27

327 12 0
                                    

Malam ini semua anggota keluarga berkumpul di meja makan bersama, begitu juga dengan karina. Dia merasa bosan seharian ini ada di kamar. Maka dari itu diapun meminta ibunya untuk mengizinkannya makan malam bersama di meja makan saja.

"Gimana keadaan kamu sayang?" tanya galen kepada putri bungsunya.

Karina tersenyum manis kearah ayahnya itu. "Udah baikan yah. Udah gak sakit sama pusing juga kok." jawab karina.

"Good girls!"

"Surat sakit karina dikasih kekelasnya kan, bang regan, bang revan.?" tanya rianti kepada kedua anak bujangnya.

"Udah bun, revan titipin ketemennya rina." jawab revan sambil mengunyah makanannya.

"Iya, hana juga bilang kalau bang revan ada kekelas buat titipin suratnya karin." ujar karina memberitahu ibunya itu.

"Sama regan?" tanya reynal. Revan melirik abangnya itu. "Enggak." jawabnya jujur.

"Gue sibuk!" jawab regan cuek.

"Sibuk apa bang regan?" tanya Galen penasaran.

"Lagi ada urusan aja sama temen." alibinya.

Tiba-tiba saja handphone regan bergetar, menampilkan nama Gavin disana. Dia pun mengangkat telfonnya itu.

Regan melirik sekilas kearah keluarganya yang sedang memperhatikannya.

"Hallo?"

...

"Apa?!" Jawab regan dengan raut wajah kagetnya.

...

"Gue otw sekarang!" jawab regan cepat. Regan pun mematikan sambungan telfonnya itu.

Regan menatap ayah dan bundanya secara bergantian. Mereka juga terlihat panik karna melihat anaknya itu panik juga.

"Kenapa sayang?" tanya rianti khawatir.

"Bun, regan pergi keluar bentar ya?" izinya. Regan pun berjalan kearah bunda dan ayanya berniat untuk berpamitan.

"Mau kemana?" tanya rianti lagi.

"Urusan bentaran bun."

"Urusan apa?" tanya ezio.

Regan melirik kearah abangnya itu. "Sesuatu." regan pun pergi mengambil kunci motornya lalu pergi begitu saja dari rumahnya itu.

"Ada apa sih van?" tanya reynal kepada revan.

"Gak tau. Kan gak di kasih tau!" jawab revan apa adanya.

"Dari tadi pagi tuh dia beda banget, apa di sekolah juga gitu dek?" tanya aldi kepada revan. Revan hanya diam saja. Ternyata bukan hanya dia yang merasa abangnya itu berbeda, tapi yang lain juga.

"Iya, banyak diemnya. Terus gak banyak ngomong kaya biasanya."

"Ya namanya juga diem pasti gak banyak ngomongnya lah" celetuk reynal. Revan menatap tak suka kearah abang nya itu.

"Regan kenapa ya?" heran riyan.

"Biar nanti bunda tanyain dia kenapa. Udah kalian lanjut aja makannya." titah ranti kepada anak-anaknya itu.

...

Regan melihat kesekeliling jalanan. Tidak ada siapa siapa. Terus dimana temannya itu.

Handphonenya kembali berdering menampilkan nama yang sedang ia cari sedari tadi.

"Lu dimana?!" tanya regan sedikit kesal.

"Re, sorry. Mendingan lu cabut dari tempat itu. Gue udah aman. Barusan awang jemput gue!" jelas gavin.

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang