Octagon 3 - 248 : Perubahan Pt. 3

265 27 43
                                    

"Sakit?"

Pertanyaan yang hanya membuat Wooyoung meremas kuat lengan berotot San saat itu, menatap malu setelah sebelumnya memejamkan mata lantaran ingin menikmatinya--atau memang hanya malu saja, berada di bawah tubuh San secara telanjang seperti ini, dengan resmi. Rasanya mereka belum pernah melakukan seks di ranjang seperti ini.

Ya, bagaimana pun juga kini mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

San menumpu tubuhnya dengan kedua lengan, juga telah dalam keadaan sepenuhnya telanjang, melirik ke bawah sekilas untuk memastikan. Benar adanya Wooyoung menjepit penisnya yang baru tertanam setengah dengan kuat, sampai San tak berani untuk mendorong lebih lanjut. "Serius, Pumpkin. Kita gak pakai lube and I guess--"

"Can you stop calling me Pumpkin while we fuck?" Wooyoung memotong, agak menekankan kukunya pada lengan San yang membuatnya meringis dalam kekehan.

Namun San kemudian tersenyum, mengecup bibir Wooyoung sekilas dan kemudian membalas, "making love, you mean."

"Sansan..." Wooyoung merengek, lalu menarik napas cukup panjang dan kemudian menatapnya agak menantang, sekaligus sayu. "It's been a while, so..."

"Mulai hari ini, kita bakal sering kok."

Kali ini Wooyoung menampar lengannya, yang membuat San terkekeh lagi. "Please stop?"

Tak disangka San justru malah menarik penisnya keluar.

Hal itu membuat Wooyoung membulatkan matanya, terkejut dan hendak bangun.

Tetapi San langsung menahan dada Wooyoung dengan satu tangannya, selagi tangan lain teralih pada penisnya sendiri, yang sudah sangat tegang sang memerah kelaparan--memompanya. San kemudian menepuk-nepukkannya pada lubang anal Wooyoung, dan memaksanya untuk tetap mengangkat tinggi pinggangnya.

Wooyoung menggigit bibir bawahnya agak ragu.

Sedangkan San mulai menggerakkan penisnya keluar dan masuk hanya sebatas kepala. "Coba relaks."

"Udah...?" tanya Wooyoung, yang tak kuat merasa wajahnya sangat panas. "Bisa gak sih obrolan kita sedikit aja...? Aku malu banget, San..."

"Desahnya yang banyak kalau gitu?" San malah menantangnya.

Wooyoung semakin memerah, tetapi tiba-tiba mengangguk adanya. "Then make me."

"Shit..." San tak bisa menahan rasa gemasnya, sehingga ia merapat lebih dahulu untuk mencengkram rahang Wooyoung, sebelum mencium bibirnya. Menciumnya cukup dalam, dan basah--mengambil kesempatan sesaat untuk bergulat lidah--sebelum menarik diri dan membiarkan benang saliva mereka terjalin.

Wooyoung sendiri langsung mengulum bibir bawahnya, tak rela rasa dari San pergi darinya.

Walau kemudian San teringat sesuatu, yang membuatnya sedikit murung.

Wooyoung menyadari dan langsung khawatir, "San... kenapa?"

"Aku lupa bilang." San berucap tipis, lalu menghela napasnya. "Tadi di Titik Koma, aku diminta ciuman sama Seonghwa dan... ya. Aku kira gak akan terjadi hari ini, tapi... terjadi."

Hal itu membuat Wooyoung diam, sebelum bertanya tipis. "Itu alasan kamu berantem sama Seonghwa...?"

"Bukan." San menjawab, lalu menggelengkan kepalanya cepat. "Gak ada satu pun dari kami yang suka, jadi jangan salah paham. Aku cuma bilang karena kamu harus tau."

Wooyoung memilih untuk menjawab pelan. "Iya... asal dilakuin depan orang-orang... seperti yang aku minta tadi, 'kan? Dan asal... bukan tiba-tiba juga?"

"Pasti, Pumpkin. Pasti." San mengerang dalam rasa takut, merapat padanya dan kemudian mengusap pipi Wooyoung secara hati-hati. "Pasti... aku gak akan nyakitin kamu secara sengaja kayak gitu. Kalau suatu hari aku nyakitin kamu secara gak sengaja... kasih tau, ya?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang