Octagon 3 - 214 : Orang Lama, Orang Baru Pt. 3

236 30 56
                                    

Adek — Levi Jenandra

kak gw tadi lupa ga ngasih tau yeosang
kunci mobil barunya ada di gue
ada di kamar
di laci meja
kunci kamar gw ada di san kalau mau ambil
kasian dia udah lama ga pegang mobil

Atas dasar pesan singkat tersebut, Junhong yang mengantar Yeosang kembali ke Lotus, ikut pula mendengarnya sampai ke lantai tiga. Kebetulan di sana, San yang dihubungi Yeosang mengatakan berada di lantai 2, jadi mereka mendatanginya, meminta kunci kamar Yunho, dan setelah itu meninggalkannya berdua.

Sebenarnya, Yeosang ingin istirahat saja.

Namun, entah mengapa, Yeosang sendiri tak bisa menolak saat Junhong mengajaknya masuk terlebih dahulu ke dalam kamar 303 yang dihuni Yunho, selagi tak ada siapapun di sekitar.

Mengejutkan dan tidak untuknya, adalah karena Junhong menutup pintu dan menguncinya.

Yeosang menelan ludahnya menghadap Junhong, selagi lelaki jangkung tersebut langsung menarik pinggangnya, merapat padanya. Lalu sedikit merendah untuk mencium leher Yeosang, dan menggodanya sedikit demi sedikit untuk menaikan keinginannya.

Sudah Yeosang lakukan—menyentuh bahunya dan memintanya untuk berhenti, atau setidaknya tak melakukannya di sini.

Alasannya tak spesifik bahwa Yeosang pernah tidur dengan Yunho dahulu.

Alasannya bahwa,

"Kak, ini kamar orang lain..."

Namun Junhong langsung menggendong tubuhnya, menjatuhkannya secara lembut di atas kasur, dan kemudian melepas kausnya sendiri.

"Kenapa? Punya adik gue, 'kan?" tanya Junhong, lalu perlahan menumpu naik ke atas tubuh Yeosang, dan kembali menciumi lehernya. "Kangen banget, besok-besok gue sibuk banget soalnya."

"Kak, tapi baru tadi pagi..."

Kalimat Yeosang memang menggantung.

Junhong juga malah langsung membungkamnya dalam ciuman, dan memaksanya dalam pergulatan lidah, di mana Yeosang sering tak sanggup untuk melakukannya. Tubuhnya langsung melemas seketika—itu yang Junhong sukai darinya. Sangat.

Sehingga mudah sekali untuk pada akhirnya, dapat melucuti bawahan dari yang dikenakan Yeosang, dan turun untuk memberikannya jilatan daan hisapan di bibir anusnya. Yang mana langsung membuat punggung Yeosang melengkung, pun bagaimana dirinya menengadahkan leher, karena benar adanya. Tubuhnya terlalu sensitif untuk menerima segala bentuk rangsangan, yang terlihat juga dari bagaimana ia meremas seprai, pun jemari kakinya mengerut.

Maka, semakin gemas pula Junhong meremas bongkahan pantat tersebut, walau Yeosang berusaha menjepit menggunakan pahanya.

Junhong hanya mempersiapkannya, sebelum dirinya menarik diri dan menurunkan celananya, dan memperlihatkan batang penis berwarna coklat dengan ujung kemerahannya, yang menantang sangat keras. Junhong pun mempertahankan bagaimana kedua kaki Yeosang tetap terbuka, sembari menggenggam batang penisnya untuk menepuknya berulang pada lubang anus tersebut.

Selagi Yeosang, menggigit bibir bawahnya dan kemudian menggelengkan kepala pelan. "Kak... ini kamar Yunho..."

"Terus kenapa?" tanya Junhong, yang menekan-nekan penisnya pada lubang ketat tersebut, lalu menepuk lagi. Melakukannya berulang kali. "Bukan sekali gue nidurin orang di kamar adik gue."

Yeosang tetap menggigit bibir bawahnya, tak tahan. Sampai kedua tangannya mencoba menahan dada Junhong yang semakin merapat. "Kak... Kak... please... a-aku punya kamarku dan..."

Hanya saja tak tuntas.

Yeosang langsung membawa kepalanya ke samping, dengan berhasil menyentuh dada Junhong dan mencoba meremasnya. Di mana Yeosang menggigit bibir bawahnya kuat, menahan rintihan dan desahan, dari bagaimana penis tersebut mendorong masuk dengan mudah seolah sudah dikenali. Saking terlalu seringnya mereka melakukannya walau waktu pertemuannya jarang.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang