Kebangkitan Traumtaut (Diabhal) I

1K 135 4
                                    

Tak akan ada yang menyangka, hutan lebat di luar yurisdiksi kerajaan Yepales itu malah menyimpan cerita kengerian. Ini adalah tempat yang sudah masuk wilayah kerajaan Vampir, tempat orang-orang berwajah unik seperti ras berbeda itu.

Ini sebuah fasilitas besar, penuh kerangkeng besi berisi anak manusia. Sebuah pemandangan memilukan di mana anak-anak kecil itu di culik dan di bawa ke sana untuk dikurung seperti kera.

Mereka tak peduli, pria ataupun wanita. Semuanya diinterogasi oleh para penjaga terkait usia mereka.

"Hei, kau berapa usiamu?" pria berwajah sangar dengan perut buncit itu mendatangi bocah kecil itu. Bocah lelaki yang tampak pucat dan sudah terkencing di celana.

Bocah itu tak menjawab, dan prajurit itu mengangkat tangan bocah ini seperti tengah memegang seekor kera. Tak ada tatapan kasihan dari matanya itu, seolah hewan buas yang siap memangsa bocah tersebut.

Ini tak cuma satu orang. Puluhan prajurit lainnya juga melakukan hal yang sama, hal tak manusiawi yang akan membuat darah siapa pun mendidih.

"Se, Sembilan tahun" ujar bocah itu yang akhirnya membuka mulut juga.

"Satu lagi memenuhi kualifikasi" prajurit itu berteriak dan seorang prajurit lain datang dan menggiring bocah itu.

Ini adalah proses screening ketat untuk mencari kriteria sesuai perintah tuan mereka. Anak di bawah sepuluh tahun, tak boleh lebih dan tak boleh salah. Sebuah persyaratan spesifik dari perintah yang mereka dapat.

Bocah yang tak tahu apa-apa itu cuma menurut. Seperti kambing yang ditarik tuannya menuju tempat penjagalan itu. Barulah sampai di sana ia terbelalak, berusaha berteriak namun tak sempat.

Pukulan ke kepala itu membuat bocah ini langsung menggelepar. Seperti ikan yang jatuh ke darat, bergerak cepat dan bergetar hebat. Berusaha mempertahankan selembar nyawa yang hampir terlepas itu.

Mungkin itulah yang diinginkan tubuh bocah tersebut. Sayang, beberapa prajurit langsung datang dan merobek pakaian yang terkena darah itu.

Bergerak dengan cepat menghunuskan pedang membuka area dada bocah malang tersebut.

Mereka melakukannya dengan keji, seperti tengah mencincang sapi. Potongan-potongan daging manusia itu berserakan menampakkan dada bolong terbuka lebar dengan sebuah organ jantung di sana.

Paru-parunya sudah tercabik oleh serangan itu. Namun tujuan mereka tentu cuma jantung tersebut. Jantung yang tak boleh cacat dan dipotong dengan hati-hati oleh orang itu. Seperti seorang ahli bedah, namun bukan untuk menyelamatkan nyawa manusia. Ia adalah ahli bedah untuk mengambil organ tubuh mereka.

"Oke, sudah selesai. Lemparkan ke sana"

Orang itu memberi perintah, dan beberapa orang langsung mengangkat tubuh tak bernyawa dengan dada tercabik itu. Mengangkatnya dan membawa pada lubang besar tak jauh di sana. Sebuah lubang yang menampung ratusan jasad yang sudah mulai membusuk itu.

Bau bangkai manusia jauh lebih busuk dari binatang. Itu terbukti dengan prajurit ini yang langsung menutup hidung sebisanya. Ia tak tahan akan bau bangkai menyengat itu.

Kembali ke tempat kumpulan kerangkeng, salah seorang penjaga tampak tengah menginterogasi gadis belia itu.

Gadis belia yang tampak lusuh namun tak menyembunyikan wajah manis itu. Dia mungkin akan jadi wanita cantik dimasa depan.

"Nama?"

Prajurit itu seakan tengah mengabsen para tahanan mereka. Berlagak seperti seorang guru yang tengah menginterogasi muridnya.

"A, Aina" jawab gadis itu dengan lirih.

Bibirnya pria yang bertanya itu amat buruk, seperti habis disengat tawon. Begitu besar dan tembem, yang membuat wajah buruk itu makin menonjol.

Belum lagi bulu tubuh yang abnormal, bulu dada itu amat lebat yang sampai-sampai membuat gadis kecil ini bergidik ngeri.

"Umur?"

"Se, sepuluh tahun"

"Ini tidak memenuhi kualifikasi" teriaknya karena jantung yang dicari sudah tak sesuai kriteria.

"Jrashhhhh"

Sayang, ia bahkan tak tahu apa yang terjadi. Hanya sinar kemerahan yang ia lihat dan detik berikutnya orang berwajah buruk itu langsung tumbang.

Kepalanya bolong seperti dihantam sesuatu yang tajam. Sesuatu yang bergerak sangat cepat, sinar berwarna kemerahan.

"Ki, kita diserangg!!" Orang-orang penuh nafsu itu langsung berkumpul dan menegang.

Teman mereka mati bahkan tanpa tahu apa yang terjadi. Tubuh buruk itu menghantam tanah layaknya goni berisi gandum. Berbunyi keras saat menghantam bumi dengan nyawa sudah terlepas.

"Si, siapa!!?" mereka tak melihat apa pun di sana. Namun sinar merah itu Kembali muncul diikuti oleh teriakan lainnya.

Mungkin inilah yang disebut sebagai karma. Orang itu baru sadar akan kekejiannya saat hal yang sama menimpa mereka.

Bau pesing memenuhi tempat itu. Orang-orang dewasa itu dibuat kencing di celana karena serangan tak terduga.

"Aakhhhhh"

Seakan disengaja, serangan itu sekarang mengarah ke selangkangan mereka. Membuat orang-orang itu berguling kesakitan dengan mata melotot seakan hendak keluar.Ini adalah rasa sakit luar biasa, saat dua buah benda bulat itu dibuat Meletus oleh cahaya merah itu.

Penyerang mereka seakan dengan sengaja tak memberikan luka membunuh. Dua biji itu pecah diiringi isak tangis dari prajurit biadab itu.

Mereka meronta minta ampun seakan berharap dibunuh. Namun apakah itu cukup? Tentu tidak.

Bocah berambut putih dengan mata menyala itu tampak bergeming. Ia memantau dari kejauhan dan terus menyerang semua penjaga.

Semua orang dewasa itu tumbang dengan biji berharga mereka berlubang. Ini membuat selangkangan mereka berdarah dan orang itu menggeliat seperti cacing kepanasan.

"Kalian adalah orang-orang yang harusnya abadi di neraka" gumam bocah berambut putih yang tak lain adalah Aldaram itu.


Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang