Octagon 3 - 294 : Bergantung Pada Akar Lapuk Pt. 4

189 27 30
                                    

Wooyoung agak tersentak sendiri, dari bagaimana ia langsung terbangun dari tidur tak sengajanya, di sofa kamar dari San, yang ditempatinya. Di mana Wooyoung juga tak sadar, sejak kapan ia bersandar di bahu Juyeon, yang kemudian meliriknya, dengan sangat khawatir.

Segera Wooyoung meluruskan dirinya, dan berbisik pelan, pada sang lelaki. "Maaf, Juy..."

"Gak apa, istirahat lagi aja." Juyeon tersenyum, menepuk bahunya kembali.

Namun Wooyoung menggelengkan kepalanya. "Gue mau nungguin San... Seonghwa, juga Hongjoong..."

"Mereka belum ada kabar." Juyeon berucap, melirik pada pintu utama dari kamar 305 tersebut yang ditutup. "Sekarang sekitar jam 4 pagi, dan belum ada kabar dari siapapun itu."

Wooyoung langsung merasa bersalah. "Gue ketiduran... setengah jam?"

"Gak apa." Juyeon menjawab lagi. Menatapnya sambil tersenyum tipis. "Yang lain juga lagi coba buat istirahat dulu. Yeosang balik ke kamarnya, ditemani Jongho. Sedangkan Yunho, Mingi sama Younghoon ada di ruang tengah--anak Hunters datang, baru aja."

"Terus lo di sini... nemenin gue?" bisik Wooyoung pelan, sebelum langsung menyentuh lengan Juyeon, meremasnya. "Kita... hubungi San, ya? Gue gak tahan lagi."

"Jangan." Juyeon melarangnya. "Gue juga butuh kabarnya, tapi San pergi dengan Hajoon. Urusannya jelas lingkaran dalam. Jangan ngacau."

"Tapi San..."

Dengan satu tangannya, Juyeon menarik Wooyoung ke dalam pelukannya. "Sini... gue tau rasanya berat dan tertekan banget. Gue paham... tapi lo tahan, ya? San juga pasti lagi menderita di sana..."

"Gue juga mikirin Seonghwa sama Hongjoong, bukan San doang..." Wooyoung nyaris menangis mengatakannya.

Juyeon pun mulai mengusap kepalanya, juga punggungnya pelan. "Gue paham... paham banget..."

Secara mendadak, pintu dibuka. Muncul bagaimana Younghoon, menatap sesaat sebelum menghampiri. Sedikit terkejut melihat Wooyoung sudah terbangun, yang membuatnya menarik napas pelan, dan mendekat perlahan.

"Wooyoung, sorry... gue butuh Juyeon sebentar, gak apa?"

Wooyoung langsung melepaskan diri dari pelukan Juyeon dan menyeka air mata yang belum turun membasahi pipinya. "Ya, ya... sorry. Gue juga mungkin... bakal ke bawah bentar... nyari angin."

"Mau ke mana?" Juyeon menatap khawatir.

Di sana Wooyoung sedikit menenangkannya. "Gue gak akan ngapa-ngapain, Juy. Gue cuma mau jalan di bawah... cari angin. Gue butuh tenang sebentar..."

"Wooyoung juga butuh waktu, Juy." Younghoon berucap. "Ayo, ikut kumpul. Ada masalah serius buat kita juga. Di sebelah; kamar Mingi."

Sehingga di sanalah, Juyeon hanya bisa pasrah untuk berdiri. Selagi Wooyoung juga berdiri sembari meraih ponselnya dari atas meja, untuk tetap membawanya bersama. Di sana, Juyeon sekilas mengusap kepala Wooyoung untuk tetap memberitahunya jika membutuhkan sesuatu, sebelum ia mengikuti Younghoon yang telah keluar lebih dahulu.

.

.

.

"Hyunjae..."

Bisikkan itu terdengar lemah.

Rasanya Hongjoong sudah tak sanggup lagi, ketika ia selesai menjelaskan apa yang ia ketahui, kepada Hyunjae yang duduk di hadapannya. Hongjoong sendiri berusaha untuk tetap kuat, menahan sesaknya, dan tangannya yang basah karena keringat dinding. Untuk terus juga berhadapan dengan Hyunjae, walau ia tak ingin.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang