Ibu Elisa

433 60 0
                                    

Dunia memang terbentuk dari jalinan waktu yang mengarah pada suatu takdir. Seseorang yang terlarih hari ini mungkin tercipta karena jutaan kisah cinta dimasa lalu. Di mana dua leluhur mereka bertemu, dan bagaimana ayah dan ibu mereka berjumpa. Jika satu alur saja terganggu, maka dia yang ada saat ini mungkin tak akan pernah ada.

Itulah uniknya jalinan waktu. Seseorang terlahir dari jutaan kisah cinta dari pendahulunya. Pertemuan dan tuntunan takdir yang tak bisa dibaca.

Kembali beberapa ratus tahun dahulu. Atau mungkin tepatnya seribu tahun yang sudah lewat. Beberapa tahun dari titik Elisa melakukan perjalanan waktu.

Mungkin inilah yang disebut takdir. Sebuah peristiwa yang terjadi sepuluh tahun setelah kejadian itu.

Seorang gadis berambut hitam kelam dengan wajah Asia nya. Memiliki taring yang menyembul dibalik bibir indah itu.

Tubuhnya mungkin masih seperti anak usia belasan. Namun umur gadis ini sudah lewat dua puluhan. Gadis yang selalu setia di gubuk Elisa dahulu. Membaca dan bercanda dengan pengawalnya itu.

Pengawalnya sangat tampan, sekilas mirip remaja di usia tujuh belasan. Memiliki rambut acak-acakan dan berwarna putih serta dua buah anting unik ditelinganya. Anting yang berbentuk sebuah pedang kecil itu.

"Nona Elvira, perasaanku tak enak hari ini" pemuda tampan itu menasihati nonanya yang tetap ingin mengunjungi gubuk itu.

Vampir kecil yang sudah berganti nama itu. Memilih nama Elvira setelah fisiknya berubah saat meminum urine itu. Ini memang menjijikkan, namun inilah kenyataannya. Salah satu titik poin penting dunia itu berasal dari keteledoran pewarisnya dimasa depan. Lili si Vampir yang terkena kutukan dan dibawa Elisa ke masa lalu.

"Sokh, kamu tak usah khawatir begitu. Bukannya kamu sangat kuat?" gadis itu seakan tak peduli dengan itu dan terus membaca koleksi buku ini.

Ia sudah bisa memahami karakter dan bahasa aneh itu. Seperti penerjemah otomatis yang mengubah huruf asing itu menjadi huruf yang mereka tahu.

"Aaaa, aku ingin ke bumi"

Dia meletakkan buku itu diperutnya. Sambil berbaring dan menatap langit-langit gubuk kecil yang ia anggap mewah itu.

Ini adalah kisah unik, kisah percintaan yang tragis namun berakhir indah karena sebuah es krim. Sebuah cerita yang tentu menggugah para remaja, terlebih Elvira baru memasuki fase dewasanya meski tubuhnya masih tampak seperti anak usia belasan.

"Tapi aku benar-benar merasakan ancaman" ujar Sokh ini lagi. Itu adalah nama yang diberi gadis itu. Slegkonig alias iblis buruk rupa yang sama sekali tak cocok dengan wajahnya saat ini. Jika ini disebut buruk rupa, lalu apa namanya orang yang lebih jelek dari pemuda tampan ini?

"Ancaman? Apakah ada sesuatu yang lebih kuat?" gadis ini akhirnya duduk karena sudah beberapa kali Slegkonig menyebut ancaman ini. Jika begitu, Elvira yakin jika ancaman itu jelas bukan masalah biasa sampai-sampai pelayannya yang kuat itu takut memikirkannya.

"Aku rasa ada makhluk dunia lain yang memasuki alam kita" ujarnya dengan muka menegang.

Jelas saja, Elisa tak ada di sana sekarang. Jika ada entitas kuat, bisa-bisa dunia ini hancur oleh mereka.

"Apakah ia tak terkalahkan?" tanya Elvira lagi.

"Nona tak usah khawatirkan itu, aku rasa ancaman itu akan kalah. Toh nona Elisa bisa datang dari masa depan" pemuda itu berpikiran cerdas. Jika Elisa dimasa depan masih ada, itu artinya dunia mereka tak apa-apa. Dengan kata lain, sebuah ancaman besar yang bisa mereka halau nantinya.

Cuma itu yang bisa dipastikan iblis buruk rupa ini. Sisanya ia tak tahu, seperti berapa banyak makhluk dunia itu yang akan punah karena ancaman yang datang ini.

"Blarrrr"

Baru beberapa tarikan nafas mereka membahas ini, sebuah benda keras terdengar menghantam tanah tak jauh dari situ. Sesuatu yang membuat Slegkonig dan gadis vampir itu langsung melompat dan mencari tahu.

--

Tampak lubang besar di sekitar sana. Sebuah lubang yang penuh dengan asap itu.

Ini adalah pemandangan unik, di mana tampak sesosok tubuh yang terbaring di tengah lubang besar itu. Tubuh yang membuat Slegkonig terbelalak.

"Aku merasakan sesuatu yang mirip dengan nona Elisa dari orang ini" ujar pemuda tampan itu.

Sebagai pelayan setia, ia langsung melompat ke arah tubuh itu. Memeriksa tanda-tanda kehidupan yang tampaknya orang itu masih memiliki nyawanya.

Slegkonig juga melirik pada sebuah godam besar yang tampak berat itu. Sebuah senjata yang sama sekali tak cocok dengan lengan kurus wanita ini.

"Siapa orang ini?" Slegkonig alias iblis buruk rupa langsung mengangkatnya. Tak lupa membawa godam raksasa itu ke dalam sana.

"Nona Elvira, apakah ada ramuan lain yang ditinggalkan nona Elisa?" tanyanya yang langsung diambilkan oleh gadis vampir itu.

Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang