Pertarungan

511 84 2
                                    

"Tapi bercanda!!!" Suara duke Reyner yang terdengar ketakutan itu tiba-tiba berganti menjadi suara cemooh. Suara dari orang yang tak kelihatan itu seperti mencemooh serangan anak panah barusan.

Ia adalah orang dengan kekuatan ilusi. Tubuh aslinya mungkin juga tak berada di sini. Inilah yang membuat serangan Aldarm tak mengenai apa-apa selain hanya membuat lubang di tanah kosong itu.

Duke Gifford si pangeran pertama pun akhirnya bangkit. Itu cukup baginya untuk mengobati luka dan menghentikan pendarahan. Ia kembali berdiri dengan waspada mengamati sekitar.

Kepalanya langsung bergejolak, teknik macam apa yang dipakai oleh adiknya itu? Ini jelas bukan teknik kerajaan. Dan ilusi itu bukan sekelas ilusi rendahan. Tubuh aslinya seolah-olah diwakilkan oleh ilusi tersebut.

"Teknik macam apa ini?" gumam Gifford sambil memberi sinyal mata pada anak kecil yang tengah duduk memantau di atas dahan pohon rindang tersebut.

"Kau penasaran, kakak bodohku?"

Sosok itu muncul lagi di tengah lubang itu. Tampak seperti kabut yang menghilang dan muncul semaunya saja.

"Ini adalah hadiah nona Melisa melalui perantara nona baik hati yang bernama Partank. Sesuatu yang tak akan kalian dapatkan sebagai orang biasa" ujarnya sambil mencemooh.,

Memang benar, kekuatannya berubah drastis dan mendapat teknik ilusi aneh ini setelah memberikan jiwanya seutuhnya pada orang bernama Patrank itu.

Reyner belum pernah bertemu dengan orang yang ia ,panggil Melisa. Itu hanya ia dengar dari wanita dengan penutup mata tersebut.

"Melisa?" batin Aldaram.

Ini mirip dengan nama orang yang membantunya. Wanita cantik bernama Elisa itu.

"Apakah mereka orang yang sama? Tidak! Nona Elisa adalah orang baik" batinnya lagi sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Jadi kalian para kutu, harunsya bersujud dan mengabdi" ujar Reyner kembali menyeringai.

"Mengabdi bagaimana?"

"Eh?"

Orang ini tiba-tiba tak bisa bergerak. Mencoba memutar bola matanya untuk melihat sumber suara itu. Seorang pria tampan berbadan besar. Alisnya tebal dan rahangnya tegas. Seorang pria maskulin yang menjadi pelayan Elisa itu.

Regis si Dewa yang lahir dari tetesan darah Elisa. Sosok yang membuat dua orang lainnya juga menganga seakan tak percaya.

Sosok berbadan besar itu memegang tubuh asap duke Reyner dengan santainya. Dan apa yang lebih mengerikan adalah sosok yang ada ditangan kanannya.

Regis tampak memegang seorang wanita. Wanita yang mengenakan penutup mata berwarna hitam yang bahkan menutupi alisnya itu.

"No, Nona Patrank?" duke Reyner seakan tak percaya akan apa yang ia lihat. Nona yang menjadi tuannya tampak tak berdaya dan menjadi mayat ditangan orang besar ini.

Neokonig Ilusi telah mencapai ajalnya ditangan pria besar ini.

"Brakkk"

Ia melemparkan dua sosok itu. Duke reyner dan tuan yang ia layani pada tanah berbatu itu. Menghempaskan mereka dengan kuat dan membuat tanah sedikit bergetar.

"Si, siapa kau?" Suara Reyner kini bergetar. Ia tak menyangka ada yang bisa menangkap tubuh ilusinya itu. Sesuatu yang sudah ia anggap sebagai teknik tingkat tinggi dan malah dipatahkan begitu.

Terlebih Neokoniug wanita itu juga terkapar tanpa nyawa. Kehidupannya seakan sudah disedot oleh orang berbadan besar itu. Orang tampan misterius yang berbadan besar dan tiba-tiba muncul ini.

"Aku dengar kau juga pelayan Melisa? Ia memang terlalu banyak membuat masalah" ujar Regis dengan tatapan tajam.

Ia menderu, menangkap belakang kepala duke ini dan membawanya berlari dengan kecepatan tinggi.

Wajah itu sengaja ia gesek ke tanah berbatu dalam kecepatan tinggi. Mengelupaskan satu persatu kulit wajah itu hingga tak layak untuk dilihat secara langsung.

Dua orang itu bahkan bergidik ngeri saat melihat wajah tampan yang dijadikan ampas itu. Sesuatu yang mengerikan dan jauh lebih buruk dari kematian.

Regis tampak tak puas. Ia mengulangi beberapa kali. Menggesekkan kepala itu dengan kasar pada pepohonan-pepohonan di sana. Gesekan yang meninggalkan jejak darah dari wajah pria ini.

Sekarang wajah itu sudah tak enak dipandang. Seperti mayat hidup dengan kulit terkelupas dan tulang hidung patah.

Duke Reyner bahkan tak sempat berteriak karena giginya beberapa kali bertabrakan dengan batuan keras itu dan membuat beberapa di antaranya menjadi lepas.

"Aa, mpphun"

"Blasssh"

Tak mau lama-lama, Regis meremas kepalnya dan menghancurkan kepala itu seperti sebuah tomat yang digenggam kuat.

Seakan tak puas, Regis beranjak pada mayat Neokonig itu dan melakukan hal yang sama. Meremas kepala wanita dengan gincu merah pekat itu hingga hancur seperti tomat busuk terinjak kereta.

"Duke Gifford, aku sudah lama mencarimu" ujar Regis sambil melangkah ke dekat pria yang tengah terluka itu.

"Ka, kau mengenalku?"

"Tentu, aku sudah berkeliling dan kau malah ada disini" ujar Regis dengan kesal. Ia seharusnya langsung ketemu dengan orang ini dan menyusun rencana pengambilalihan kerajaan.

Dari semua yang didengar Regis, hanya ada dua bangsawan waras di kerajaan itu., Dan pria ini adalah salah satunya. Sayang, saat ia sampai di kastel orang ini malah tak ada di sana. Inilah yang membuat Regis melakukan pencarian dan tertarik saat melihat pertarungan itu.

"Ka, kau siapa kau?" Aldaram yang masih di atas pohon juga tak kalah kaget. Ada sosok yang lebih mengerikan daripada orang yang mereka lawan tadi.

"Aku? Namaku adalah Regis. Pelayan nona Elisa" ujarnya.

"Regis?"

Entah kenapa Aldaran tiba-tiba bergidik ngeri. Seolah ada pengalaman tak menyenangkan antaranya dengan orang itu.

"Ah, bocah pencuri. Kau bahkan sudah tak mengenalku?" ejek Regis yang tiba-tiba mengangkatnya. Bocah ini bahkan tak sempat beraksi karena itu begitu cepat.

Sosok Regis yang melompat ratusan meter ke udara. Sesuatu yang mengembalikan kenangan buruk bocah ini.

"Aaa, ka, kau? Boneka kayu itu?" ujarnya tiba-tiba saat mengingat momen bersejarahnya.


Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang