Octagon 3 - 364 : Panah Pt. 4

221 31 61
                                    

Hongjoong keluar dari kamarnya dengan dua tas olahraga miliknya--baru--yang terisi penuh dengan pakaian dan beberapa barang kebutuhannya. Yang mana bersamaan dengan itu, Seonghwa keluar dari kamarnya, setelah bicara dan menenangkan diri dengan Yunho dan juga Younghoon.

Sedikit mengejutkan dari Seonghwa yang belum tahu.

Namun Hongjoong hanya meliriknya dengan datar, sebelum meninggalkan dua tas tersebut di depan pintu dan menguncinya. Hongjoong tiba-tiba menghampiri Seonghwa untuk mengulurkan key card miliknya tersebut.

Seonghwa dalam rasa tak mengerti.

Sedangkan Hongjoong tetap memberikannya. 

"Ini apa...?"

"Aku pindah sementara." Hongjoong menjawab tanpa intonasi dari suaranya.

Yunho dan Younghoon muncul, tetapi memilih untuk berjalan bersama menuju dapur--mungkin untuk makan sesuatu. Terakhir mereka makan hanya makan siang, di agensi lalu. Toh, Seonghwa juga sudah sedikit merasa lebih baik, walau mereka semua juga sudah setuju untuk tak membiarkannya sendirian.

Sebenarnya Seonghwa tak ingin menerimanya, namun ia tahu Hongjoong tak sedang dalam keadaan untuk bisa mendengar siapapun--takkan bisa bernegosiasi. "Ya..."

"Pakai kamarku kalau butuh." Hongjoong berucap lagi. "Sendirian."

Agak menggigit bibir bawahnya, Seonghwa menjawab pelan. "Y-ya memang aku bakal ajak siapa..."

"Entah. Semua orang mengecewakan." Hongjoong menghela napas, memalingkan wajah sebelum melirik jam tangannya sendiri. Lalu Hongjoong lanjut bicara tanpa melihatnya. "Siap-siap. Kalau Ayahku datang, kita harus langsung berangkat. Urusan kamu lebih penting dari pada satu sampah ini."

Seonghwa paham Hongjoong sakit hati, hanya saja kata-katanya menyakitkan. Padahal bukan untuknya. "Ya... aku ke dalam dulu." jawab Seonghwa, dan kemudian berbalik untuk masuk ke dalam.

Bersamaan dengan itu, San keluar dari kamar Wooyoung, sembari mendesahkan napasnya agak kasar--pun mengusap wajahnya. San kemudian melihat Hongjoong, dan memang berniat untuk mendatanginya. "Hongjoong."

Hongjoong menunggu sampai San tiba di hadapannya.

Hingga sosok itu berdiri kemudian, dengan jarak satu meter dengan tubuhnya. "Heeseung bilang, tadi dijemput, dan sekarang sudah dibawa pergi dengan Yunjin. Gue bilang semua aman kalau yang ajak pergi adalah orang bernama Atthar seperti siang tadi."

"Oke." Hongjoong menerima informasinya, sebelum kemudian melihat ke arah kamar 307 di mana Wooyoung muncul hanya untuk membanting pintu, dan menutupnya. 

San sampai menoleh.

Sedangkan Hongjoong berucap kemudian. "Ya, nyatanya bukan Wooyoung, tapi Yeosang."

"Gue gak bermaksud nyakitin Wooyoung, tapi..." San yang tengah berucap kemudian tersadar, untuk melihat ke arah Hongjoong secara sinis. "Shit. Kenapa juga gue harus cerita sama lo?"

"Well, lo sama Hajoon mau collab buat nyari tau alasan di balik kematian bokap dan nyokap lo?"

Topik yang berubah itu membuat San mendecih, menatapnya jengkel. "Gue bilang gue gak marah sama lo, Hongjoong. Kecuali tentang lo nyembunyiin semua dari gue dan bikin cuma Ovu yang tau tentang ini."

"Kalau gue duluan yang tau, gimana?"

San enggan menjawab, hanya dengan tatapan malasnya.

Bersamaan dengan itu, Seonghwa keluar dari kamarnya secara hati-hati, dan kemudian menguncinya. Tak berbekal apapun, hanya mengenakan jaket tebal saja, untuk tubuhnya. 

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang