Siapa yang akan menyangka kalau tangan-tangan halus itu bisa mengukir bongkahan kayu besar itu.
Elisa tampak dengan mudah membentuknya, seperti tengah bermain dengan tanah liat. Padahal apa yang ia ukir adalah batang besar yang bahkan perlu kekuatan besar untuk menghancurkannya.
Ia membuatnya dengan teliti. Mungkin ini adalah ukiran terbaik yang ia buat, terbukti haris sudah sore dan ukiran itu baru menunjukkan bentuk akhirnya.
Sebuah topeng dengan ukiran wajah sangai detail. Mirip seperti wajah iblis yang digunakan dalam festival. Elisa ingat kalau pernah menengok topeng kuno Jepang saat ia menonton drama dulunya.
Terinspirasi dari itu, ia membentuk topeng dengan dua tanduk besar itu.
Kecantikannya belum muncul karena masih berwarna putih agak coklat layaknya batang kayu. Ukurannya sudah selesai, namun warnanya belum jadi.
Itulah kenapa, Elisa mengibaskan tangan dan mengeluarkan alat-alat Lukis itu.
Tangannya dengan lihai memainkan kuas, mengecat dengan warna dominan biru agak gelap. Ini adalah warna yang indah dan tak terlalu norak serta membuat topeng itu menonjol.
Tak butuh waktu lama, mewarnai ternyata lebih mudah daripada membentuknya. Elisa mengeluarkan sihirnya dan membuat cat itu kering seketika.
"Aku rasa, aku perlu menambahkan perlindungan" gumam Elisa.
Ia takut jika cat ini nanti luntur atau pudar. Ini tentu akan mengurangi nilai hadiah yang tengah ia buat itu.
Selesai menambahkan sihir, ia membuat beberapa lapir pakaian lentur pada bagian atas dan belakangnya. Pada titik ini, topeng itu lebih cocok disebut dengan kupluk maling yang memiliki ekstra topeng di depannya.
Elisa teringat kalau orang ini tak punya rambut. Akan sangat aneh jika ia keluar dengan topeng namun kepalanya masih mengilat. Kesan sangar itu tentu tak akan terlalu menonjol jika Elisa melakukan itu.
Itulah kenapa, ia menambahkan sarung kepala pada topeng itu. Ini menutup seluruhnya kepala orang itu, kecuali bagian mata saja.
"Ini, cobalah" ujar Elisa.
Ia menyerahkan itu pada pria buruk rupa yang bernama Slegkonig ini. Tampak jelas, mata berbinar dari orang itu seperti menerima sebuah hadiah besar.
Tanpa pikir panjang, ia mengenakan topeng itu. Menyarungkan kain hitam yang menutup kepala botak dan muka rusak itu.
Siapa sangka, dia malah terlihat luar biasa sekarang. Terlihat seperti seorang kesatria dalam dongeng-dongeng yang dibaca Elisa.
"Settt"
Elisa mengibaskan tangannya dan mengeluarkan setelan pakaian lain. Ini juga setelah pelayan yang mirip dengan apa yang dikenakan Artie. Tampak jelas, muka si burung hantu ini tak senang saat melihat itu.
Gaya unik satu-satunya miliknya malah diberikan Elisa juga pada Iblis Buruk Rupa ini.
Sekarang ada tiga pria menawan di sini. Diua berwajah tampan dan satu dengan topeng menawan. Ini adalah paduan luar biasa, yang menampakkan dominasi pada siapa pun yang melihatnya.
"Aku tak akan membahas hal-hal yang disensor itu lagi, kurasa suara mekanis itu akan membimbingku juga" ujar Elisa setelah puas menikmati topeng hasil karyanya itu.
"Namun ada satu hal yang membuatku penasaran. Artie dan Slegkonig... benarkan?"
"Nona bisa memanggil saya dengan apa pun yang nona mau" jawabnya
"Oke, aku akan memanggilmu Odd" ujhar Elisa.
Slegkonig itu terlalu panjang dan agak sulit memanggil menggunakan nama aslinya. Lagi pula Elisa ingat masalah nama yang memberikan keajaiban pada patung kayu itu dahulu. Ia rasa memberi nama pada Slegkonig ini juga akan memberikan dam pak tertentu meski belum terjadi apa-apa di depan mata Elisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)
FantasyElisa terbangun di dunia yang asing itu. Ini adalah settingan abad pertengahan dengan sihir dan ilmu bela diri. Dia hanyalah siswi SMA biasa yang akhirnya harus berjuang untuk hidup di dunia itu. Kekuatan misterius yang mengikutinya secara perlahan...