"No, Nona" Gadis itu hampir menangis saat melihat kedatangan Elisa. Tampak sekali kristal-kristal bening tertahan seolah dihambat bendungan tipis bawah mata itu. Sesuatu yang menghentikan air matanya mengalir deras.
"No. Nona Elisa. Dia kena kutukan" Odd juga panik setelah melihat jurus aneh tadi. Ia sendiri bahkan tak tahu apa yang terjadi. Hanya mempercayai ucapan Melisa dan menganggap itu kutukan juga.
Elisa tak menjawab, hanya cepat bergerak ke depan gadis vampir kecil ini dan sedikit menunduk. Elisa menempelkan jarinya pada dahi gadis itu. Jari yang mengeluarkan sinar ungu dan langsung bereaksi dengan cahaya hijau yang tiba-tiba muncul itu.
[Narator, apakah ada cara menghilangkan kutukannya?] Elisa tampaknya sudah mengkonfirmasi itu. Memang ada kutukan yang dijatuhkan pada gadis Vampir ini.
[Itu adalah kutukan dengan aura negatif yang besar. Kutukan berbasis waktu yang akan membunuh saat waktunya tiba][
Suara mekanis itu menjelaskan dengan lengkap dalam kepala Elisa. Penjelasan mengenai kutukan yang dilepaskan oleh Melisa sebelum ia menghilang itu.
Jelas sekali kalau ia tengah mempermainkan Elisa. Seolah menjadi tuan dari sebuah permainan besar dan pelayan-pelayan Elisa adalah tumbal dalam setiap gerakannya.
"Cara melepaskannya?"
Elisa merasa kalau kekuatannya ditolak oleh kutukan ini. Seperti sebuah kekuatan "hukum" yang tak bisa ia ganggu-gugat.
"Untuk melawan sesuatu yang absolut, hanya bisa menggunakan bibit semesta atau sesuatu yang membatalkan logika perintahnya]
"Logika?"
Kepala Elisa yang pintar jelas langsung mendapatkan sedikit pencerahan. Perlahan mengangkat kepalanya dan bertanya.
"Apakah orang itu mengatakan sesuatu?" tanya Elisa menggali informasi.
Gadis dengan mata berkaca-kaca itu mengangguk. Tampaknya ia begitu takut akan kematian itu. Terlebih kematian yang sudah pasti karena kutukan tersebut.
"Dia bilang kalau aku akan mati setelah tiga matahari terbenam" ujarnya.
"Tiga hari terbenam? Berarti tiga hari" gumam Elisa.
Ia kembali memanggil Narator itu dalam kepalanya. Suara yang langsung direspons oleh suara mekanik itu dan memberikan penjelasan.
[Nona bisa membatalkannya jika persyaratan itu tak terpenuhi]
"Maksudmu dengan tidak membiarkan matahari terbenam lagi?" goda Elisa.
Itu jelas tak mungkin, gadis ini akan tetap mati jika tiga kali matahari terbenam. Elisa juga tak mungkin membiarkan siang selamanya, itu sama menyiksanya dengan malam abadi itu.
[Bukan nona]
"Haha, aku tahu. Aku rasa solusi kita sama. Menggunakan Soulkonig kemampuan bukan?" tanya Elisa lagi.
[Betul Nona]
Rencananya sederhana. Jika matahari tak bisa dihentikan dan akan terus terbenam, maka kutukan itu akan terus jalan.
Namun bagaimana jika Lili dibawa ke masa lampau. Menunggu tiga hari terlewat dimasa ini dan kutukannya akan batal. Kutukan itu hanya mempengaruhi Lili yang sekarang dan tak akan mempan pada Lili dimasa lalu.
[Menggunakan kemampuan Soulkonig, membawa gadis Vampir ke masa lampau. Dan kembali lagi setelah kekuatan kutukannya lenyap]
Elisa tahu itu. Kutukan ini akan dibuat kebingungan. Seperti perintah komputer yang tidak kunjung terpenuhi dan pada akhirnya eror karena kehabisan sumber daya.
Lagi pula kutukan itu juga punya masa hidup. Ia hanyalah semacam energi yang dipasangkan pada seseorang. Energi yang juga bisa terkuras dengan sendirinya.
Kutukan hanya berlaku pada tiga kali terbenamnya matahari setelah ini. Bukan terbenam dimasa lampau. Secara teori, matahari itu tentu sudah terbenam puluhan ribu kali hingga hari ini. Belum lagi matahari itu bukanlah matahari asli. Matahari asli baru dikeluarkan Elisa tak lama sebelum masalah ini terjadi.
"Ini rencana yang sempurna" ujar Elisa.
Ia menggenggam tangan gadis itu dan menoleh pada Artie yang ada di belakangnya.
"Artie aku serahkan tempat ini selama aku pergi" ujar Elisa yang kemudian lenyap.
--
Ini adalah perjalanan yang cepat. Elisa sudah sampai di tempat Soulkonig bersama dua makhluk bayangan itu. Makhluk yang tak lain adalah duke Hailam dan pelayannya yang langsung menunduk saat merasakan kedatangan Elisa.
Ada hal unik di sini. Para makhluk berambut pirang dengan telinga runcing itu seakan memperlakukan makhluk keci ini sebagai raja. Makhluk yang berbuat sesukanya itu, Soulkonig yang belum diberi nama baru oleh Elisa.
"Aa, aah Nona?"
Ia tampak panik saat melihat kehadiran Elisa. Berputar-putar mengelilingi gadis cantik itu seperti seekor kunang-kunang. Benar-benar seperti anak kecil meski usianya yang sudah ribuan tahun itu.
"Lili terkena kutukan, dan aku ingin kamu mengirim kami ke masa lalu" ujar Elisa.
"Ta, tapi aku tak bisa memprediksi ke masa yang mana. Kekuatanku sudah jauh berkurang" ujar Soulkonig agak murung.
Meski memiliki kekuatan seputar waktu, tampaknya ia tak seperti masa jayanya dulu.
"Tak apa" ujar Elisa sambil tersenyum.
"Ta, tapi nona harus segera mencari aku yang dimasa lalu. Dia pasti bisa mengirim nona pada waktu yang tepat" ujar Soulkonig lagi.
Ia takut jika mengirim Elisa terlalu jauh. Ini tentu akan menjadi masalah. Takut juga jika terlalu dekat, karena dirinya yang baru tak punya kekuatan untuk mengirimkan orang secara spesifik. Berbeda dengan dirinya dahulu saat masih jaya itu.
"Perjalanan Waktu!" ia melepaskan sihir itu. Tampak seperti puluhan jam dinding yang bergerak dan berputar. Mengelilingi Elisa dan Lili yang dalam sekejap mata sudah berpindah dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)
FantasiaElisa terbangun di dunia yang asing itu. Ini adalah settingan abad pertengahan dengan sihir dan ilmu bela diri. Dia hanyalah siswi SMA biasa yang akhirnya harus berjuang untuk hidup di dunia itu. Kekuatan misterius yang mengikutinya secara perlahan...