Octagon 3 - 209 : Garis Baru, Garis Sesaat Pt. 4

222 30 70
                                    

"Abaiin aja."

Sebenarnya Jongho sadar, sangat sadar bagaimana pandangan orang-orang di sekitar mereka ketika keduanya tengah mencoba menikmati hari santai mereka, di sebuah café pilihan Nagyung sendiri. Jongho tentu tak akan memaksakan jikalau Nagyung tak nyaman. Namun Jongho juga mencoba untuk tahu dan paham, arti lirikan dari orang-orang di sekitarnya.

"Lagipula, banyak yang takjub sama kamu." Jongho menambahkan, membuat Nagyung di seberangnya menatap pelan. "Dari yang aku lihat di internet, banyak yang dukung kamu. Bahkan ada beberapa juga yang bikin gerakan lewat internet bahwa perempuan bukan makhluk lemah dan bisa membela diri."

"Tapi..."

Cicitan Nagyung membuat Jongho langsung menggelengkan kepala, tahu persis apa yang akan dikatakannya. "Ssh, udah. Udah berlalu."

"Nagyung cuma takut..." Nagyung berbisik pelan, mencoba mengutarakannya. "Kak Eunwoo bilang... udah rapat sama agensi dan kemunculan Nagyung di publik, atau tepatnya Keeho nanti yang lakuin, bakal tanggal 17 nanti. Kalau kata Kak Saerom, Nagyung mulai nerima endorse lagi tanggal 20."

Cukup senang, setidaknya, Jongho mengangguk. Tangannya terulur, secara terbuka, meminta Nagyung untuk menaruh tangan di atas telapaknya. "Bagus itu. Nagyung harus berani, ya? Nanti semuanya bakal membaik lagi. Tanggal 20 nanti sekiranya juga sudah 2 bulan sejak kejadian."

Nagyung mengangguk pelan. "Sebenarnya udah banyak yang hubungi Kak Saerom, termasuk Red Room Podcast. Katanya Nagyung diminta buat... jadi panutan agar para korban berani melawan."

"Kalau kamu siap, aku dukung." Jongho tersenyum, mendapati Nagyung mulai menyentuhkan tangannya, dan lelaki itu menggenggamnya. "Nanti aku antar ke sana. Kapan itu?"

"Tanggal 21..." Nagyung menjawab pelan, sedikit tercicit dalam ringisan. "Tapi Jongho... Kak Saerom yang antar..."

"Aku juga bisa untuk—"

"Kak Eunwoo dan Keeho juga..."

Jongho langsung tercekat pada napasnya.

Jelas Nagyung merasa bersalah, karena sadar adanya.

Namun saat itu, Jongho ingin sedikit melawan. "Aku pacar kamu, loh? Seenggaknya, setelah Kak Saerom yang tau tentang ini, yang kamu hubungi selanjutnya itu aku, bukan Keeho."

Merasa cukup, Jongho memendam.

Balasan Nagyung saat itu, terdengar sedih adanya. "Itu karena... yang punya Red Room Podcast itu... mantannya Kak Eunwoo, dan ada di satu tim yang sama dengan Keeho. Jadi... Kak Eunwoo yang tau duluan karena memang dia yang urus semua buat klarifikasi ke publik..."

Di sanalah Jongho menyesali keputusannya.

Seharusnya Jongho menahan, seperti biasa.

"Bukan Nagyung ngasih tau Jongho terakhir, tapi justru Nagyung juga yang terakhir tahu diantara mereka bertiga..."

Pada akhirnya, Jongho malah hanya menyakiti Nagyung, dari bagaimana reaksinya, mencoba untuk memperjuangkan perasaannya.

.

.

.

Dalam perjalanan itu, yang Yeosang lakukan hanya diam, mengulum bibir bawahnya sendiri. Mencoba menikmati perjalanan dengan bersandar di samping kemudi, sembari beberapa kali melirik ke arah kaca mobil sampingnya.

Untuk berkata sudahkah mereka berhenti?

Jawabannya adalah belum.

Sekitar satu minggu lebih Yeosang menginap di apartemen Serim, tentunya untuk meminta maaf atas menghilang dirinya, masih ada saja kesempatan mereka bertemu. Misalnya, saat Yeosang izin untuk membeli makanan, atau saat Serim memang tengah keluar meninggalkannya, dan dirinya tak ikut.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang