Regan dan Revan sudah sampai di tempat balapan Bara.
Cukup ramai. Mereka berdua pun berjalan kearah tempat dimana Bara sedang bersiap-siap.
"Bang?" panggil Regan kepada Bara. Bara membalikan tubuhnya menatap kedua adik kakak itu lalu tersenyum kearahnya.
"Akhirnya adik gue datang juga." kata Bara senang. Bara pun berjalan kearah Regan lalu memeluknya sebentar.
"Gue gak mau kecewain lu bang." balas Regan.
"Gavin juga datang kok. Dia masih dijalan." Kata Bara memberitahu.
"Oh ya? Pantesan waktu di sekolah dia nanyain lo ada ngajak gue enggak."
"Ayok duduk." Ajak Bara kepada Regan dan Revan.
"Oh iya Re, kenalin ini temen gue, Namanya Dewa." Bara mengenalkan Regan kepada temannya-Dewa.
"Gue Dewa."
"Gue Regan bang. Dan ini adik gue namanya Revan." Dewa hanya tersenyum saja kearah Regan dan Revan.
"Wa, mereka berdua ini adik gue. Jadi kalau lu ketemu mereka dijalan atau mereka lagi kenapa-napa lu bantuin." Kata Bara kepada Dewa.
"Gak usah berlebihan bang. Gue bisa jaga diri gue kok." Regan merasa tak Enak dengan ucapan Bara barusan.
"Van, mau minum?" Tawar Bara.
"Gak usah bang. Makasih." Revan masih saja malu-malu. Mungkin dia masih belum terbiasa juga.
Taklama Gavin datang menghamliri mereka semua.
"Gue pikir lu gak dateng Re!"
"Gue cuman gak mau bikin bang Bara kecewa aja." jawabnya.
"Wih gue pikir gak ada elu van." Kata Gavin saat melihat ada Revan juga disana.
"Yaudah gue siap-siap dulu. Lo bertiga tunggu dulu disini." Kata bara kepada Regan, Revan dan Gavin.
"Lu gak kerja vin?" tanya Revan.
"Libur."
"Pantesan."
"Oh iya, Re gue kesana dulu ya? Ada temen gue disana, atau lu berdua mau ikut?" Tawar Gavin.
"Gue disini aja." jawab Regan.
Akhirnya Gavin pun pergi meninggalkan kedua adik kakak itu.
Sedaritadi Revan terlihat gelisah. Mungkin dia bosan? Revan Mencoba mencari kesibukan dengan ponselnya itu namun nyatanya tidak bisa.
Regan tau kalau adiknya itu tidak nyaman berada dikeramaian seperti ini. Regan pun mencoba menyakinkan Revan kalau disini tidak akan terjadi apa-apa.
"Lu bosen?" tanyanya.
"Iya. Gue gak suka." kata Revan berterus terang.
"Mau pulang?" tanya Regan.
Revan menatap Regan penuh tanya. "Balapannya belum dimulai. Kita juga baru nyampe, masa udah mau pulang?" heran Revan.
"Kan barusan elu bilang gak suka."
"Bang, gimana ya reaksi orang rumah kalau kita pergi nonton balapan kaya gini?" Tanya Revan mengalihkan pembicaraan.
"Marah? Mungkin mereka bakal marahin kita. Terus gak bakal ngizinin kita pergi kaya gini lagi deh apapun alasanya." jawab Regan dengan santai.
"Van, lu harus terbiasa dengan orang baru. Nanti lu bakal kuliah. Kita punya jurusan yang kita mau. Dan gak seterusnya gue bakal jagain lu kaya di sekolah." kata Regan sambil menatap kearah depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradigta (BTS Lokal)
Fiksi Penggemarhanya menceritakan kisah keluarga yang penuh kasih sayang satu sama lain tanpa membedakan satupun💜