Tempat para Vampir ini berada di perbatasan kerajaan Yepales. Sesuatu yang tak berada di bawah naungan raja itu, sesuatu yang tak bisa mereka sentuh juga. Ini seperti negara dalam negara dan wilayah itu dianggap sebagai daerah khusus yang di luar yurisdiksi mereka.
Dan di sinilah, raja yang terkenal itu tampak semringah dengan kedatangan Elisa. Bersama istri dan anaknya, ia menyambut kedatangan orang Bumi ini. Sosok yang hanya ia baca di buku dan belum pernah mereka temui. Hanya satu yang mereka tahu, leluhur mereka juga adalah orang Bumi.
"Selamat datang, nona" ujar mereka untuk ke sekian kalinya.
Para penari tampan dan cantik itu mulai menyambut mereka. Mengalungkan bunga-bunga itu pada Elisa dan pelayannya seakan tengah menerima tamu negara. Jelas, raja mereka saja datang menemui gadis yang berpakaian santai ini.
"Silakan nona"
Artie dengan sigap menarik kursi itu agar Elisa bisa duduk. Ini membuat Regis menggembungkan pipi untuk ke sekian kalinya. Ia sangat iri akan kesigapan burung hantu ini. Yang selalu mengambil kesempatan kapan pun itu dan mampu mencuri-curi kesempatan untuk menonjol di depan Elisa.
Ini sangat tak cocok dengan pria beralis tebal dan berahang tegas ini. Menggembungkan pipi seakan cemburu saat temannya lebih diperhatikan oleh guru favoritnya. Sebagai ciptaan Elisa, ia merasa iri dengan apa yang dilakukan Artie.
Burung hantu ini mendapatkan pelukan pertama Elisa. Menemani Dewi mereka puluhan tahun dalam kubah itu. Ini adalah waktu yang talk sebentar dan dia menikmati di dalamnya. Menjaga Dewi mereka agar tak ada seekor semut pun yang memanjat tubuhnya. Ini adalah pengabdian tertinggi dari seorang pelayan.
Terlebih, wajah cantik itu tampaknya juga lebih diminati wanita. Berbeda dengan Regis yang tampak lebih tegas dan susah didekati. Para wanita ras vampir ini tampak sangat nyaman mencoba mengobrol dengan burung hantu yang aslinya kejam ini.
"Ah, kemampuan aktingnya luar biasa" bisik Regis pada Odd yang ada di sebelahnya.
Lalatina yang mendengar juga mengangguk sendiri. Bos mereka ini seakan menikmati itu, padahal; tiga orang ini tahu kalau Artie sedang kesal dalam hatinya.
Iblis ini jadi tak bisa berduaan dengan Elisa karena banyaknya wanita yang datang padanya.
"Kenapa dia bisa sepopuler itu?" bisik Lalatina tanpa sadar.
Ia tak habis pikir dengan apa yang dilihat wanita itu dari sosok Artie ini. Lalatina sendiri lebih tertarik pada gadis berambut ungu keperakan itu. Dewi Elisa yang menjadi tuannya, satu-satunya yang ia cinta.
Ini pemandangan unik, tak ada yang berani mendekati Elisa seakan ada aura mendominasi yang dikeluarkannya.
Mungkin karena Elisa dianggap sakral dan tak ada yang berani memulai melakukan inisiatif untuk berbicara.
Raja dan Ratu sekalipun tampak gagap saat duduk di depannya.
"Ma, maaf"
Akhirnya gadis yang tampak berusia belasan itu mulai angkat bicara. Seorang gadis berpenampilan tomboy dengan potongan rambut pendek itu.
Elisa sekarang sudah mulai mendapatkan kebenaran dunia. Mampu memahami kalau yang di depannya bukanlah gadis usia belasan. Dia sudah dua puluhan dan tak terhitung anak kecil lagi.
"Tidak apa, itu hanya kesalahpahaman" jawab Elisa sambal tersenyum.
Jawaban itu membuat gadis ini tampak lega, sesekali mengelus pantatnya yang mungkin baru saja dipukul ibunya tadi.
"Jadi, apakah kamu sudah belajar dari hal itu?" tanya Elisa lagi.
Gadis ini mengangguk dengan cepat, seperti anak anjing yang baru dilatih oleh majikannya. Begitu menurut akan apa yang disampaikan Elisa.
"Baguslah, aku punya sesuatu untukmu"
Elisa sudah memikirkan itu, mempersiapkan hadiah untuk gadis yang menyerangnya itu. Ia suka dengan perawakan gadis ini, sangat menggambarkan orang Asia dan mengingatkan Elisa akan kampung halamannya.
Elisa mengibaskan tangannya, mengeluarkan sinar ungu yang membuat semua orang di sana terpana. Itu tampak indah dan lembut, seperti kelembutan tangan-tangan penuh kuasa.
Sebuah benda muncul, sebuah gelas berbentuk unik dengan beda putih di dalamnya. Ini mengeluarkan sedikit asap, bukan karena panas namun karena dinginnya.
Benda itu terdiri atas dua warna, cairan beku putih pada bagian bawah dilanjutkan dengan cairan hitam yang muncul di atasnya. Tak lupa sebuah benda berwarna merah yang entah buah apa Namanya.
Ini sangat asing bagi orang itu, seperti sebuah mahakarya dan insting mereka berkata kalua ini bisa dimakan.
"Ini adalah es krim, hal yang paling disukai oleh wanita" ujar Elisa sambal mengedipkan matanya.
Mata gadis berambut hitam dan bermata merah itu tampak berbinar. Ini adalah pertama kalinya ia melihat benda seperti itu.
Ia pernah baca di buku cerita itu dahulu, benda dingin yang amat disukai orang-orang dari Bumi. Bahkan alam beberapa cerita benda ini bahkan dipakai untuk mengungkapkan cinta.
"A, apakah nona mencintaiku?" batinnya.
"Apa pun yang kamu pikirkan, yang pasti bukan itu" ujar Elisa saat melihat tatapan gadis itu. Ini seakan Elisa bisa membaca pikiran gadis bertubuh mungil ini.
Ada sebuah benda yang dimunculkan oleh Elisa lagi. Sebuah sendok dengan kualitas bagus dan amat mulus. Tak seperti sendok yang mereka coba tiru, terasa kasar dan tak layak dipakai karena bisa merobek bibir mereka akibat sisi kasar dan kadang tajam itu.
Mereka pernah membacanya dari peninggalan leluhur para Vampir. Namun tak ada yang bisa mereplikasi temuan itu. Benda seperti sendok ini amat sulit dibuat dan di sini Elisa dengan mudah mengeluarkannya dari kehampaan.
Lili si bocah vampir langsung mengambil sendok itu. Mengambil sedikit es krim itu dan langsung mencobanya.
Itulah saat di mana dunianya berubah. Lidahnya serasa dicumbu oleh rasa nikmat itu. Ia tak kuasa menahan getaran di badannya saat rasa enak dan energi melimpah itu memenuhinya. Tak bisa menahan diri dan mengerang dengan keras.
Ini seakan dia menikmati tetes demi tetes benda dingin yang disebut es krim itu.
"Pantas saja, pantas saja mereka bisa mendapatkan banyak wanita dengan benda ini. Satu kerajaan pasti juga akan tunduk padanya" batin Lili sambal menjilati sendok itu dengan beringas.
Ia bahkan tak peduli dengan kerumunan dan ayah ibunya yang ternganga kehabisan kata-kata. Anak gadis mereka tak ubahnya seperti jalang saat menyantap makanan yang disebut sebagai es krim tersebut.
"Aku juga pasti langsung setuju menikahi orang yang bisa memberiku ini setiap hari" batinnya lagi.
Lili si gadis vampir seakan tenggelam dalam dunianya sendiri. Kenikmatan dari benda Bernama es krim itu membuatnya lupa diri.
![](https://img.wattpad.com/cover/331038476-288-k956730.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)
FantasiaElisa terbangun di dunia yang asing itu. Ini adalah settingan abad pertengahan dengan sihir dan ilmu bela diri. Dia hanyalah siswi SMA biasa yang akhirnya harus berjuang untuk hidup di dunia itu. Kekuatan misterius yang mengikutinya secara perlahan...