Tiara Dan Pendiriannya

422 58 1
                                    

Sudah dua minggu semenjak kejadian aneh itu. Makhluk yang muncul dari langit, dan retakan yang mengeluarkan makhluk seperti iblis berwarna putih itu.

Hampir semuanya kembali normal. Termasuk para bandit yang mulai dipukul mundur. Mereka hidup seperti biasa, dengan kelebihan para penjahat yang mulai berkurang.

Mungkin fenomena aneh bertubi-tubi itu membuat orang-orang langsung solid. Siapa juga yang mau tertindas dibalik kekuatan di luar kuasa mereka. Sesuatu yang mengerikan di atas nalar manusia.

Kejadian dua minggu yang lalu contohnya. Para pahlawan itu tak lebih dari kentut jika dibandingkan pertarungan singkat yang mereka lihat diangkasa. Bergerak seperti bintang jatuh dan diikuti serpihan tubuh yang menghantam bumi begitu kuat.

Ini juga berlaku pada Tiara, duchess penguasa duchy kupu-kupu itu. Sebuah tempat yang mereka kenal sebagai tanah tanpa lelaki. Memang, karena tak ada lelaki yang hidup di sana. Menjadi tempat perlindungan para wanita yang tertindas akibat tak adilnya dunia mereka.

Gadis yang mengenakan baju besi tebal yang berat itu tampak mengangkat tangannya. Memberikan tempat mendarat bagi seekor merpati putih itu. Merpati dengan sesuatu yang terikat di kakinya.

[Saudari ketiga, aku pangeran pertama ingin menurunkan kuasa raja. Aku ingin saudari ketiga ikut serta dan menjadi penggantinya]

Isi surat itu jelas dan lugas. Permintaan duke Gifford untuk ikut serta menyerang kerajaan dan menjadi raja yang baru. Atau mungkin disebut ratu karena Tiara adalah seorang wanita.

"Sejak kapan nyalinya muncul?"

Ia tahu saudaranya itu, anak tertua yang nyalinya tak terlalu besar melawan ayahnya. Pertama karena kecintaannya pada seorang wanita dan kedua karena kecintaannya pada rakyatnya. Ia tak ingin perang pecah dan malah melukai rakyatnya itu. Para penduduk duchy Laba-Laba.

Ia tahu kalau Gifford cinta damai dan malas pertumpahan darah. Terlebih Raja dijaga oleh empat pahlawan lainnya. Empat dari tujuh pahlawan yang sisanya adalah pangeran pertama, pangeran kedua dan Viscount Eldayo. Pria yang digampar oleh Tiara karena terlalu hipokrit itu.

"Apakah ada informasi intelijen seputar istana?"

Tiara seoklah bicara sendiri, meski kejap berikutnya tampak seorang wanita yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Para pasukan yang ia latih untuk mencari informasi itu. Jaringan intelijen sendiri milik duchess Tiara ini.

"Nona, sebelumnya terjadi pertarungan antara duke Gifford dan duke Reyner. Dan sampai saat ini, duke Reyner belum diketahui keberadaannya" terang orang itu.

"Hoo, apa yang membuat orang ini sampai-sampai mau bertarung?" Tiara tak habis pikir. Ia mengenal saudaranya itu cukup dalam. Tak mungkin ia mau melawan pangeran kedua yang terkenal licik itu. Seorang pria munafik yang berlindung dibalik senyuman dan wajah polosnya.

"Lalu apakah dia sudah mengumpulkan pasukan?"

"Tidak nona, berdasarkan informasi kita. Duke Gifford tengah berkelompok dengan dua orang aneh. Satu orang dewasa dan seorang bocah dengan busur aneh dipunggungnya" ujarnya lagi.

Informasi intelijen mereka cukup akurat. Tiara sudah menanamkan banyak agen di setiap lini kerajaan. Bahkan ada yang menyamar sebagai pengemis dan sebagainya.

"Menarik! Apakah dia ingin menjatuhkan raja dengan tiga orang itu saja?"

Tiara adalah gadis yang pintar. Fenomena belakangan ini langsung terhubung dalam otaknya. Membawanya pada satu kesimpulan yang mendekati kebenaran.

"Apakah dia mendapat dukungan dari sosok kuat yang muncul itu?" batinnya.

"Bawakan zirah terbaik! Aku akan berperang!" ujarnya.

Dia memberikan titah itu. Membuat beberapa pelayan langsung masuk ke kamarnya. Menunduk dengan hormat dan menunggu titah selanjutnya.

--

Sementara itu, di dekat wilayah inti dari kerajaan Yepales. Tampak tiga orang yang tanpa beban tengah membakar ikan di tempat terbatas itu. Tempat yang harusnya tak didekati sembarangan orang. Dan tiga orang ini seakan secara sembrono menantang para penjaga.

Regis tampak tak terlalu menikmatinya. Mungkin makanan dari Elisa sudah terlalu memanjakan lidahnya itu. Membuatnya tak bias dengan makanan hambar tanpa bumbu.

Disisi lain, bocah itu tampak rakus dan sesekali mengambil jatah pria yang ada di sebelahnya. Jatah dari duke Gifford yang pernah ia maki dahulu. Ia tak tahu kalau orang ini adalah Gifford sebelumnya, setidaknya sebelum pertarungan itu meletus.

Tiga orang itu melingkar di sekeliling tunggu dengan asap tebal itu. Seakan menikmati saat-saat santai sebelum pertarungan lebih seru.

"Berarti raja dijaga empat pahlawan. Apakah ada sosok lain?" Regis bertanya begitu karena takut ada entitas asing lainnya yang menjadi faktor penghambat rencananya.

Rencana sederhana, membunuh raja dan pengawalnya dan meminta pria tampan di depannya itu sebagai raja.

Ya, rencana yang langsung ditolak Gifford mentah-mentah dan ia langsung merekomendasikan duchess Tiara.

"Cuma empat pahlawan, dan aku yakin Tiara kan datang" ujar Gifford.

Ia yakin saudarinya itu tak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Kesempatan untuk mengakhiri tirani dan mengembalikan senyum di wajah rakyat mereka.

"Hmm, aku rasa aku akan membiarkan kalian mengatasinya. Apa kalian sanggup?" tanya Regis.

Menghabisi para pahlawan itu tak menarik baginya. Ini sama seperti Neokonig yang ia tangkap dan mati di tempat. Seperti seekor lalat yang terkena ketapel raksasa. Hancur semua tubuh mereka.

"Aku rasa jika saudari ketiga, Tiara datang. Kami bisa melakukannya" jawab duke Gifford dengan mata penuh keyakinan.

"Kenapa?"

"Tak banyak yang tahu, namun ia juga seorang Pahlawan. Mungkin hanya raja bodoh itu yang tak yakin dengan kemampuannya" telah Gifford lagi.

"Karena dia wanita?" tebak Regis yang tampaknya tepat sasaran itu. Jika saja Raja Yepales ini memakai otaknya. Dia mungkin sudah menghabisi duchess Tiara dari dulu. Sayang otaknya sudah tumpul dan akal sehatnya juga sudah hancur.

"Aku sendiri bahkan tak yakin akan menang jika bertarung melawannya" tambah Gifford.

Ini membuat Regis sedikit banyaknya paham akan level kekuatan orang-orang ini. Seorang duchess yang ternyata memiliki kekuatan mengerikan juga.

Sekarang semua terasa masuk akal. Bagaimana duchy Kupu-Kupu masih bisa tetap eksis meski gempuran dan perebutan wilayah sesama saudara terus menerus terjadi. Semua itu ada penyebabnya dan tak lain adalah kekuatan dari duchess Tiara.


Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang