Tempat Tanpa Lelaki

564 77 0
                                    

Duchy Kupu-Kupu, sebuah tempat yang dikenal sebagai tanah tanpa lelaki. Bukan sekedar rumor yang dibesar-besarkan. Ini adalah kenyataan, duchy yang dipimpin duchess Tiara ini adalah tempat terlarang bagi kaum pria. Surga dan tempat pelarian para wanita tertindas akibat kebodohan raja dan para bangsawannya.

Namun beberapa hari ini adalah suatu pengecualian. Tanah tanpa lelaki itu sekarang memiliki seorang pria. Seorang pria yang tak tinggal di gedung mewah, melainkan penjara kotor penuh tikus dan bangkai itu.

Dia tampak tertunduk lesu, makanan roti busuk itu tak kunjung ia lahap. Makanan yang mungkin tikus-tikus itu saja masih enggan untuk memakannya.

Tatapan para penjaga yang semuanya wanita juga melihatnya seperti menengok benda menjijikkan. Seolah apa yang ada dimata mereka adalah semua pria itu merupakan sumber kejahatan.

"Tukk"

Salah seorang penjaga meletakkan benda itu dengan kasar. Sebuah gelas perunggu yang sudah sangat kotor. Bahkan ada lumut-lumut kehitaman di sana, melekat pada sisi tak rata gelas itu.

Jangan harap jika ini mulus seperti gelas biasa. Ini malah tampak seperti beberapa butiran kerikil yang menonjol yang tak membuat nyaman saat menggunakannya.

Apa yang lebih mengerikan adalah isi dari gelas itu. Viscount Eldayo dari dukedom Belukar yang runtuh itu tahu pasti benda apa itu. Benda yang sedikit kekuningan dan beraroma menyengat itu.

Sebuah cairan yang biasanya dibuang manusia saat mereka ditoilet itu. Urine alias air seni itu diletakkan dalam gelas kotor tersebut.

Sesuatu yang sebenarnya tak layak dijalani tahanan juga. Terlebih penjaga wanita itu tampak tersenyum sinis seolah menikmati perbuatannya.

"Ini minuman istimewa, wahai tuan Viscount" ejeknya.

Sebenarnya ini menjadi perdebatan. Apakah Viscount Eldayo pantas atau tidak menerima itu. Dia tak banyak melakukan kejahatan, namun dilain sisi menjadi seorang hipokrit yang memuluskan kejahatan demi kejahatan tuannya dahulu.

Ia tak pernah memperkosa, namun membantu taunnya dalam mendapatkan para wanita. Ia adalah penyerta kejahatan dengan relasi kuasa yang ada.

"Ah, aku lupa. Kau sudah bukan Viscount kan? Dukedom belukar sudah diambil alih pangeran kedua" ejeknya.

Kebencian penjaga ini bukan tanpa alasan. Keberadaan wanita-wanita di duchy Kupu-Kupu ini penuh masa lalu kelam. Dan kebanyakan terhubung dengan kebobrokan raja dan anak-anaknya itu.

Hanya duchess Tiara yang mau berdiri membantu mereka. Duchess baik si Lalatina malah mengalihkan dirinya pada kenikmatan bercinta dengan apra prajurit pria.

Orang-orang kerajaan ini seakan semuanya sakit jiwa. Dan begitulah penjaga wanita itu menunjukkan kekesalannya.

Itu adalah air seninya sendiri. Dia tampung tak jauh dari jeruji besi ini. Tak heran, masih ada hawa hangat yang keluar dari gelas yang ia suguhkan. Menatap Visclount tampak yang sudah kehilangan beberapa giginya itu dengan tatapan kebencian.

"Kenapa? Tak mau minum? Atau haruskah aku yang menuangkan ke mulut burukmu itu?" tanyanya sambil menepuk jeruji besi itu seakan memberikan ancaman.

Viscount Eldayo adalah seorang pahlawan. Jika ia mau, sekali tebas saja besi-besi berkarat itu akan patah. Namun ia sadar, ini adalah kesempatannya untuk menjalani penghukuman dosa. Dosa-dosa yang sudah ia perbuat selama menjadi anjing Raja kerajaan Yepales itu.

--

Kastel kekuasaan duchess Tiara amat megah. Dijaga oleh wanita-wanita mengenakan zirah besar itu. Sebuah pakaian besar yang harusnya tak sanggup ditahan tubuh-tubuh mungil itu. Namun uniknya, para penjaga tampak tak mengendurkan kewaspadaan. Mereka adalah wanita-wanita yang sudah dilatih beberapa tahun ini. Orang-orang yang mau tak mau harus menjadi kuat demi menjaga kehormatan dirinya dan keluarga. Para wanita tangguh yang menjadi kesatria dari Tiara.

Ada yang unik di depan gerbang besar itu. Seorang gadis dengan mata seperti ghosenite itu. Wajaghnya cantik dibuat lebih menonj0ol oleh bola mata keperakan seperti batu mulia.

Ia berjalan tertatih, dengan kaki telanjang penuh luka dipandu oleh wanita tua di sebelahnya.

Entah sudah berapa banyak gerobak pembawa barang yang mereka tumpangi. Tidur dan makanan di jalanan dalam perjalanan empat hari ini. Perjalanan yang lama sebelum mereka sampai ke Kastel Kupu-Kupu yang masih menjorok ke perbatasan itu.

Jika saja Kastel ini berada di pusat tengah wilayah, maka mungkin akan makan sepuluh hari untuk sampai ke sana.

Gadis itu tampak berlutut diikuti oleh wanita tua yang ada di sebelahnya. Memanggil duchess Tiara secara berulang.

Ini jelas membuat beberapa penjaga jadi berbisik.

"Hal apa yang dialami gadis ini sampai ia memohon segitunya?"

Namun tak ada yang berani mendekat. Salah seorang hanya tampak bergegas pergi untuk menyampaikan pesan.

Jika orang-orang ini ingin tinggal di duchyu Kupu-Kupu jelas tak masalah. Mereka tak perlu melapor ke kastel itu dan cukup mencari tempat kosong untuk ditempati. Toh ini adalah wilayah kekuasaan duchess Tiara dan semua tanah itu adalah kepunyaannya.

Namun bersujud di sini dan memanggil duchess adalah sesuatu yang berbeda. Mereka harus rela menunggu sampai duchess itu mendapatkan pesannya.

Dan itu memang terjadi, di bawah terik matahari dua orang itu tetap bersujud sambil memuji duchess Tiara. Seperti fans yang sangat ingin bertemu idola mereka.

Penantian itu tampaknya terbayar. Gerbang besar itu dibuka dan tampak seorang wanita keluar dari sana. Gadis berambut pirang keriting itu. Ia tak mengenakan rok seperti duchess pada umumnya. Ia mengenakan celana panjang layaknya para kesatria wanita. Tak lupa pedang yang terikat kokoh di pinggangnya itu.

Inilah dia, duchess Tioara si penguasa duchy Kupu-Kupu.

"Kamu datang, ya? Apakah berubah pikiran?" tanya wanita itu.

Ia ingat kalau menjanjikan keselamatan Eldayo pada gadis ini jika ia datang dan memohon. Siapa sangka, gadis yang hampir diperkosa ini malah datang untuk itu.

Ia menengadah ke atas. Meski tak bisa melihat, namun berusaha memasang sikap hormat pada duchess Tiara yang ada di depannya.

"Ampun dcuhess Kupu-Kupu. Hamba menginginkan orang itu untuk dilepas" ujarnya sambil berurai air mata. Ir mata itu membasahi mata keperakan nan indah itu.

"Melepaskannya? Bukannya dia yang menyebabkan kesulitan hidupmu? Membunuh ayah dan ibumu serta membantu pemerkosaan itu?"

Duchess Tiara mencoba menggali apa yang ada didalam kepala gadis ini. Mencari tahu alasan kenapa ia ingin melepaskan Eldayo si anjing kerajaan itu.

"Dia memang jahat, dosanya juga besar wahai dcuhess Tiara. Namun, namun dia masih ingin melindungi dan menukarkan nyawanya di kala orang jahat itu muncul" terangnya.

Gadis ini mungkin tergugah saat Eldayo malah menyerahkan dirinya untuk disiksa daripada gadis ini diperkosa. Masih ada sedikit sisa-sisa kebaikan dalam diri Viscount tampan itu.

"Aku tak bisa melihat wajahnya. Tak tahu rupanya. Namun aku merasakan kebaikan itu. Mohon yang mulia dcuhess untuk melepaskannya" ujar gadis itu sambil menempelkan dahinya di tanah sekali lagi.

Kepala yang hampir menghantam kerikil keras itu, namun dihentikan oleh dcuhess Tiara. Dia menangkap dahi gadis itu sebelum menyentuh benda kasar di sana.

"Gadis cantik, kau harus tahu. Lelaki itu makhluk munafik menjijikkan. Namun karena ini permintaanmu, aku akan kabulkan. Namun jangan lepaskan kewaspadaan saat bertemu dengan orang sepertinya" tambah duchess ini.


Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang