Pesta Elisa

417 61 1
                                    

Regis dan Lalatina berganti tugas. Lalatina tak mau berurusan dengan kerajaan Yepales itu lagi meski Artie memintanya dahulu untuk menjadi penguasa di sana.

Alhasil, Regis menyusun rencana baru dan akhirnya menjadi putri ketiga sebagai orang nomor satu kerajaan itu.

Lalatina tampaknya juga kembali, ia mengambil alih pekerjaan di Kerajaan Vozia. Kerajaan kecil yang entah kenapa tak mau diusik oleh raja itu. Mungkin karena sumber daya yang sedikit pada tanah yang tandus. Raja Yepales bahkan tak menganggap itu sebagai kerajaan dan menjadikan mereka satu-satunya di benua.

"Ah, itu cuma mirip kawanan bandit" omel Lalatina sesampainya di tempat Elisa lagi.

Rumah itu sudah diperbaiki dan semua lubang sudah ditutup. Hutan kematian itu sudah seperti semula, dengan penuh salju dan tambahan jutaan pedang tertancap di sana. Kuburan pedang yang akan membawa sejarah panjang dunia itu.

Dan inilah dia, sebuah pesta besar yang didatangi oleh orang-orang hebat itu. Semuanya hadis, semua orang yang pernah berhubungan dengan Elisa termasuk para pembunuh bayaran yang menjual garam itu.

Artie lah yang menjadi dalang dibalik semua ini. Secara diam-diam berkirim pesan tentang seorang Dewi yang ingin membangun kembali dunia itu. Se3buah rumah kecil di hutan penuh salju dan jutaan pedang. Sebuah tempat yang mereka kenal sebagai hutan kematian.

Ini adalah pemandangan unik. Beragam orang dari berbagai kalangan itu tampak hadir. Tak terkecuali Viscount Eldayo yang belum pernah bertemu dengan Elisa. Ia hanya bos dari pembunuh bayaran itu dan mendapat undangan juga.

Ada yang unik disini, ia tampak bergandengan dengan gadis yang memiliki pupil perak yang buta itu. Gadis cantik yang menggandeng tangannya seperti sepasang kekasih.

Tak terkecuali duke yang sudah dijadikan bayangan itu. Ia juga datang bersama seorang wanita. Wanita yang berbeda status dengannya. Seorang gadis yang menjadi pelayannya dari dahulu. Wanita yang menangis tersedu-sedu saat memikirkan tuannya itu menyukai pelayan tua favoritnya.

"Eh? Bagaimana caranya?" Elisa tak bisa berkata-kata jika makhluk bayangan itu menikah dengan gadis ini.

"Ada apa? Kamu heran bagaimana mereka nanti [punya anak?" goda gadis berambut biru itu pada Elisa.

Jelas, ini adalah perkara sulit. Ia juga tak tega melihat Hailam yang sudah kehilangan tubuhnya itu. Bagaimana mereka bercinta nantinya? Kelamin saja ia sekarang sudah tak punya.

"Nona"

Artie mengulurkan tangannya, memberikan pose untuk menemani Elisa menemui tamu-tamunya. Sesuatu yang langsung dipotong oleh makhluk serba putih itu seperti berebutan pengaruh di depan Elisa.

"Sudah-sudah! Jangan kekanak-kanakan" balas Elisa yang meraih kedua tangan itu. Ia malah tampak seperti anak kecil yang dituntun oleh dua saudaranya. Tangan kanan dan kirinya sama-sama memegang tangan kedua orang itu. Berjalan mendekati kerumunan dan langsung menarik perhatian mereka.

"Tanah ini hanya terdiri atas sebuah kerajaan besar. Aku rasa itu tak adil dan aku ingin menambah pembagian kekuatan" ujar Elisa lagi.

Ia menjelaskan bagaimana ia akan membentuk benua baru. Sebuah benua yang perlu ditempati oleh orang baru.

Ini adalah ide unik di mana Gifford dan bocah Aldaram ini setuju untuk pergi ke sana. Membangun sebuah kerajaan baru dengan orang-orang terpercayanya.

Elsia tahu, kerajaan Yepales ini juga nanti akan terpecah. Tak ada kerajaan yang bisa utuh untuk waktu yang lama. Tanpa intervensi Melisa si gadis berambut biru itu, orang-orang kerajaan ini juga akan saling bunuh nantinya.

"Creation" ujar Elisa.

Ia mengibaskan tangannya itu, mengeluarkan sesuatu yang tak terduga. Sesuatu yang hanya bisa dirakan beberapa orang saja.

"Dunia melebar" bisik Lalatina.

Ia merasakan itu seakan ada tanah baru yang muncul. Tanah luas tanpa penghuni itu. Tempat yang akan menjadi kerajaan baru.

"Langit dan Neraka sudah hancur. Aku perlu memperbaikinya. Dan semua ras, Manusia dan Vampir serta Elf tak boleh saling menerang setidaknya seratus tahun lamanya" terang Elisa.

Ia memberikan peringatan itu. Dunia ini baru akan dibentuk kembali dan sangat cacat. Butuh waktu lama untuk menciptakan kesempurnaan yang natural itu. Toh Elisa tak mau mengintervensi seluruh kejadian dunia ini. Jika begitu apa gunanya kehendak bebas itu?

Apa yang dikatakan Elisa jelas bukan sesuatu yang bisa dibayangkan orang-orang ini. Elisa dengan mudahnya mengatakan akan membentuk benua. Suatu hal yang amat mustahil dilakukan manusia. Bahkan catatan sejarah mereka saja tak pernah sampai pada ide luar biasa seperti itu.

"Rencana selanjutnya akan diberitahu oleh Artie. Dan aku harap semua ras mematuhi ini" tambah Elisa.

Ia menyelesaikan pembicaraannya itu dan berdua bersama Melisa. Ada sesuatu yang harus ia sampaikan pada gadis berambut biru keperakan itu.

"Melisa, kamu juga harus membayar dosa-dosa itu. Jadi aku rasa, kamu juga harus ikut membantu perkembangan mereka setidaknya seratus tahun lamanya" ujar Elisa.

Sesuatu yang langsung disambut baik oleh gadis berambut biru itu. Seratus tahun adalah waktu sedikit baginya, terlebih dosanya sudah terlalu besar untuk kerusakan dunia ini.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan lagi, Elisa?" tanyanya.

Gadis berambut ungu keperakan itu tersenyum manis. Senyuman yang diikuti kalimat yang akan membuat heboh itu.

"Aku akan mengambaikan neraka, membuat alam Dewa dan mengganti hukumnya" tambahnya lagi.

Rencana Elisa untuk melakukan restorasi dunia ini, sudah dimulai dengan berkumpulnya tokoh-tokoh inti ini.

Malam sudah lengkap dan siang sudah sempurna. Elisa sudah diberitahu sebelumnya. Akan ada makhluk lain yang muncul dari konsekuensi dua benda ini. Sesuatu yang mungkin juga akan mengubah tatanan kerajaan Yepales dan dunia novel yang ia tulis itu.


Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang