Octagon 3 - 331 : Suara dan Kesadaran Pt. 6

219 28 26
                                    

Total memar di sekujur tubuhnya ada 31. Dengan beragam ukuran dan posisi tepatnya. Tiga di paha kiri, enam di paha kanan, dua di lutut kiri, tiga di pinggang, enam di punggung, dua di leher, dua di tulang selangka, tiga di lengan kiri dan empat di lengan kanan.

Hongjoong mengecek seluruhnya.

Juga dengan lecet di bibir anal Seonghwa.

Semua Hongjoong lakukan sendiri, memotretnya sebagai bukti, sambil mencoba menguatkan diri sendiri bahwa seluruh pemandangan ini benar-benar mengerikan. Harus dilalui Seonghwa seorang diri, kemarin, saat tak ada yang tahu.

Bahkan saksi yang Seonghwa katakan, rupanya tak membantu.

Hongjoong berdiri di depan kasur, setelah menaruh ponselnya. Untuk menatap bagaimana Seonghwa menekuk lutut dan memeluknya, dalam keadaan telanjang tersebut.

Menyedihkan.

Seonghwa mungkin mengatakan semua ini bukan kesalahannya, tapi bagaimana caranya Hongjoong bisa hidup setiap hari, setelah mendapati fakta bahwa ini kedua kalinya ia gagal menjaga Seonghwa? Setelah kali pertama karena dirinya pergi dari rumah tersebut, kini kali kedua karena... ia tak mengecek ponselnya.

Sesering apapun Seonghwa menyinggung bahwa di jurnal pun ia tak mengatakan hal spesifik, dan telah mengatakan pada Hongjoong bahwa sudah sejak awal San memintanya untuk menceritakannya tentang ketakutannya pada Dohyun, tetap saja, Hongjoong merasa bersalah. Walau memang Hongjoong tak akan membahasnya depan Seonghwa lagi, tak ingin menambah pikiranya.

Hongjoong memilih untuk berlutut kembali, untuk menarik satu per satu kaki Seonghwa, membantunya mengenakan celana dalam dan celananya kembali. Gerakannya sangat hati-hati. Bahkan usapan yang dirinya berikan juga berhati-hati, takutkan Seonghwa tak bisa menerima sentuhan kulit dari satu sama lain.

Untuk pakaian teratas, Hongjoong teralih pada lemari Yunho sejenak. Hongjoong langsung meraih sebuah kemeja berwarna putih, yang jelas akan sangat kebesaran untuk dikenakan Seonghwa. Bentuk tubuh mereka pun berbeda, mengingat Seonghwa sangatlah kurus dan ramping.

Sedikitnya, Seonghwa dengan tatapan lelah dan lemahnya memperhatikan Hongjoong yang sudah kembali ke hadapannya sembari membuka satu per satu kancing kemejanya. Seonghwa melirik sekitar pada atasan turtle neck yang semula dikenakannya, lalu bertanya pelan pada Hongjoong dengan tak mengerti.

"Kenapa...?"

"Kamu ke rumah sakit sekarang." Hongjoong berucap tanpa menatap Seonghwa, hanya terfokus untuk hati-hati meraih satu per satu tangannya, untuk masuk ke bagian lengan kemeja berlengan panjang tersebut. "Gak bisa sama Yunho dan Mingi, takut jadi masalah ke Ovu... maaf aku gak bisa kontrol itu. Juga gak bisa dariku, biar gak jadi masalah sama Ayah. Jadi... dengan Wooyoung, ya?"

Seonghwa masih menatap Hongjoong dalam diam.

"Pergi ke rumah sakit yang sama, tempat kita tes kesehatan lalu." lanjut Hongjoong, dan mulai mengancingkannya. "Mungkin aku sendiri bakal langsung kasih tau Pamanku. Biar kalian berdua juga aman."

"Memang kenapa...?"

Hongjoong sulit untuk menjawab.

Karena itu, Seonghwa menahan lengan Hongjoong pelan, dan bertanya lagi. "Hongjoong... memang kenapa...?"

Berat hati, untuknya. Tetapi tak ada yang boleh disembunyikan lagi, jadi dengan terpaksa Hongjoong mengatakannya. "Dohyun Arkana. Arkana itu nama belakang dari Ketua 30."

Seonghwa langsung terkesiap, dan menutup mulutnya dengan dua tangan--melepaskan diri dari sentuhannya pada Hongjoong. "Benar...? Berarti benar... kenapa Dohyun nyinggung tentang kejadian tiga tahun lalu... t-ternyata... memang mereka... kenal...?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang