Konig Sesat

814 103 2
                                    

"Blarrrrrr"

Para iblis berwajah manusia itu dibuat bengong. Kulit merah mereka itu tampak makin mencolok di bawah sinar dua matahari tersebut. Sesuatu yang tak mereka sangka, sosok bertopeng iblis dengan dua tanduk itu sangat mengerikan.

Buktinya, cengkaman tangan ke kepala dia iblis itu tak bisa mereka lepas. Begitu kuat, seperti jari-jari besi yang amat kokoh.

"Kraaakkk"

Sekali meremas, dua kepala itu hancur seperti sebuah jeruk yang diperas. Mengeluarkan darah merah dan benak mereka. Menjatuhkan tubuh tanpa kepala.

Meski berkulit merah, masih terpampang jelas rasa khawatir di wajah mereka. Para iblis ini tentu ngeri, apalagi melihat kekuatan yang mendominasi itu. Menghancurkan dua kepala seakan meremas sebuah pisang. Tengkorak-tengkorak itu seakan tak ada harga dimata Konig yang jadi pelayan Elisa ini.

"Si, siapa kau?" kumpulan orang berkulit merah itu tampak waspada. Kehadiran makhluk misterius itu mengubah jalannya pertarungan. Para ikan pari biru melayang itu tampak mendapatkan pelindung nan kuat tak bisa lagi dijadikan samsak.

"Hmm.."

Odd tak menjawab, hanya mengelus topeng itu seakan tak membiarkan ada debu yang mengotorinya.

"Se, serangg!!"

Salah seorang memberikan komando, diikuti oleh puluhan iblis berparas manusia itu yang menerjang.

"Trang"

Odd tak butuh banyak tengah untuk menangkis pedang-pedang itu. Hanya dengan tangan kosong dan menghasilkan suara dentingan yang amat keras. Ini menunjukkan perbedaan level di antara mereka.

"Heyaahhhh"

Seakan tak kenal takut, orang-orang itu masih menerjang meski sudah tahu perbedaan itu. Ini seperti gerombolan semut yang ingin menghajar seekor gajah. Semut yang sayangnya tak memiliki kemampuan untuk menggigit itu.

"Kalian harus mencoba ini"

Odd mengentakkan kakinya, mengeluarkan retakan yang perlahan membentuk muncratan magma itu. Magma yang harusnya berwarna merah malah tampak berwarna hijau pekat. Alih-alih mengeluarkan rasa panas, benda itu malah tercium busuk.

"Ra, racun... mundurrr" pemimpin mereka sadar akan hal itu.

Benda yang muncul itu jelas bukan mainan anak kecil. Penuh dengan bahaya dan aura pencabut nyawa.

Naas, tak semua dari mereka yang punya telinga. Beberapa terlambat menyadari dan dibanjiri oleh cairan hijau itu. Cairan yang secara perlahan merayapi setiap inci tubuh mereka. Membuat iblis itu mengerang sekuat tenaga.

Ini adalah racun yang penuh dengan sifat korosi. Mencairkan tubuh keras itu sampai tak ada yang tersisa darinya.

"Ju, jurus ini? Konig?!" orang yang dari tadi memberi perintah tampaknya langsung sadar.

Teknik legendaris yang membuat gempar alam bawah. Sebuah legenda yang membuat bergidik pendengarnya.

"Slegkonig dengan Tsunami racunnya" bisiknya pelan.

"Hmm, sepertinya masih ada yang mengingatku" Odd mengelap topeng itu untuk kesekian kalinya. Tampak jelas kalau ia sangat mencintai benda pemberian Elisa itu.

"K, kau benar-benar Konig?" orang itu seakan masih tak percaya dengan kesimpulannya sendiri. Masih mencoba mencari-cari alasan untuk menolak itu. Namun ia jelas tak bisa menyembunyikan wajah penuh ketakutan itu.

Memangnya siapa yang bisa berdiri tegak saat tahu ada Konig di depannya? Masih untuk dia tak dibuat kencing di celana.

"Ah, ini terlalu membosankan. Betulkan, yang sedang bersembunyi?" tanya Odd dengan nada geram. Terdengar dingin dan sarat akan aura kematian.

Itu jelas bukan ancaman kosong, dan Odd juga sudah muak dengan permainan petak umpet itu. Sosok misterius yang terus mencoba mengintipnya dari tadi.

"Plok Plok Plok"

Seperti yang diduga. Ada seseorang yang sembunyi tak jauh dari sana. Orang dengan pakaian unik, berpakaian pelayan hitam dengan garis-garis putih itu. Ini berbeda dengan Odd yang mengenakan pakaian serba hitam pemberian Elisa.

Orang yang bersembunyi ini tampak agak lain. Ada sesuatu yang tek menyenangkan dirasa oleh Odd darinya.

"Plok Plok Plok"

Odd meniru kelakuan orang itu seakan mengejeknya. Menepuk tangan dengan nada persis seperti orang tadi. Tak ada permainan misterius-misteriusan disini. Odd tak sebaik itu untuk meladeni permainan bocah seperti itu.

Jelas sekali, mata dibalik topeng itu menampakkan tatapan sangar penuh penindasan.

"Hahahaha, Slegkonig iblis buruk rupa. Aku sudah lama mendengar kiprahmu. Tapi apakah kau sehebat itu?"

"Ssshhh"

"Blarrr"

Odd tak menjawab, hanya mengibaskan tangannya dan cairan hijau itu langsung mengerubunginya dengan cepat. Seperti jutaan rayap yang menghancurkan sebuah kayu rapuh. Tak butuh waktu lama hingga itu hancur.

"Plukk"

Orang misterius itu dengan sekuat tenaga mengeluarkan ujung jari itu. Ujung jari putus dan jatuh menghantam tanah.

Odd bahkan agak tak percaya melihat ini. "Semudah itukah menghabisi orang dengan aura tak menyenangkan ini?"

"Psshhhh"

Benar saja, sisa potongan jari itu langsung menerjang. Melesat ke arah Odd yang masih belum siaga.

"Dughhh"

Iblis bertopeng ini terpaksa membuang tubuhnya ke samping, merelakan bagian pundaknya disambar benda tajam tersebut. Potongan jari yang kekuatannya tak main-main. Potongan jari yang bahkan membuat sobekan di Pundak Iblis buruk rupa ini.

Kejap berikutnya sesuatu yang menjijiknya terjadi. Potongan jari itu seakan membentuk daging-daging bergerak seperti akar tanaman. Daging-daging yang pada akhirnya membentuk kembali tubuh utuh itu.

Tubuh seorang pria tampan yang tengah telanjang bulat dan tampak kesah. Sesekali ia mendecih menengok pada Odd yang tengah waspada.

"Haa, sial! Nona pasti akan memarahiku nanti" umpat orang itu.

"Kau, siapa kau?"

Odd yang sebelumnya masa bodoh sekarang dibuat sedikit tertarik akan asal usul orang ini. Hal yang tak menyenangkan yang dia rasa tampaknya terhubung akan asal-usul pria yang ada di depannya.

Ras Iblis yang belum pernah didengar oleh Odd yang sudah hidup ribuan tahun ini. Seakan seperti bayi yang baru terlahir dengan kekuatan mahakuasa tersebut.

"Ahahaha, tak ku sangka Slegkonig juga akan tertarik dengan hal ini" Ia terbahak-bahak seakan menikmati itu. Tak peduli dengan tubuh telanjang bulat yang membuat Odd merasa tak nyaman itu.

"Haha, baik-baik. Aku rasa para orang tua ini juga harus tahu. Namaku Betuger, bagian dari Neokonig" ujarnya.

"Neokonig?" Odd tak pernah mendengar nama itu. Seakan sesuatu yang baru bahkan setelah sekian lama ia hidup.

"Ya, Konig baru yang akan menggantikan kedudukan yang lama. Kalian tua, dan biarkan kami yang muda menggantikannya. Ah, dan satu lagi! Aku adalah budak setia nona Melisa" terangnya.

"Melisa?"

Baru kali ini Odd mendengar nama itu, nada yang sama seperti bagaimana ia memanggil tuannya si Dewi Elisa.

"Mana nonanya?" sosok telanjang itu tampak berang. Berkelebat dengan cepat dan menyarangkan pukulan di perut Iblis pelayan Elisa ini.

"Nona Melisa! Kau makhluk rendahan harus menghormatinya, panggil Nona Melisa dengan kata 'Nona'" ujarnya dengan berang.

"Braakkk"

Tubuh Odd terlempar beberapa ratus meter ke belakang. Menghantam pohon-pohon besar berwarna oranye itu. Membuat lubang besar seperti sebuah garis pada tempat yang dilalui tubuh itu. Terlihat sekali kalau tenaga orang misterius ini tak sedikit. Orang yang menyebut Namanya sebagai Betuger, bagian dari Neokonig yang mengabdi pada Melisa.


Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang