Penyiksaan

2.2K 250 6
                                    

Pria berambut pirang itu terduduk tanpa atasan yang menutupinya. Hanya sebuah celana pendek yang ia pakai saat duduk dalam pose hormat tersebut.

Dia adalah pria tampan bertubuh kekar dan berambut pirang panjang itu. Seorang pria yang dikenal sebagai Kesatria Medis tampak tertunduk menerima hukumannya.

"Budak tidak berguna!!"

Gadis berambut pirang lurus itu tampak kesetanan. Ia melempar apa pun yang ia bisa dan menghantam pria yang masih duduk dalam pose memberi hormat itu.

Ini seperti bagaimana orang Jepang duduk dengan sopan. Mereka tak besila, kakinya dilihat ke belakang dan panggulnya ditopang kedua betis tersebut.

"Braakkkk!!"

Kursi kayu itu dihantamkan oleh Duchess Lalatina dan hancur seketika saat beradu dengan kepala kesatria berambut pirang panjang itu.

Elmere tampak bergeming seolah itu bukan apa-apa baginya. Padahal kepalanya langsung meneteskan darah segar yang sedetik kemudian dibalut oleh cahaya hijau itu dan menutup lukanya.

"Sikap hormat!"

Wanita itu tampak mengambil cambuk sambil melihat sinis pada Elmere yang segera membentuk sikap hormat itu. Ini mirip seperti gaya tentara di Bumi, namun namanya bukan sikap hormat melainkan sikap tobat. Seperti hukuman setelah melakukan kesalahan.

Ini adalah postur di mana Elmere berada dalam posisi sujud di mana lutut dan pantat diangkat tinggi dan hanya bertumpu pada kepala dan telapak kaki.

Tangannya tampak dilipat ke punggung dan tak boleh membantu kepalanya menopang berat tubuh itu. Ini adalah hal yang sulit bahkan untuk orang terlatih sekalipun.

Ini murni mengandalkan kekuatan otot leher pria bernama Elmere itu. Tampak jelas, urat-urat di lehernya langsung menegang terlebih Lalatina duduk di atasnya bak menunggang kuda.

Ini seperti main kuda-kudaan, namun dengan kepala sebagai tumpuannya. Lutut juga tidak boleh menyentuh lantai dan ini membuatnya semakin sulit.

"Budak, budak kecilku! Kau menganggap aku apa, haha?" Dia berbisik lembut sambil mencondongkan kepalanya agak ke bawah mencoba berbisik. Namun tampaknya itu terlalu jauh, karena kepala Elmere berada tepat bersentuhan dengan lantai.

"Tsaakkk"

Ia melecut cambuknya itu ke arah kepala Elmere yang membuatnya mengeluarkan darah segar seketika. Itu bukan cambuk biasa, sebuah artefak yang didapat oleh Elmere dengan banyak perjuangan. Artefak yang ia hadiahkan pada tuan putri yang ia layani itu. Duchess Lalatina yang menghukumnya saat ini.

"Hei, kau tahu kau salah, kan? Apa kau mau aku menelanjangimu dahulu sebelum kau mengakuinya?"

Ia mulai menarik satu-satunya kain yang melindungi harga diri terakhir dari pria tersebut. Celana pendek satu-satunya sekarang yang tertinggal ditubuhnya itu.

Gadis berparas cantik itu seakan tak tahu malu. Tangannya dengan liar mulai meraba dibalik satu-satunya celana itu.

Ini membuat Elmere bergidik ngeri dan langsung membuka mulutnya.

"Maafkan aku Duchess Lalatina. Namun ada dua master di sana. Aku terpaksa memberikan benda itu untuk melindungi keselamatan Anda"

Elmere mengatakan satu kalimat panjang itu dalam satu tarikan nafas. Tampak berat dan memburu seakan berpacu dengan waktu sebelum tangan Lalatina menyentuh area terlarangnya itu.

"Ho, akhirnya kau membuka mulut juga" ujar Lalatina yang kemudian menarik tangannya dan membatalkan niat mesum dan keji tersebut.

Tampak jelas wajah lega dari Elmere yang seperti hendak menangis itu. Ini agak unik. Sebuah kejadian yang biasanya akan membuat pria era itu menggeliat saking senangnya, malah membuat Elmere pucat dan ketakutan. Seperti ada sesuatu yang tak normal di dalam otaknya itu.

"Jadi ada dua orang master di sana?"

Lalatina masih melanjutkan aktivitasnya. Meraba punggung kekar itu dan sesekali mencambuknya. Elmere setidaknya bisa bernafas lega karena tangan liar itu sudah jauh bergerak dari area bawahnya.

"Betul nona, Hailam sudah menjadi seorang master" jawabnya.

"Duchess, sekarang panggil aku Duchess" ujarnya.

Dia mengalungkan kedua kakinya itu secara melingkar mencekik dada pemuda itu. Ini sangat kuat, Lalatina bukanlah gadis lemah pada umumnya. Toh dia juga selevel dengan seorang Kesatria.

Tampak jelas Elmere mulai sesak nafas karenanya. Ia tak mau memakai tenaganya, yang sama saja dengan pembangkangan pada tuan yang ia layani itu.

"Ma, maaf Duchess Lalatina" jawab Elmere lagi dengan tersengal-sengal. Ia sudah sangat menderita saat ini.

"Jadi dia benar-benar mendapatkan sesuatu dari Hutan Kematian itu?" Lalatina bergumam sendiri sambil memikirkan semua kemungkinan yang terjadi.

"Apakah dia bertemu orang sakti di sana?" ujarnya.

"Saya juga berpikir begitu Duchess Lalatina"

"Takkk"

Untuk ke sekian kalinya cambuk itu menghantam kepala Elmere dan membuatnya mengeluarkan darah segar lagi.

"Aku sedang bicara sendiri, tak bertanya pada bukan sepertimu" ujarnya.

Lalatina tampak menikmati tubuh penuh keringat itu. Seolah sebuah terapi mendal baginya, apalagi mendengar Elmere yang sudah tersengal-sengal di bawahnya.

Lalatina tampak turun dan menunduk mendekat pada Elmere yang masih dalam sikap hormat itu. Berbisik dengan lembut yang membuat bulu kuduk Elmere langsung berdiri.

"Jika kau pingsan, aku akan mengambil perjakamu" ujarnya seperti tengah menggoda.

Tampak jelas wajahnya sudah merona. Seperti apa yang ia perbuat juga menjadikan Lalatina terbawa nafsu. Entah kenapa ia semakin bersemangat setiap menyiksa pria yang satu ini.

Lalatina pernah mencoba menyiksa pria lain, dia tak merasakan apa-apa dari mereka. Berbeda saat ia melihat pria pirang berambut panjang ini merintih. Itu membuatnya semakin bersemangat.

Para pelayan yang ada di tempat itu hanya bisa tertunduk. Bagaimanapun juga apa yang dilakukan tuan mereka sangat mencederai karismanya. Seorang gadis cantik yang menjadi penguasa Kastel Teratai ternyata adalah orang mesum yang mendapatkan kenikmatan saat menyiksa bawahannya. Itu sama sekali tak normal.

Lalatina bisa saja menjadi bahan tertawaan saat mendengar itu dari saudaranya yang lain. Entah kenapa gadis mesum ini malah memimpin dukedom yang jauh lebih besar dari Duke Hailam yang lebih bisa diandalkan.

"Berdiri!"

Satu perintah itu langsung membuat Elmere yang banjir keringat itu langsung berdiri. Ia seperti habis mendapatkan Latihan super keras yang membuat semua pori-porinya memuntahkan keringat itu.

Tampaknya itulah kemampuan uniknya. Seluruh luka cambuk itu langsung hilang kecuali satu luka memanjang di mata kanan itu. Luka yang ia dapatkan jauh sebelum menerima kekuatan aneh itu.

"Segera cari siapa dibalik kekuatan Hailam itu. Jika wanita, aku ingin kamu melemparnya pada bandit untuk diperkosa. Jika pria, bawa ia padaku di sini" perintahnya.

Itu adalah perintah yang kejam, namun Elmere langsung memberikan sikap kesatria.

Ia duduk bertumpu pada satu lutut sedangkan kaki yang lain tampak tegak. Tangan kananya diluruskan di depan data dan kepalanya menengadah ke arah orang yang memerintahnya itu.

"Hamba laksanakan, Duchess Lalatina" ujarnya penuh rasa hormat.

Lalatina tampak menyeringai mendengar itu. Seolah merasa bangga dengan budak yang sudah ia latih tersebut.

Sifatnya sama sekali tak cocok dengan lambang Teratai yang suci itu. Lalatina adalah iblis sejati dalam balutan kulit manusia.

Wajahnya cantik, namun hatinya mengalahkan kekejaman iblis. Tingkahnya anggun namun otaknya mesum. Itulah dia Lalatina, Duchess penguasa Kastel Teratai itu.


Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang