agus. Gak ada yang jemput." Balas Regan acuh.

Taklama Galen pun datang juga. Ia duduk di tempatnya lalu menatap anak-anaknya satu persatu memastikan kalau semua anaknya sudah berkumpul untuk sarapan pagi.

Sarapan pun dimulai. Di sela-sela makan Galen berkata sesuatu kepada anak-anaknya. "Nanti malam ada undangan makan malam dari teman Ayah. Ayah harap kalian pulang lebih cepat." katanya sambil menatap anak-anaknya yang sudah berkerja.

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang