Elisa Bangun

586 86 0
                                    

Sembilan hari berlalu dalam dunia mimpi itu. Elisa cukup banyak bercakap dengan orang misterius bernama "Narator" ini.

Ada banyak pengetahuan baru yang ia dapat. Gadis berambut ungu keperakan itu perlahan menyadari rahasia dunia ini. Sebuah segel terakhir yang menandakan klimaks dari kisahnya sudah terbuka.

Mata keunguan itu mengilat saat ia bangun dari tidur panjangnya. Terbangun di atas pangkuan pria berwajah cantik yang bernama Artie ini. Pria yang terus melindungi Elisa di tengah tanah kosong penuh lubang itu.

Sisa kehancuran yang disebabkan duchess sebelumnya masih tampak. Elisa tersenyum dan mengusap balik rambut iblis yang melindunginya itu.

"Untuk ke sekian kalinya, terima kasih" ujar Elisa sambil tersenyum tulus.

Ia benar-benar pada posisi puncak sekarang. Menjadi eksistensi tertinggi itu. Kekuatannya pun sudah maksimal dengan indra yang sangat tajam itu.

"Narator" panggil Elisa.

Suara mekanis itu kembali muncul dan menjawabnya.

"Ada apa nona?"

Suara mekanis yang sebelumnya cuma bisa searah, sekarang sudah bisa berkomunikasi dengan Elisa. Elisa bahkan kaget saat tahu kalau suara itu adalah milik pria berambut acak-acakan yang mencatat semua kisahnya itu. Seorang pria yang mengaku sebagai "Narator" dari dunia mereka.

"Aku merasakan semuanya berpencar" ujar Elisa.

Kesadarannya memang sudah sangat kuat. Gadis ini sudah bisa merasakan ratusan kilometer jauhnya dari tempat ia sekarang. Ada banyak organisme yang belum pernah ia lihat, termasuk ras demi ras berbeda dengan manusia itu.

"Artie, aku rasa aku sudah mendapatkan jawabannya": ujar Elisa kembali.

Ia menatap langit biru indah yang sudah mendapatkan siangnya kembali. Matahari itu sudah dikembalikan oleh Elisa dan sekarang berfungsi seperti seharusnya.

"Siang dan malam sudah lengkap, maka Ego Dewa akan muncul juga. Aku rasa mereka akan segera melakukan penyerangan. Apakah itu alasanmu mengirim yang lain, Artie?" tanya gadis berambut ungu keperakan yang masih mengenakan celana jogging dengan hoodie bertudung telinga kucing itu.

Tatanan dunia itu memang berubah. Satu halaman yang ditulis Melisa menghancurkan semua keindahannya. Mengganti dunia duke dan duchess ini menjadi dunia fantasi penuh monster dan alam-alam gaib. Sesuatu yang tak terlalu disukai Elisa.

"Betul nona, Melisa kemungkinan akan menyerang dengan kekuatan penuh dari langit" jawabnya.

"Haaaahh"

Elisa sudah bisa merasakan semuanya, namun keberadaan gadis yang membencinya itu seakan hilang dari radarnya.

"Inikah kekuatan pertahanan absolut?" bisik Elisa lagi.

"Narator, bagaimana cara menghancurkan pertahanannya?"

[Nona harus mendapatkan bibit semesta, atau inti semesta. Itu biasanya didapatkan dari semesta yang hendak hancur] Terang narator dengan suara mekanis itu.

"Dengan kata lain, aku harus mencari dunia buku lain yang sudah tak diurus oleh penulisnya?" tanya Elisa untuk memastikan.

[Betul Nona]

Jawaban itu jelas membuat kepastian. Elisa membutuhkan benda yang disebut inti semesta ini untuk membuka penghalang gadis itu. Itu satu-satunya cara untuk menghancurkan penghalang absolut itu. Penghalang yang bisa menangkis seratus persen serangan dalam bentuk apa pun. Sebuah kekuatan cheat yang diumiliki oleh Melisa.

"Baik, aku akan mencari itu. Tapi.."

"ya, nona?" tanya Artie dengan heran.

"Aku memang tak bisa merasakan keberadaan Melisa. Namun aku melihat Odd sedang terdesak karena seseorang"

Perkataan Elisa mengindikasikan ada sesuatu yang kuat. Tak mungkin Odd kewalahan hanya karena satu atau dua Neokonig saja. Iblis baru yang sok-sokan menjadi Konig dengan menyandang nama itu. Sesuatu yang bisa mereka tampar sampai mati oleh Artie dan pelayan lain dari Elisa.

