Kebelet

491 85 6
                                    

Gadis ini masih melihat lekat benda yang ia sebut cawan suci itu. Gadis vampir yang bernama Lili yang tak tega membuang benda ini.

Kerajaan vampir bahkan cuma punya satu, dan Elisa mengeluarkannya untuk dijadikan tempat pipis. Ini jelas di luar nalar.

"Kak Lili, apa itu?" gadis kecil itu bertanya karena penasaran dengan benda unik itu. Seumur hidup baru kali ini ia melihat benda kaca yang dipoles halus tanpa ada butiran-butiran kasar sedikit pun.

"Cawan suci, ini adalah benda langka" ujar Lili yang saat ini masih berpikir keras bagaimana cara menyelundupkan benda itu nantinya.

"Apakah kak Lili begitu suka dengan benda ini?"

"Sangaaat! Tapi nona Elisa tak membiarkanku membawanya" keluhnya.

"Jadi kak Lili mau melawan nona? Itu tidak boleh!" gadis polos itu malah berkacak pinggang seolah menjadi perwakilan Elisa di sana.

Ini adalah pemandangan unik seperti melihat dua anak kecil tengah menyusun rencana kejahatan agar tak ketahuan ibunya. Seorang kakak dengan rencana liciknya, dan seorang adik kecil yang menasihati kakaknya itu.

"Aku tahu itu, namun sayang kalau dibuang nanti. Eh?" Lili tampak berbinar. Pupul merah itu seperti berapi-api karena mendapatkan ide yang cukup menarik.

Ia mengambil tirai yang dibuat Elisa. Menggulung itu menjadi gulungan besar, sebesar paha orang dewasa.

"Kak Lili mau apa?"

"Sstttt!!"

Dia tak menjawab, hanya memberi isyarat untuk diam dan melanjutkan "kejahatan" nya itu. Ia tampak berdedikasi menggulung itu. Membuat gulungan agar tampak seperti pispot yang ditutup oleh kain itu.

"Nana, Nana" dia melambaikan tangan memberi isyarat. Lambaian yang membuat gadis kecil itu mendekat.

Lili berbisik kecil, menurutnya ini adalah rencana yang sempurna.

"Eeehh? Apa boleh?" gadis kecil ini bahkan kaget dengan rencana yang diajukan Lili.

"Amaaan" gadis nakal itu seolah membujuk dan merayu Nana yang usianya terpaut jauh dengannya. Lili sudah dewasa meski memiliki tubuh mungil seperti itu. Maklum, dia adalah ras vampir yang awet muda dan berumur panjang.

"Jadi begini, kami simpan benda ini. Jadikan pusaka keluarga, dan dimasa depan aku akan mengambilnya kembali" ujar Lili.

Entah apa yang ia makan hingga sampai bisa memikirkan hal seperti itu. Ia meminta bocah itu menjaganya sampai beberapa generasi. Itu artinya benda ini akan tetap ada hingga seribu tahun kemudian, dan Lili tinggal mencari lokasi keberadaan benda itu dan mengambilnya lagi. Ini adalah cara pintar untuk mengirim benda ke masa depan dengan memanfaatkan komando turun-menurun pada orang-orang dimasa lampau.

"Bagaimana?"

"Baikkkk" namanya juga anak-anak, Nana malah tampak senang karena mendapatkan misi unik begitu. Misi yang tak akan berakhir meski ia sudah tiada. Misi yang diturunkan terus menerus untuk seribu tahun lagi.

Begitulah dua orang itu tampak bekerja sama untuk sebuah "kejahatan" kecil itu.

--

Elisa mengintip dua orang yang tengah merencanakan "kejahatan" itu. Sesekali terkikik seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar.

Mungkin mereka masih tak paham, namun Elisa bahkan bisa mengetahui gerak-gerik seluruh manusia di alam ini. Tentu obrolan dua gadis kecil ini bisa ia tangkap dengan seksama.

Alasan Elisa mengintip hanya untuk melihat ekspresi mereka secara langsung. Persis seperti adik kakak yang mencoba menyembunyikan camilan mahal yang mereka curi dari ibunya.

Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang