Duchess Tiara

838 116 3
                                    

Duchy kupu-kupu, sebuah tempat tanpa lelaki. Ini bukan sekedar pepesan kosong dan sudah sangat terkenal di kerajaan Yepales.

Tapi memang ada beberapa jenis manusia yang masa bodoh. Contohnya duke buruk rupa ini. Seorang manusia yang menghancurkan ekspektasi semua orang tentang bagaimana rupa seorang duke. Sosok yang identik dengan ketampanan itu malah tampak seperti binatang sekarang. Atau mungkin mendekati apa yang mereka sebut dengan "muka pantat kera".

Duchess Tiara sangat ketat akan aturannya. Mengusir semua lelaki itu dan entah kenapa para wanita setuju dengannya. Tempat ini hanya dihuni oleh wanita dan anak wanita. Sebuah tempat ekstrem di kerajaan ini.

Itu bukan tanpa alasan, kerajaan mereka memang sudah rusak. Suami mereka bisa saja bergabung dengan bajingan-bajingan itu. Anak lelaki yang mereka besarkan bisa saja menjadi pemerkosa dimasa depan. Membuat wanita-wanita ini memilih untuk mandiri dan melindungi sesama mereka.

Duchess Tiara, wanita berambut keriting keemasan yang agak unik itu adalah pemimpin mereka. Membuat pasukan khusus wanita dan petarung-petarung Tangguh disisinya.

Dia tampak Tangguh, tak seperti duchess lemah. Seolah memang ingin menunjukkan dominasi pada saudaranya yang sedang menunduk ini.

Semua pasukan itu di tangkat, mereka diikat dan menunggu hukumannya. Tak terkecuali duke buruk rupa yang membuat perkara. Ia diikat dan dibiarkan menggeliat di atas tanah berbatu tajam itu.

"Viscoun Eldayo, si Pahlawan yang kehilangan bijinya"

Duchess Tiara tampak mendekati pria yang tengah terluka itu. Viscount yang rela menerima hukuman agar gadis itu tak jadi diperkosa.

Tampak jelas kalua duchess ini menatap Viscount itu seperti menatap sesuatu yang rendah.

"Kau tahu? Kau hanya seorang munafik. Berniat membantunya tapi ingin mengorbankan yang lain? Apakah itu pantas disebut pahlawan?" ejek wanita ini lagi.

Viscount Eldayo tak melawan, ia sadar akan hal itu. Namun mau bagaimana lagi, lawannya adalah bangsawan. Sekuat apa pun dia, orang ini tetap akan binasa dan satu kampung ini malah bisa diperkosa.

"Hei, Eldayo si ketua pembunuh bayaran. Aku sedang bicara denganmu" kesal tak dijawab, duchess ini mengangkat dagu pria itu menggunakan ujung kakinya. Tampak sekali kalau pria ini tak ada harga dimatanya.

"Garis darah sialan itu yang menghambatku" jawab Eldayo dengan tajam.

"Garis darah? Garis darah ini dan itu? Jangan banyak alasan, kau cuma seorang penakut"

"Aku tak sepertimu, aku bukan kalangan bangsawan.." Eldayo masih ingin membela diri, namun segera dipotong oleh duchess ini.

"Jika begitu harusnya kau lebih paham penderitaan mereka, wahai Eldayo mantan orang biasa" ejeknya lagi.

Meski terdengar bercanda, namun tatapan duchess ini sangat serius. Ia seperti sosok yang ingin melumat pria tampan itu segera. Menjadikannya pecahan darah dan daging berserakan di jalan.

"Inilah yang membuatku membenci pria, mereka punya biji tapi dipakai untuk wanita lemah. Lalu apa gunanya gelar pahlawan itu? Bukannya pahlawan adalah bentuk harapan umat manusia? Kenapa malah menjadi penculik gadis untuk diperkosa?" tanya Tiara dengan berang.

Eldayo tak bisa menjawab, toh itu memang benar adanya. Pahlawan adalah sosok yang menjadi harapan karena kekuatannya di atas manusia pada umumnya. Menjadi tonggak yang akan menjaga tanah mereka tetap aman. Namun di tempat ini pahlawan malah menjadi penculik gadis-gadis untuk diperkosa tuan mereka.

"Seharusnya kau berotak encer, mampu memimpin pasukan pembunuh bayaran. Siapa sangka otakmu akan tumpul jika berurusan dengan bangsawan"

"A, aku bilang dia memiliki backingan dari raja!!"

"Hoo, jadi karena itu kau berani pada Hailam dan Lalatina? Karena mereka tak disukai raja? Eh? Ya, kukira memang orang sejenis akan melindungi sesamanya" ejek Tiara lagi.

Yang ia maksud adalah raja yang hobinya memperkosa ini. Perjalanan lima tahun yang lalu di mana ayahnya berkeliling kerajaan dan memperkosa wanita cantik yang ditemuinya.

Inilah alasan kenapa para wanita, baik korban ataupun yang selamat berbondong-bondong minta perlindungan duchy kupu-kupu. Kebiadaban ini sudah terlalu gila, seolah semua bangsawan itu hanyalah iblis berkulit manusia.

"Haaa, memang susah bicara dengan orang yang sudah memangkas kelaminnya"

Tiara berbalik arah, memberikan komando para prajuritnya. Ini adalah ritual unik duchy kupu-kupu yang terkenal seantero kerajaan.

Para prajurit mulai mengikat obor di sepanjang perjalanan. Orang-orang yang memang diminta untuk bersiap oleh Tiara karena keadaan ganjil sekarang. Siang hari tanpa matahari yang mungkin membuat penjahat lebih leluasa.

Beberapa orang lain memukul-mukul kayu seolah menjadikannya alarm.

Ini unik, karena orang-orang itu langsung keluar dari rumah. Berkumpul di sepanjang jalan itu seakan menanti sesuatu.

"Ikat dia!" perintah Tiara.

"Ti, tidak! Ampuunn" duke buruk rupa ini langsung berteriak histeris. Instingnya mengatakan kalau sesuatu yang mengerikan akan terjadi.

Namun, tak peduli seberapa keras ia berteriak. Para prajurit itu tetap melakukan tugasnya. Melucuti seluruh pakaian duke berwajah buruk itu hingga membuatnya telanjang bulat. Mengikatkan badannya itu pada seekor kuda yang ada di sana.

Ini sangat menjijikkan, tak ada yang merasa senang melihat tubuh telanjang itu. Seperti seekor ulat penuh bulu yang menggeliat. Bahkan selangkangannya tertutup oleh gumpalan lemak perut besar itu.

Siapa yang akan menyangka seorang duke diperlakukan begini. Hanya duchess Tiara yang berani melakukannya.

Inilah puncaknya, orang-orang desa langsung bertepuk tangan saat salah seorang prajurit wanita menaiki kuda. Hukuman paling mengerikan untuk penjahat kelamin itu.

Tubuh duke buruk rupa akan diikat pada kuda yang akan berlari. Diseret di tanah berbatu tajam yang akan mencabiknya sampai mati.

"Pelan-pelan! Pelan-pelan!" teriak mereka.

Orang-orang ini tampaknya tak ingin duke sialan ini mati dengan cepat. Itu tak sebanding dengan perbuatan buruk yang terlah ia lakukan.

"Tuk"

Kuda itu bergerak dan duke ini mulai berteriak. Melengking seperti seekor tikus yang tengah terjepit. Meronta-ronta berusaha menghindari batuan tajam.

Namun apa daya, tangan dan kakinya terikat dan ia cuma bisa pasrah. Berteriak beberapa kali saat batu tajam itu menghantam selangkangannya. Menukik seperti seekor tikus diujung nyawanya itu.

Inilah kenapa orang-orang tak mau macam-macam dengan duchy kupu-kupu. Sebuah kekuatan besar yang akan melindungi wanita-wanitanya. Bahkan tak takut jika yang dilawannya adalah sang raja.

Kuda itu semakin cepat, bergerak dan menarik orang ini. Membuat beberapa bagian tubuh duke itu sudah tergores hebat. Terlebih wajahnya itu yang mulai membengkak karena hantaman demi hantaman batu itu.

Uniknya, teriakan makin menggema. Kuda yang bolak balik itu seakan menjadi tontonan mereka. Semuanya bersuka cita, terlebih saat benda di selangkangan duke itu putus saat menghantam batu tajam.

Teriak seakan mengalami kemenangan itu pecah, mengalahkan teriakan sakit dari duke buruk rupa ini.

"Nah, Eldayo! Kau juga akan berakhir sama" ujar Duchess Tiara sambil tersenyum dingin.


Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang