Pangeran Kelima

930 114 2
                                    

Jalan setapak perumahan itu tampak sepi. Tak ada yang mau keluar rumah semenjak fenomena ini terjadi. Siang dan malam seakan tak ada beda kecuali munculnya bulan dan bintang di langit itu.

Ya, kecuali satu rombongan yang berjalan penuh obor itu. Rombongan yang membawa tandu megah yang memiliki atap itu. Ini seperti sebuah rumah kecil yang diangkat sekitar enam orang berotot besar itu.

Ukurannya tak kecil, dan tampak merah dengan renda-renda yang berwarna emas itu. Ini jelas bukan tunggangan orang biasa, terlebih lampion yang dipasang di sekelilingnya menunjukkan betapa tinggi statusnya dikala matahari sudah tak muncul itu.

Ia adalah Duke berwjah buruk, Namanya bahkan tak terlalu dikenal baik dibanding wajahnya itu. Orang-orang menyebutnya Duke buruk rupa, meski tak langsung di depan batang hidung orang ini.

Dia amat berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain. Orang-orang yang memiliki perawakan bagus itu. Sedangkan dia satu-satunya yang punya wajah seperti hantu.

Gigi kuning dan bau itu tampak tak mengganggu. Ia masih menjilati gadis-gadis yang duduk di sebelahnya itu. Di dalam tandu, berhiaskan lampion yang tengah diangkat enam orang dengan keringat sebesar biji jagung tersebut.

"Hailam sudah memberi emas cukup banyak, dan aku rasa aku memang harus mencoba wanita di duchy Saudari ketiga" ujarnya.

Ia memang penasaran akan duchy unik ini. Tempat yang dikatakan sebagai surga wanita itu. Sebuah lokasi tempat para wanita cantik berada.

"Tuk Tuk"

Pria berwajah tegas itu mengetuk pintu. Dua buah alisnya itu seperti sayap elang yang hendak terbang. Begitu tajam dan seriusnya perawakan Viscount yang Bernama Eldayo ini. Viscount yang memiliki identitas lain sebagai ketua pembunuh bayaran itu.

"Ya, adha apaha?"

Bicara duke ini agak kacau karena bibirnya masih melumat bibir-bibir gadis perawan yang tengah menahan muntah itu.

Ini lebih tersiksa dari hukuman cambuk. Bau orang ini bahkan sudah mengalahkan bau bangkai dan itu sangat mengerikan. Belum lagi mulut seperti neraka itu malah melumat mulut mereka dengan liarnya. Sungguh keteguhan hati luar biasa di mana gadis-gadis itu tak muntah seketika.

"Tuan, kita sudah sampai di duchy Kupu-Kupu" ujarnya.

"Hoho bagus-bagus. Aku harap wanita mereka juga seperti kupu-kupu" ujarnya.

Ia melepaskan ciuman itu dan langsung membuka jendela dan mengeluarkan kepala busuk itu. Wajah yang membuat Viscount Eldayo agak ngeri melihatnya.

Ia sudah cukup lama Bersama orang ini, namun masih belum terbiasa dengan wajah buruk itu. Apalagi di tempat minim cahaya yang cuma remang-remang itu. Keburukannya seakan di amplifikasi berkali lipat. Membuat wajah buruk itu semakin melegenda.

"Bagus-bagus, kamu buka satu-satu rumah mereka. Cari kalau ada gadis cantik di sana"

Dia seakan menganggap wanita itu tak lebih dari pemuas nafsu. Binatang yang bisa ia perkosa kapan saja.

Sebuah kerajaan yang tampaknya tak akan bertahan lama karena para pewarisnya yang tak seperti manusia.

Viscount Eldayo segera mengangguk, mulai mengetok sebuah rumah itu. Ia sebenarnya jijik, namun mau bagaimana lagi. Toh orang ini di anugerahi garis darah yang dianggap suci itu. Menjadi pemimpin meski tak punya kapasitas untuk itu.

"Krieekk"

Sorang wanita renta membuka pintu itu. Terbelalak saat melihat ada orang berpakaian bagus mengetok pintunya.

Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang