Gerhana Matahari

1K 148 3
                                    

Iblis ini sudah tak memiliki niat untuk bertarung. Bisa selamat saja ia sudah bersyukur, apalagi sosok mahakuasa yang ada ditasnya ini. Sosok Elisa yang tengah melayang tanpa usaha apa pun yang tengah melihat Diabhal seperti menengok seekor semut.

"Hei, kau tahu apa hal paling menyenangkan?" tanya Elisa tiba-tiba. Entah kenapa itu tiba-tiba keluar dari mulut merah jambu yang tampak menggoda itu. Perawakannya sama sekali tak cocok dengan kekuatan yang ditampilkan Elisa. Ia lebih mirip tuan putri yang bahkan tak pandai memegang sendok sendiri.

Namun Elisa yang melayang di sana malah menampakkan kekuatan yang akan membuat seluruh kerajaan bertekuk lutut.

Diabhal tak menjawab pertanyaan itu. Ia masih tenggelam dalam ketakutan akan apa yang bisa saja menimpanya nanti. Keputusan fatal itu telah membuat iblis ini kikuk dan tak berkutik. Dia terlalu bodoh untuk melawan sosok yang ia anggap sebagai "Kehendak Semesta" itu.

"Hal paling menyenangkan adalah, mengeluarkan semua jurus pamungkas untuk melawan keroco yang sulit mati" ujar Elisa sambal tersenyum dingin.

Ia teringat saat bermain game, akan bagaimana asyiknya menghajar karakter lemah itu menggunakan berbagai jurus pamungkas yang disengaja tak berefek fatal. Seakan menarik melihat sosok lemah itu berusaha menyelamatkan selembar nyawanya dari sosok kuat luar biasa.

"Creation!! Awan Pedang!!!"

Elisa sedikit berteriak, mengangkat tangan dan memunculkan ruang-ruang dimensi berwarna ungu itu. Tampak seperti lingkaran ungu yang jumlahnya ada puluhan ribu.

Itu tampak bergerak membentuk awan-awan berwarna ungu. Ini jelas akan menghipnotis siapa pun yang melihatnya. Pemandangan tak terduga yang terlihat dilangit itu. Arakan awan putih lembut itu berubah menjadi warna ungu, seakan semesta tengah bercanda pada mereka.

Beberapa orang mungkin mulai berpikir "Apakah hujannya akan ungu juga?"

Ya, awan identik dengan hujan. Elisa tahu akan hal itu. Namun hujan yang ia ciptakan sekarang bukanlah hujan biasa.

Itu adalah jutaan pedang yang jatuh ke dunia.

"Nah, ciptaanku! Hujan pedang abadi" ujar Elisa sambil mengangkat tangan lagi.

Ini adalah kali pertama ia bertingkah layaknya seorang mahakuasa. Itu akibat segel kedua yang telah terbuka. Mimpi Panjang puluhan tahun itu sedikit demi sedikit sudah mengubah pikiran Elisa.

"Sriiinbggg"

Hujan pun terjadi diikuti gemuruh petir berwarna hitam itu. Hujan yang biasanya menurunkan tetesan air, malah menjatuhkan jutaan pedang dengan kecepatan tinggi.

Ini jelas membuat sosok iblis itu kembali terbelalak. Pedang dengan kekuatan sengaja dikurangi itu tetap bisa membuatnya tergores. Dan ini bukan satu pedang. Siksaan Elisa jelas adalah sesuatu yang mengerikan.

Elisa bisa saja menghabisinya dengan satu serangan. Namun itu terlalu membosankan. Tak sebanding dengan dosa yang sudah sosok itu lakukan.

Alhasil, setelah sedikit berkutat dalam otaknya. Elisa muncul dengan ide kreatif ini. Menjatuhkan jutaan pedang dari angkasa, bergerak dengan kecepatan peluru untuk mencabik tubuh bersisik naga itu.

"Akhhhh"

Teriakan menggema terdengar setiap satu pedang mengenai tubuh bersisik itu. Rasa sakit yang di amplifikasi Elisa membuatnya hampir kehilangan kesadarannya. Hanya harga dirinya sebagai Iblis tertinggi saja yang membuat Diabhal terus merangkak mencoba menghindari terpaan pedang-pedang itu.

Elisa cukup sadis pada bagian ini, butuh waktu setengah jam hingga awan-awan itu berubah seperti semula. Menciptakan jutaan pedang tertancap di tengah Hutan Kematian penuh salju itu.

Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang