Sosok burung hantu yang bernama Artie itu amat menawan. Perubahannya menjadi lelaki tampan berambut putih panjang itu mungkin tak disangka siapa pun juga.
Sekilas ia mirip dengan para manusia yang sudah mencapai ranah Pahlawan. Tapi apakah begitu? Tak ada yang tahu kekuatan aslinya, namun yang pasti itu mengerikan.
Artie tampak mengibaskan tangannya, mirip dengan sihir Elisa. Cuma warna saja yang membedakan karena warna hitam legam tampak keluar dari tangan penuh kuku-kuku tajam itu.
Mengeluarkan sebuah jubah yang berwarna hitam kelam juga. Entah apa yang ia mau, namun Artie tampaknya belum puas dengan apa yang terjadi tadi.
Mengibas jubah itu dan perlahan wujudnya berubah menjadi seorang pria paruh baya. Tampak lusuh dan tak lupa bagian selangkangan yang agak basah seperti kebanyakan tentara tadi.
"Aku akan membuat semuanya mudah bagi Dewi Elisa" ujarnya.
Sosok Artie yang berubah itu secara cepat menerobos ke depan. Elmere selaku seorang pahlawan bahkan tak mendeteksi saat pria tampan itu menyatu dengan kerumunan orang-orang yang kehilangan semangat tempurnya itu.
Ia menyatu dengan orang-orang ketakutan dan berwajah pucat itu. Mereka tak memiliki semangat tempur lagi. Apa yang ada diotaknya hanyalah kembali ke tempat tidur hangat itu dan menganggap semua ini hanya mimpi.
Mereka akan mensyukuri setiap detik kehidupan mereka setelah menyaksikan kejadian tadi. Di mana ribuan teman mereka mati seketika seperti semut yang diinjak oleh kaki-kaki raksasa.
Mereka bahkan tak tahu kalau sudah mati. Begitu cepatnya nyawa mereka lepas oleh serangan tak terlihat itu.
"Di mana semangat kalian sebagai kesatria Kastel Teratai?" Elmere memaki orang-orang itu karena menampakkan padangan seperti mata ikan mati.
Tak seperti sebelumnya, orang-orang ini bahkan tak mendengar perintah Elmere lagi. Mereka hanya jalan tertunduk sambil berbisik-bisik.
Bau pesing jelas menyeruak dari orang-orang itu. Celana mereka basah dan tak terkecuali Elmere. Sekuat apa pun dia, Elmere tetap kencing di celana saat melihat pertunjukan kekuatan dari Artie sebelumnya. Ia hanya tak mau terlihat bodoh di depan anak buahnya itu. Namun siapa sangka kalau orang-orang itu malah mengacuhkannya sekarang.
Sayup-sayup terdengar sebuah kalimat, "Jika bukan karena Lalatina, teman-teman kita tak akan mati begitu tragis".
Elmere adalah seorang kesatria tangguh, berada ditingkat Pahlawan. Ia jelas mendengar itu dan menjadi murka.
Tampak mukanya memerah seolah akan meledak karena amarah. Ia paling benci saat orang-orang membicarakan wanita yang ingin ia lindungi itu.
"Bughhhh"
Dengan kalap, ia menendang pria paruh baya yang menyebutkan nama Lalatina itu. Seperti orang kesetanan, ia memilin tangan pria tersebut hingga hampir putus.
Lolongan kematian terdengar dari pria itu seakan mendapatkan rasa sakit yang luar biasa. Namun ada yang unik, matanya tampak tak menyerah dan melihat dengan pekat ke arah Elmere. Seakan hendak melawan dan memberontak. Pria itu menggigit bibirnya, dan urat kepalanya tampak menegang seakan ingin menyembul dan Meletus.
Masih dengan liur yang keluar bak anjing gila, dan dari sisa-sisa kekuatannya. Pria paruh baya itu berdiri hampir menempelkan kepalanya pada pria berambut putih yang bernama Elmere itu.
"Jika bukan karena jalang itu, mereka tak akan mati" ia berteriak sekuat tenaga. Disisa-sisa kekuatan itu mengeluarkan suara menggema. Tampak jelas urat lehernya juga ikut menegang seperti hampir putus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)
FantasyElisa terbangun di dunia yang asing itu. Ini adalah settingan abad pertengahan dengan sihir dan ilmu bela diri. Dia hanyalah siswi SMA biasa yang akhirnya harus berjuang untuk hidup di dunia itu. Kekuatan misterius yang mengikutinya secara perlahan...