Penyerangan Kapal

379 44 1
                                    

"Bagaimana caranya kita ke sana?" wanita yang tak lain adalah ibu Elisa tampaknya tak mau menunggu lagi. Cukup berisiko jika membiarkan pembudidaya itu lebih lama.

Semua penyerang itu sudah dilumpuhkan, meninggalkan empat orang yang tengah bingung mengenai rencana selanjutnya. Kapal itu terlalu besar dan terlalu tinggi, mustahil bagi Lyra untuk melompat ke atas sana.

"Bocah asing, kamu bisa mengendarai pedang seperti mereka, kan?" tanya Slegkonig untuk memastikan kebenarannya.

Tan Xie yang berasal dari dunia wuxia itu tampak mengangguk. Lagi pula semua praktisi rata-rata pasti sudah memiliki kemampuan terbang seperti itu.

"Kalau begitu, kamu bawa nona Elvira" ujarnya sambil menunjuk pada gadis vampir yang dari tadi tak banyak bicara itu.

Tak seperti tiga orang lain yang punya banyak pengalaman, Elvira baru pertama kali ikut perang dalam skala besar seperti itu. Terlebih kekuatan lawan mereka agak unik seolah tak sesuai hukum dunia mereka saat ini.

"Kalau begitu, permisi nona.."

Slegkonig langsung mengangkat ibu Elisa. Tak banyak bercakap dan mengeluarkan sayap itu dari punggungnya.

"Kalau begitu, kamu duluan" dia tak menunggu respons gadis vampir yang ia tinggalkan bersama pemuda dengan rambut jerami itu. Langsung meluncur dan pergi menuju kapal besar tersebut.

"He, hei tunggu" Elvira si gadis vampir itu tampak panik, menatap sebentar pada pria berambut jerami itu sebelum akhirnya membuang muka.

"Hmph, ayo cepat" dia seperti malu-malu kucing melihat pemuda ini.

--

"Kita diserang!!" orang-orang itu tampak panik saat sosok itu mendarat di atas kapal mereka.

Sosok pemuda dengan anting berbentuk pedang ditelinga dan seorang wanita di gendongannya itu.

Slegkonig dan Lyra alias ibu Elisa. Dua sosok yang langsung dikepung oleh orang-orang yang mengenakan pakaian putih dengan motif awan berarak berwarna biru itu.

"Siapa kalian? Dan apa mau kalian" ujar salah seorang penumpang kapal sambil mengacungkan pedangnya itu.

"Harusnya aku yang bertanya begitu"

Sebagai orang yang sudah hidup puluhan tahun sampai tua, Lyra si Ibu Elisa jelas sudah kenyang dengan tingkah kroco yang cari mati itu.

Mereka yang menyerang tanah ini dan sekarang malah bertanya kenapa Lyra dan Slegkonig menyerang balik.

"Lancang!!"

Beberapa tokoh tambahan tampaknya juga maju. Orang-orang dengan pakaian tak biasa seolah menunjukkan kedudukan mereka itu.

Mata gadis itu tampak menatap dengan tajam. Dua sosok yang mendatangi mereka mengikuti orang-orang yangh mengepung itu.

Ini membuat Lyra memberikan sinyal pada Slegkonig untuk membagi tugas mereka.

"Nona tak usah khawatir, biar aku menyapu mereka" ujar pemuda berambut acak-acakan dengan anting berbentuk pedang itu.

Slegkonig bukan menjadi Konig tanpa alasan. Ia mempunyai kekuatan cukup besar juga yang membuatnya bisa berdiri tinggi di dunia itu.

"Hujuan Racun!!"

Dia menyibakkan tangannya itu, berubah menjadi cairan hijau yang langsung bertebaran ke udara.

Cairan itu tampaknya kuat seperti asam yang membuat meleleh beberapa bagian kapal itu. Sangat hebat, sepeti meteor-meteor kecil sebesar ujung jari yang berjatuhan seperti peluru.

"Trangg"

"Akhhhh"

Beberapa dari mereka langsung dibuat meregang nyawa saat pedang itu ditembus cairan hijau tersebut.

Slegkonig, iblis buruk rupa yang memiliki kemampuan racun dan sedikit menghentikan waktu. Ini terbukti dari bagaimana ia membuat kubah sekitar sepuluh meter yang menghentikan pergerakan para penyerang itu. Membuat mereka menjadi sasaran empuk cairan hijau merusak tersebut.

"Mati!" ujarnya yang diikuti dengan puluhan orang yang dagingnya dibuat melepuh tersebut. Sungguh kekuatan asam dan racun yang amat kuat, sampai-sampai tiga orang berpakaian berbeda itu harus melompat beberapa meter ke belakang untuk menghindarinya.

"Aku tak menyangka ada orang kuat di dunia ini" Salah satu dari tiga orang itu angkat bicara. Badannya kurus sampai-sampai tulang dada itu menyembul seolah ingin memakan kulitnya sendiri. Seperti tengkorak hidup dengan bola mata juga ikut menyembul.

Ia adalah tipe orang yang kelihatan akan mati sekali pukul. Namun siapa sangka kalau orang ini juga masuk sebagai kalangan petinggi di kapal mereka. Kapal sebesar gunung yang membawa pasukan penjajah itu.

"Kalian berdua, hajar dia"

Orang kurus itu memberikan komando pada dua temannya. Dua orang yang ternyata hanya mencari ajal saat godam raksasa itu menghantam dada mereka.

"Kenapa mereka selemah ini?" Lyra tak menyangka jika penjajah itu cukup lemah. Satu-satunya keuntungan mereka adalah kapal besar yang tampaknya peninggalan sosok hebat dari masa lampau.

"Nona, aku akan menghancurkan mereka semua" ujar Slegkonig setelah mengamati semuanya. Tak ada siapa pun yang ia rasa menjadi ancaman dari orang-orang itu. Seperti kumpulan bandit yang kebetulan mendapatkan senjata canggih saja.

"Krakkkk"

Baru ingin bertindak, kedua orang ini dibuat kaget dengan bagaimana pria besar yang muncul itu memutar leher pria kurus dengan tulang menyembul itu. Dia tampak menyerap sesuatu darinya sebelum mencabut tengkorak dengan mata menonjol tersebut.

"Siapa dia? Kenapa aku tak merasakan kekuatannya dari tadi?" batin Slegkonig dan Lyra yang tiba-tiba saja menerima intimidasi dari aura orang besar ini.

"Berani sekali kalian datang ke kepalku" ujarnya dengan geram.


Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang