Hutan lebat itu terasa sepi, hanya suara hewan malam yang terdengar samar-samar. Seakan tak ada nafas manusia terdengar dari sana.
Ya, namun uniknya tampak seorang bocah melompati pohon ke pohon tanpa suara. Bocah ini berambut putih, seperti uban meski tubuhnya sendiri masih seperti anak usia sepuluh tahun.
Orang yang melihat jelas tak akan percaya jika ada bocah kecil yang sudah mencapai ranah Pahlawan itu. Ini jelas terlalu mengada-ngada dan tak memungkinkan.
Namun inilah kenyataannya, bocah yang memegang sebuah busur yang tampak seperti busur modern perlombaan memanah itu. Tampak mendominasi dengan warna merah pekat yang menyilaukan mata orang yang melihatnya.
Dia adalah Aldaram, bocah yang di interogasi Elisa dahulu saat mencari pohon kakao ajaib itu. Ini adalah bocah yang ia kasih makan hidangan lezat beralaskan daun tersebut. Bocah biasa yang secara tiba-tiba mencapai ranah tertinggi yang diketahui manusia. Ranah pahlawan yang bisa saja mengangkat derajatnya berkali-kali lipat.
Akan ada banyak bangsawan yang rela menjilati pantat bocah ini sampai bersih jika tahu kalau ia memiliki ranah tinggi seperti itu. Dan tak akan sedikit yang mencoba memperalatnya berhubung dia masih bocah yang amat belia.
"Sriiing"
Dia menarik busur itu tak menggunakan anak panah atau apa pun. Namun uniknya sinar kemerahan langsung muncul di sana laksana kobaran api.
"Jrashhhh" bergerak dengan amat cepat menghantam punggung orang dengan jubah hitam itu.
Ini sudah dua hari perjalanan dan bocah ini masih belum melihat ujung dari pencariannya. Gadis desa yang ia kenal. Gadis yang Bernama Aina yang biasanya pergi ke hutan untuk bermain dengannya.
Tiba-tiba ia mendengar teriakan dari jarak cukup jauh. Lengkingan suara gadis itu yang kemudian tak muncul lagi setelah cukup lama Aldaram menunggu.
Gadis yang biasanya bermain dengannya seolah hilang, lenyap dan tak muncul lagi. Inilah yang membuat bocah ini langsung buru-buru untuk mencari.
Meski ia kuat,m namun otaknya belum sempurna. Ia masih anak kecil yang bodoh dan itulah kenapa ia menunggu cukup lama untuk memastikan apakah suara itu benar-benar Aina atau malah orang lain.
Suatu Tindakan bodoh yang membawanya pada pencarian tanpa henti ini.
"Aaaaaaa"
Anak panah cahaya merah itu sukses menghantam kaki orang itu. Membuatnya tersungkur dan melolong keras di tengah malam sunyi itu. Ini membangunkan para binatang yang berhamburan dari sarangnya. Teriak dari seseorang yang seolah hendak mencoba mencabik dunia.
"Di mana orang yang kalian culik?" tatap Aldaram dengan dingin.
Ia masih belum pandai mengontrol emosinya. Apa yang ada diotaknya sekarang hanyalah mencabik-cabik orang ini dan segera menghabisi nyawanya. Tak lebih dari itu.
"Trakkk"
Tak menerima jawaban, ia menendang tangan orang itu hingga putus. Ini membuat pria berjubah hitam itu Kembali merintih kesakitan.
Bocah berambut putih ini seakan tak puas, Mencoba menghantamkan kakinya pada dada pria ini dan menghancurkannya.
"Trangg"
Belum sempat menunaikan niatnya, beberapa benda tajam melayang ke arahnya. Ini membuat Aldaram mengibaskan panah itu dan menangkis semuanya.
"Ma, maattii"
Dengan sisa satu tangan lagi, orang berjubah yang menggigit bibir menahan rasa sakit itu berusaha memegang kaki Aldaram.
Sungguh cara yang licik dari orang yang cuma selamat karena kawanannya datang. Jika tidak mungkin dadanya sudah bolong akibat diinjak Aldaram.
"Kau pikir aku apa?" ujar Aldaram dengan senyum sinis.
Ia hanya sedikit menarik dan menendang kakinya, dan tangan orang itu lepas dari lengannya. Ini sesuatu yang sangat cepat dan hanya membuat yang lain bengong sebelum mendengar teriakan memilukan satu kali lagi.
"Bu, bunuh!!!"
Salah seorang memberi komando dan komplotan itu langsung bergerak seperti kehilangan akal.
Mereka sadar kalau bocah ini adalah anomali, namun tetap melaksanakan perintah yang seolah hanya misi bunuh diri itu.
"Sriiing"
"Jrashh"
Sama seperti sebelumnya, setiap tarikan panah itu mengeluarkan sebuah cahaya merah yang amat tajam. Hanya butuh beberapa Gerakan dan semuanya sudah dilumpuhkan oleh Aldaram.
Ia tak membunuh mereka, hanya menghancurkan dua tangan dan kaki itu meninggalkan orang ini dalam keadaan tanpa harapan. Meskipun tetap hidup, mereka tak akan bisa hidup seperti dulu lagi. Mereka hanya akan jadi orang tak berguna di tengah masyarakat yang masih minim empati itu.
Bocah berambut putih itu mendekat, mengangkat tubuh tanpa lengan dan kaki itu dengan cara menarik rambutnya. Mendekatkan wajahnya pada orang yang sudah seperti hewan mati itu. Mata sayu dengan bibir pucat kekurangan darah.
"Di mana anak-anaknya?" tanya Aldaram lagi.
Ia tak mau berlama-lama. Semakin lama maka kemungkinan Aina tetap hidup juga makin sedikit. Namun sialnya, orang-orang ini malah tersenyum sinis seolah tengah mengejek bocah ini.
"Ma, mati saja" ujarnya masih mencoba tertawa.
"Plakkk"
Aldaram menempeleng kepala itu hingga putus. Sungguh kekuatan yang di luar nalar.
Ia beranjak pada orang lainnya, dan menanyakan hal yang sama. Ini terus berlanjut dan jawaban mereka tetap sama.
Pada akhirnya semua orang itu tewas dengan kepala putus akibat ditempeleng Aldaram.
"Aina" batin Aldaram lagi.
Seakan tak ada petunjuk yang ia dapat, membuat bocah ini Kembali putus asa. Semua sudah ia coba, dan satu-satunya yang ketemu hanyalah kawanan berpakiaan hitam ini. Tak ada yang lain yang ia dapat.
Setidakjnya itulah yang dipikirkan Aldaram, ia duduk termenung ditempat itu. Berpasrah akan keadaan, sebelum mata tajamnya itu menengok pergerakan dari jarak beberapa ratus meter dari tempatnya terduduk.
Bayangan yang sekilas tengah menggendong seseorang. Tampak jelas kalau itu adalah salah satu pelaku penculikan.
Aldaram menggembos nafasnya, sangat tipis seakan mengeluarkan semua isi paru-paru itu. Kejap berikutnya bergerak seperti peluru tanpa suara.
Ia sadar kalau berburu tak akan menghasilkan apa-apa. Memutuskan untuk terus mengikuti dan mengintai orang ini tanpa diketahuinya. Siapa tahu, penculik ini akan membawa Aldaram pada pelaku sesungguhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)
FantasyElisa terbangun di dunia yang asing itu. Ini adalah settingan abad pertengahan dengan sihir dan ilmu bela diri. Dia hanyalah siswi SMA biasa yang akhirnya harus berjuang untuk hidup di dunia itu. Kekuatan misterius yang mengikutinya secara perlahan...