Elisa takjub akan pohon-pohon besar itu. Dipenuhi lumut hijau dan akar rambat dalam ukuran tak masuk akal. Ini seperti dunia peri yang ia baca di buku-buku. Tempat tinggal makhluk alam yang didongengkan tersebut.
Sebenarnya jika dilihat dari dekat, warnanya adalah oranye. Elisa cuma penasaran dan mengeluarkan bola cahaya itu untuk melihat warna aslinya. Itu tak oranye seperti yang dilihat, malah sangat hijau dan indah.
Bola cahaya Elisa memang tak terlalu bermanfaat. Toh lawannya adalah dua matahari berwarna oranye itu yang mau tak mau membuat mereka juga sedikit terpapar.
Sinar oranye ini membuat Elisa sedikit jengkel. Matanya belum terbiasa dengan itu. Membuat rambut indahnya ini malah tampak berwarna lain. Belum lagi wajah mereka yang terpapar olehnya.
"Apakah ini masuk wilayah Soulkonig?" tanya Elisa.
"Betul nona, Soulkonig adalah pecinta alam. Iblis yang membentuk akar dunia" terang Artie.
Ada banyak hal dalam otak Elisa, namun tetap ia masih belum mengerti istilah "akar dunia" yang disampaikan Artie tadi.
Namun, ia cuma masa bodoh. Terlalu banyak waktu yang akan habis hanya untuk menanyakan itu. Ini malah membuat pencarian bibit jiwa itu makin sulit.
"No, noa!!"
Lalatina langsung bergerak ke depan Elisa. Dengan tangan kosong itu berusaha melindungi tuannya.
Ada cahaya biru seolah tak terpengaruh sinar matahari oranye itu. Tampak bergerak seperti ikan pari, atau mungkin laying-layang jika dilihat dari bawah. Ini membuat Elisa seolah melihat lautan luas di tengah hutan oranye itu.
Makhluk itu tak sedikit, perlahan membentuk koloni yang jumlahnya ada ribuan. Seperti kawanan ikan yang datang secara kompak. Perlahan turun dan mendekat.
"Tidak usah khawatir, mereka adalah Iblis roh. Anak buah dari Soulkonig" terang Artie.
Tampaknya itu adalah salah satu dari tiga ras iblis yang mereka bahas sebelumnya. Ras iblis yang memiliki satu Konig dan tampaknya adalah bawahan Elisa.
"Selamat Datang!" Suara cempreng agak kecil itu terdengar. Elisa bahkan mencari-cari dari mana asalnya karena muncul dari kerumunan itu.
Ini adalah aksi pertunjukan yang menarik. Para ikan pari itu seakan memberi jalan dan membelah formasi itu dengan serentak.
Meninggalkan sesosok gadis kecil bercahaya biru. Sosok yang cuma sebesar jempol kaki yang tengah menunggangi salah satu pari tersebut.
"Nonaaa Elisaaaa"
Tak seperti pelayan yang lain. Sosok mungil seperti peri itu ;langsung terbang. Memeluk pipi Elisa dan mengelus-eluskan pipinya ke sana.
Ini persis seperti seekor kucing yang ingin bermanja dengan majikannya. Elisa bahkan hampir tak bisa berkata-klata melihat aksi ini.
Ia tak menyangka kalau Konig itu akan bertingkah berbeda dari lainnya. Mungkin karena ia wanita, tak seperti dua Konig yang bertubuh pria dewasa itu. Tapi entahlah, itu cuma spekulasi dan Elisa masih belum tahu kebenarannya.
"Nonaa Elisaa! Soulkonigh di sini. Peri cantik yang akan melayanimu" ujarnya dengan suara cempreng itu.
Apalagi kepak sayapnya yang sedikit terdengar seperti kepak sayap nyamuk. Agak sedikit mendengung di dekat wajah Elisa.
"Takk"
Iblis pria berwajah cantik itu tampak menangkap gadis mungil itu seperti tanpa dosa. Persis seperti menangkap seekor serangga dan menjauhkannya dari wajah Elisa.
"Soulkonig, kau harus menjaga sikap" ujar Artie dengan kesal.
"Aaa, Arrkonig lama tak jumpa. Wah ada Slegkonig juga" ujarnya dengan riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)
FantasyElisa terbangun di dunia yang asing itu. Ini adalah settingan abad pertengahan dengan sihir dan ilmu bela diri. Dia hanyalah siswi SMA biasa yang akhirnya harus berjuang untuk hidup di dunia itu. Kekuatan misterius yang mengikutinya secara perlahan...