Serangan Iblis

811 115 5
                                    

Benda bercahaya mirip ikan pari itu tampak panik. Mengerubungi sosok mungil ini seakan tengah berbisik.

Tampaknya itu bukan hal biasa, terlihat dari bagaimana terkejutnya Soulkonig itu. Sesuatu yang tampaknya menjadi masalah bagi mereka.

"Ada apa?" tanya Elisa.

"Maaf Dewi, tapi Iblis Manusia menyerang" ujarnya.

"Iblis manusia? Apakah yang ia maksud iblis berwujud manusia yang dibilang Artie?" batin Elisa.

Ia tak menyangka peperangan akan pecah saat ia baru sampai di tempat yang disebut alam bawah itu.

"Bisa kamu jelaskan?"

Artie mengangkat tubuh kecil itu seperti sedang menjinjing seekor lalat. Perbuatan yang membuat Soulkonig berusaha menggeliat dan bergerak.

"Keseimbangan alam bawah sudah rusak. Iblis Manusia menjadikan manusia sebagai budaknya. Mereka yang tidak bisa melewati lingkaran reinkarnasi dieksploitasi" terangnya.

"Bukannya neraka sudah punya hukum sendiri?"

Sosok mungil ini tak langsung menjawab dan tampak ragu-ragu. Beruntung tatapan Artie langsung membuatnya berubah pikiran lagi.

"Hukum alam telah diubah, sosok mirip Dewi Elisa yang mengotak-atik hukumnya" terangnya.

"Hukum?"

Artie mengangguk lalu menjelaskan, "Itu adalah sesuatu yang nona dapatkan setelah membuka segel ketiga" terangnya.

"Hmm, terlalu banyak istilah baru sekarang" ujar Elisa sambil melipat tangan di depan dada. Ia menunggu Artie untuk menjelaskannya lagi.

"Hukum adalah apa yang bergerak tanpa harus ada intervensi Dewa. Seperti neraka ini, hukum yang awalnya hanya akan menghukum mereka untuk tidak bisa memasuki lingkaran reinkarnasi sebelum dosanya dibersihkan. Namun tampaknya itu dilanggar oleh Iblis manusia dan memperbudak jiwa-jiwa itu"

Elisa mulai mencerna ke mana arah pembicaraan ini. Tampaknya keseimbangan itu terganggu dan segala sesuatu tak berjalan seperti semestinya.

"Jika begitu berarti siklus kematian itu sudah terganggu?"

"Betul Dewi, alam bawah sudah kacau. Matahari pun seharusnya tak seperti ini. Orang itu mengubahnya"

"Orang itu?" tanya Elisa lagi. Untuk ke sekian kalinya Soulkonig membahas orang misterius itu.

"Siapa dia?" lanjut Elisa lagi.

Orang ini seakan menjadi masalah bagi dunia ini sekarang. Orang yang bertanggungjawab dalam rusaknya keseimbangan itu.

Soukonig menatap pada Artie seolah menunggu persetujuan. Pria berwajah cantik itu tampaknya mengangguk dan mulailah ia bicara.

"Dewi, ini terjadi sepuluh tahun lalu. Sosok itu muncul, memiliki kekuatan seperti Dewi Elisa namun beraroma busuk. Dia berbuat banyak kejahatan dan mengganti hukum yang ada. Sosok yang bertarung dengan Arrkonig dan dua konig lainnya" terangnya.

"Maksudmu dua Konig yang belum pernah kutemui itu? Ke mana mereka?"

Sejenak semuanya hening, Soulkonig tampaknya tak sanggup melanjutkannya dan pria berwajah cantik itu mengambil alih.

"Dua lainnya telah tiada" jawab Arrkonig dengan pelan.

Ini adalah kali pertama ia mendengar Artie ini bicara penuh kesedihan. Sosok yang senyumannya seperti penjahat itu tampaknya menyimpan rahasia besar lainnya.

"A, apakah karena dia begitu kuat?"

Artie menggeleng, tampaknya itu bukanlah satu-satunya alasan kematian mereka.

"Kami bertiga bertarung dan memukul mundur orang itu. Semuanya terjadi di dimensi yang kuciptakan. Orang itu terluka hebat dan belum muncul beberapa tahun setelahnya. Namun, ada harga yang harus dibayar"

"Kematian mereka?" tebak Elisa.

"Itu salah satunya, nona. Orang itu adalah kehendak semesta. Semesta lah yang mengirimnya ke dunia ini. Dan aku tak mengakuinya. Dua orang itu mengorbankan dirinya melawan kehendak semesta dan memanggil nona ke dunia ini. Dan sepuluh tahun kemudian nona akhirnya datang" jawabnya.

Ada kerinduan dalam setiap kata yang ia ucapkan. Elisa juga cukup bersimpati. Aneh rasanya, ia tak menangis saat melihat kematian Hailam. Namun matanya berkaca-kaca saat mendengar cerita Artie.

Ini seakan ia adalah bagian dari mereka, kedekatan batin yang tak bisa ia jelaskan itu.

"Jadi itulah kenapa kamu mengatakan kalau aku akan menjadi penyeimbangnya?"

"Betul nona, kami membutuhkan nona untuk menghadapinya" tambah Artie.

"Memangnya apa yang membuatku lebih baik dari orang itu?" tanya Elisa dengan bingung. Setahunya ia hanyalah anak SMA biasa. Tak ada yang istimewa darinya.

"Karena nona adalah Sang *&^%^$"

"Ckk"

Elisa mendecih lagi saat sensor otomatis itu muncul. Seakan tak membiarkannya mengetahui sesuatu sebelum mencapai level tertentu.

Serangan iblis itu seakan tak dianggap oleh Elisa. Meski ikan pari biru itu tampak panik, namun Elisa masih bicara dengan Artie. Ia sadar kalau menunda mungkin akan banyak korban nantinya.

Melirik ke arah Odd yang dari tadi diam itu dan memberikan isyarat. Pria bertopeng iblis bertanduk dua itu tampaknya paham. Dengan sigap ia langsung bergerak dan hilang dari pandangan mereka semua.

Odd si iblis buruk rupa sudah datang untuk membantu sosok seperti ikan pari biru ini.

"Aku merasa sedikit aneh. Jika orang itu terluka, kenapa kalian tak memburunya?"

"Kekuatannya, dia adalah orang yang memiliki kekuatan pertahanan absolut. Bahkan Dewa tertinggi pun tak akan tahu di mana keberadaannya" terang Artie lagi.

"Berarti saat itu dia masih lemah?" Elisa menggali informasi lagi. Toh tiga orang itu bisa melukai orang yang memiliki pertahanan absolut itu.

"Itu hanya keberuntungan nona, dia belum terbiasa dengan kekuatan itu" tambah Artie lagi.

"Haa, ini semakin merepotkan. Dan jangan bilang dia juga dari bumi?" Elisa ingin memastikan hal terakhir ini, dan jawaban Artie membuatnya makin terkejut.

"Betul nona, ia adalah manusia dari era yang sama dengan nona" jawab Artie akan pertanyaan tersebut.

Ini makin membuat kalut Elisa. Ada manusia lain dengan kekuatan cheat itu. Ini akan sangat berbahaya terlebih ia sudah lebih dulu datang dari Elisa.

"Artie, ini kita bicarakan nanti. Kalian semua kita akan membantu Soulkonig" titah Elisa.


Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang