Bisik-bising terdengar di beberapa warga dukedom itu. Ini menjadi topik hangat yang dibicarakan semua kalangan.
Mulai dari bangsawan sampai rakyat jelata ikut serta membahas topik itu. Ini tak hanya rumor biasa, namun sesuatu yang sudah dianggap nyata.
"Hihihi, yang benar? Duke Hailam sudah gila?"
Seorang Ibu-ibu yang tengah jualan buah segar itu bicara dengan seorang pelanggannya. Sama-sama Ibu-ibu dan tampaknya mereka sepantaran.
Dua orang itu tampak asyik bercerita walaupun anak kecil mereka sudah berontak untuk segera pergi. Entah topik apa yang membuat dua orang ini rela berdiri berjam-jam hanya untuk bercerita.
Ini karena rumor panas dari Duke Hailam, si penguasa Kastel Singa itu.
"Benar, saudara jauh kami yang kerja di sana juga melihatnya sendiri. Duke Hailam punya hobi baru, dia suka makan makanan beracun" terangnya.
"Ehh? Apakah dia sudah gila karena tak sanggup melawan Duke yang lain? Lagi pula Duke kita terlalu kuat, kan ya?"
Orang ini dari dukedom berbeda. Tempat yang cenderung aman dan terkendali dari kejahatan-kejahatan itu. Tak seperti dukedom yang lain, ini bisa dikatakan sebagai tempat paling damai di kerajaan Yepales.
Seorang wanita dengan pakaian lusuh tampak memperhatikan orang-orang itu. Jelas sekali mata itu bukanlah mata rakyat jelata. Pupil berwarna merah itu tampak menyala meski ia mencoba menyembunyikannya sebisa mungkin.
Wajahnya tak terlalu terlihat, tampak kusam dengan bekas lumpur yang memenuhinya. Tampak sekali ia sengaja melakukan itu. Badannya juga bau, bahkan beberapa ekor lalat ikut mengelilingi seolah mendapat tempat bertelur baru di atas jubah setara kotoran sapi itu.
"Jadi itu bukan sekedar rumor? Duke Hailam memang punya hobi makan makanan beracun. Sesuatu yang berukuran kecil dan lonjong yang kerap ia makan dikala senggang"
Orang kumuh itu bergumam sendiri, tak menghiraukan orang-orang yang melemparkan koin ke daun besar di depannya itu.
"Apakah ia sedang menyiapkan ilmu kebal racun?"
Orang itu berkutat dalam otaknya memikirkan semua kemungkinan. Berdasarkan apa yang ia dengar, Duke Hailam seperti jatuh cinta pada makanan menyiksa itu. Matanya tampak berair dan ludahnya kadang keluar seperti anjing gila. Bahkan tak jarang ia mendesah seperti orang sedang bercinta.
Namun, Duke Hailam dikabarkan tetap memakan benda itu. Seakan ada sesuatu di sana.
"Ting!"
Seorang pria botak menjatuhkan setu keping emas di depan gelandangan bermata merah itu. Ini memancing perhatian orang lusuh bau tersebut. Menengadah ke atas dan memberikan kode tangan yang dibalas oleh orang botak tersebut.
"Bagaimana hasilnya?"
"Duke Hailam mendapatkan pertolongan orang kuat. Mungkin setingkat atau malah di atas Pahlawan"
Orang botak itu tak bicara lagi. Mengayunkan tangannya dan memerintahkan orang bermata merah itu berdiri.
Seolah bersatu dalam harmoni. Kedua orang ini seakan saling mengerti, ini terbukti bagaimana orang bermata merah itu segera bangkit setengah mengambil beberapa logam perunggu dan satu keping emas itu.
Tampak sekali kalau tinggi kedua orang ini sangat berbeda jauh. Orang botak itu berbadan besar, wajahnya buruk dan giginya tampak sudah tidak lengkap.
Berbeda dengan pengemis bermata merah itu. Bahunya tampak kecil tak setegap orang botak itu. Mereka yang biasa mengamati anatomi pasti langsung tahu kalau orang berjubah itu adalah seorang wanita. Seorang wanita bermata merah yang dengan sengaja menyelinap untuk mencari berita.
Kedua orang itu tampak berjalan cukup jauh. Melewati pepohonan besar itu dan menghindar dari pusat kota tersebut.
Jelas sekali kalau mereka melakukan sesuatu yang rahasia. Atau mungkin sesuatu yang tak biasa.
"Ahhh, ini bau sekali"
Orang berjubah itu tiba-tiba angkat suara. Berbeda sekali dengan cara ia menjawab tadi. Sekarang suaranya benar-benar terdengar seperti suara wanita. Sangat cantik dan indah, mirip suara pengisi-pengisi suara di teater itu.
"Ah, nona. Anda tak harus melakukan ini"
Cara bicara orang botak berwajah buruk itu perlahan berubah. Ia bicara tak sopan tadi, seakan dialah yang menjadi atasannya.
Ini berbeda saat mereka sudah mencapai hutan itu. Suaranya berubah dan nadanya menjadi sangat sopan pada gadis yang tengah membuka jubah itu.
Tampak rambutnya hitam mengilat. Itu dipotong pendek di atas bahu dan tampak berbeda dengan kebanyakan orang yang berambut hitam pudar atau agak kecokelatan itu.
Ini adalah warna hitam yang indah, mukanya juga sangat cocok dengan potongan pendek yang tak tampak feminim itu. Sekilas orang-orang mungkin menganggap ia sebagai wanita tampan karena pesona tomboy yang luar biasa itu.
"Hehe, aku cuma ingin menguji apa yang ditulis di buku milik Ibu itu. Katanya orang-orang Bumi suka dengan fantasi itu" ujarnya pelan.
Gadis bermata merah ini mengenakan celana ketat. Tak berlebihan jika dikatakan itu sebagai celana panjang ketat yang menampakkan lekuk indah tubuhnya itu. Sebuah pakaian yang tak biasa dan tak pernah tampak di kerajaan Yepales.
Gadis ini tak terlalu tinggi dan tampaknya baru berusia belasan tahun. Mungkin masih remaja dan belum sampai tujuh belasan. Tak heran jika pembawaannya terkadang tampak seperti anak kecil meski dengan gaya tomboy itu.
"Tapi nona, apakah nona tidak takut jika tak ada bangsawan yang mau melamar. Terlebih nona memakai gaya seperti ini" orang botak berwajah buruk itu tampak skeptis dengan tampilan nonanya yang suka bergaya seperti lelaki itu.
Ini sangat bertentangan dengan gaya para bangsawan yang biasanya memakai gaun warna-warni dan mengilat itu. Ia takut nonanya malah tak mendapat suami nantinya.
"Ah, Paman botak tak usah khawatir" gadis itu tersenyum sapai-sampai menampakkan sedikit taring dimulutnya itu.
Sangat imut, dan sangat indah. Mungkin jika di Bumi, gadis ini bisa menjadi seorang idol dengan mudahnya. Perawakan dan pembawaannya itu juga sudah sempurna. Orang ini tampak seperti ras Asia di tengah kumpulan orang-orang dengan perawakan Eropa itu.
Ada sesuatu yang janggal darinya. Tampak tak biasa, dan sepertinya gadis itu juga mengetahui sesuatu tentang Bumi.
"Paman, Ibu pernah bilang akan sebuah teknik tertinggi. Mereka menyebutnya sebagai teknik reinkarnasi. Aku yakin, semua keributan ini terhubung dengan seseorang dari bumi. Kehancuran dukedom Teratai. Kemajuan dukedom Singa dan kebiasaan aneh Duke Hailam. Aku yakin ini semuanya berhubungan" terangnya lagi.
"Apakah ini karena rumor itu nona? Pasukan Kastel Teratai yang tewas di hutan kematian itu?"
Gadis itu mengangguk, pupil merahnya itu tampak berbinar seakan menemukan sesuatu yang menarik.
"Paman, aku rasa aku ingin memeriksanya" dia tersenyum manis sambil memiringkan kepalanya pada pria berwajah buruk itu.
Ia tampak tak jijik dengan orang yang dia panggil Paman itu. Wajah buruk yang mungkin mengalahkan monster legenda berwajah buruk itu. Dia bahkan tak mirip manusia jika melihat dari wajahnya itu.
Wajah yang penuh bekas luka bakar yang hanya menyisakan mata , lubang hidung dan mulutnya saja. Orang ini bahkan tak memiliki daun telinga, batang hidung juga tak ada.
"Tapi sebelum itu, nona sebaiknya mandi"
Orang berwajah buruk itu mencoba mengipas di depan lubang hidungnya itu. Dia tak bisa menutup hidung, toh batang hidung saja ia tak punya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)
FantasyElisa terbangun di dunia yang asing itu. Ini adalah settingan abad pertengahan dengan sihir dan ilmu bela diri. Dia hanyalah siswi SMA biasa yang akhirnya harus berjuang untuk hidup di dunia itu. Kekuatan misterius yang mengikutinya secara perlahan...