"Apakah Melisa di sana?"

"Aku rasa"

Elisa menjentikkan jarinya. Membuat tubuh dua orang itu menghilang dan pergi menuju kerajaan Vampir. Tempat di mana Elisa merasakan pertarungan sengit antara Odd dengan sosok yang tak bisa ia deteksi itu.

--

"Brtakkk"

Serangan racun dari Odd seakan tak mempan. Gadis berambut biru keperakan itu masih dengan santai berjalan tanpa merasakan apa-apa. Seolah ada kubah berbentuk bola yang mengelilinginya. Kubah yang menjadi pertahanan absolut yang bisa menyelamatkannya dari apa pun. Termasuk dengan apa yang mereka sebut sebagai kematian karena faktor usia.

Ini adalah kekuatan mengerikan. Apa yang mereka kenal sebagai domain master karena dia kebal dalam benda bulat di sekelilingnya itu.

Uniknya, pemilik domain biasanya tak bisa berpindah dari pusat lokasi pertahanannya itu. Namun Melisa seakan diikuti oleh kubah itu seperti ialah yang menjadi pusat dari pertahanan absolutnya. Inilah yang membuatnya makin mustahil untuk diserang. Sosok dengan pertahanan absolut yang tak akan bisa disentuh tanpa ia yang mengizinkan.

"Fufufu, budak Elisa tampaknya tak setangguh itu" cemoohnya seakan budaknya lebih baik daripada pelayan-pelayan Elisa ini.

Odd sedang ada di kerajaan Vampir. Tempat ia dulu mengabdi dan sekarang diserang oleh wanita misterius ini. Entah apa maunya, namun gadis itu seakan mengincar semua yang berkaitan dengan Elisa.

"Hati-hati!" Odd memberikan arahan saat melihat gelagat wanita ini. Ia memperingatkan Lili si gadis vampir mungil yang hendak menyerang itu.

Tak ada serangan mereka yang mempan, meski jurus andalan sekalipun mereka gunakan. Gadis itu seakan berada dalam kubah yang terisolasi akan hukum lainnya didunia itu. Sebuah benda yang mereka sebut sebagai pertahanan absolut.

Mata odd terbelalak melihat benda yang ia keluarkan itu. Sebuah benda seperti gelintir matahari yang berwarna hijau dan penuh dengan aura kebencian. Itu seakan semua emosi negatif dunia diserap olehnya.

"Kau tahu? Suara mekanis itu memberitahuku guna benda ini dahulu. Benda yang menyerap emosi negatif dan bisa menjatuhkan kutukan juga" ujarnya sambil tersenyum. Senyuman yang sangat tak cocok dengan wajah cantik itu. Ia mengotori wajahnya sendiri dengan senyuman buruk tersebut.

"Kutukan waktu!!"

Sinar hijau itu bergerak seperti ular. Gerakan meliuk-liuk yang membuat Lili beberapa kali melemparkan tubuhnya ke samping untuk menghindar. Namun sayang, semakin ia lari maka semakin beringas juga cahaya itu. Cahaya yang akhirnya mengerubungi tubuh mungil gadis ini.

"No, Noaaa" Odd berteriak saat melihat tubuh gadis mungil yang ia layani dahulu mendadak dimakan oleh cahaya hijau itu.

Sinar yang semakin lama semakin menipis dan membiarkan Lili berdiri dengan bengong disana.

"No, nona? Apakah merakan sesuatu yang janggal?" tanya Odd dengan panik.

Lili menggeleng. Ia tak merasakan apa pun pada tubuhnya. Tak ada apa pun yang berubah dari tubuhnya seolah serangan itu hanya angin kosong saja.

"Itu adalah kutukan" ujar Melisa sambil tersenyum.

"Dia akan mati saat matahari terbenam untuk ketiga kalinya" ujarnya dengan horor. Itu artinya Lili akan mati pada hari ketiga.

"Nah, tampaknya Elisa jalang sudah datang. Aku pergi dulu"

Kubah itu langsung terlihat makin solid. Secara perlahan menghilangkan tubuh gadis berambut biru keperakan ini. Tubuhnya seakan lenyap dari dunia tersebut.

Memang benar, Elisa langsung muncul bersama Artie disisinya. Muncul dan melihat wajah Lili si vampir yang tampak pucat pasi. Itu bukanlah kutukan yang main-main. Kutukan seolah Melisa ingin mempermainkan emosi Elisa yang baru bangun dari tidur panjangnya.


Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang