Octagon 3 - 348 : Reversi Pt. 3

289 29 45
                                    

"Kami ada di rumah sakit yang sama, dan gue, gue beneran harap, kalau kita bantu dia, dia juga bakal bantu Seonghwa. Jadi gak perlu lo turun segala macam."

Masih duduk di jok yang sama, mobil yang sama, tetapi tujuan berbeda, Hongjoong mendengarkan penjelasan dari San di pukul 1 malam tersebut, pada tanggal 21 Juni. San menjelaskannya dengan suara berbisik, seolah dirinya memang harus menyembunyikan hal, walau, ya, Hongjoong mengerti lantaran mereka berada di muka umum--tempat umum.

Hongjoong belum menjawab, masih memikirkannya.

"Anaknya nyoba bunuh diri, dari info yang gue terima. Ini bukan tentang kita bakal kehilangan saksi, tapi ini misi kemanusiaan." Suara San terdengar tertekan di seberang. "Gue marah, Yunjin takut. Kita semua gak ada yang bisa paham perasaan masing-masing sebelumnya, tapi di sini--"

"Gue mau jahat sih, San." balas Hongjoong.

San tergagap, dan bertanya, "maksud lo?"

"Kalau gak ada jaminan, Yunjin itu bakal jadi saksi, gue gak mau bantu."

"Hongjoong, lo bisa kehilangan saksi."

Sebenarnya Hongjoong sendiri tertekan--tak mungkin ia tak memiliki hati untuk ini. Hanya saja, Hongjoong tak mau jikalau semua ini takkan menguntungkan apapun untuk Seonghwa, disaat ia tak bisa turun langsung. "Dia aja mau bunuh diri, 'kan? Kalau dia gak--"

"Lo tau, kebaikan bakal berbalas kebaikan?" San memotong.

Sedangkan Hongjoong juga agak menggertak kesal, dan kemudian memalingkan wajahnya. "Kebaikan Seonghwa yang nerima sepupu dan keluarga bangsatnya aja gak berujung kebaikan. Kebaikan Seonghwa cuma mau ngasih hadiah selamat tinggal ke gurunya aja gak berujung kebaikan."

"Hongjoong, lo gak bercanda? Itu beda case."

"Dan gue gak mau ngorbanin keuntungan untuk orang lain, tapi kerugian untuk Seonghwa."

"Cewek itu diperkosa, Hongjoong!" Ada suara benturan--mungkin San memukul dinding, atau terdengar seperi bilik. Mungkin di toilet. "Anjing... Hongjoong, Heeseung bilang pacarnya dia umur 35 tahun, sedangkan dia capai 18 tahun pun belum. Tiga tahun penuh dia jadi budak seksnya, dan Sabtu nanti dia dijual bokapnya sendiri buat ditidurin orang-orang umur 60 tahun ke atas. Lo tega?"

Mengejutkan, jelas. Hongjoong sampai membelalakkan mata. Tetapi Hongjoong menahan napasnya sejenak, dan kemudian mengatakannya. "Lo pastiin Yunjin itu setuju buat jadi saksi, dan gue bakal minta Paman gue buat lanjut urusannya. Kalau gak--"

"Lo bisa punya hati buat Seonghwa, tapi lo gak punya hati buat orang lain?!"

"Semua yang pernah terjadi cuma merugikan pihak kita, San! Paham?!" Hongjoong juga tak kuasa, ikut membentaknya. "Pokoknya lo pastiin, Yunjin itu bakal buka suara buat Seonghwa, baru bantuan buat dia bakal tiba. Di sisi lain, gue bakal pastiin lo gak akan jadi anak bokap gue."

Ada suara decihan, San membalas. "Gue gak akan pernah jadi anak pembunuh orang tua gue, anjing. Gue punya hak buat nolak, karena gue udah tau kenyataannya, jadi, apa alasan yang bokap lo punya sekarang? Cuma mau bikin gue gak tau doang, 'kan, dengan dijadikan anak? Percuma. Gue udah tau."

Hongjoong mengeraskan rahang, melihat bagaimana mobil yang dikendarai Shownu itu telah berhenti di hadapan sebuah gerbang, setelah satu mobil lainnya. Menunggu gerbang untuk dibuka saat itu juga.

"Dan gue ngomong ini dengan dasar hati nurani manusia," terdengar sangat marah, dari San yang melanjutkannya. "Lo... gue tau lo ketua, gue tau lo gak boleh punya hati, tapi gue tau lo Hongjoong Rastafara, bukan Gongyoo Nakula Prananto. Lo berkorban banyak selama ini, dan gue harap, hati nurani lo gak berhenti cuma buat kami doang, cuma karena lo gak mau kasihan dan terlibat masalah lagi sama orang lain."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang