Octagon 3 - 238 : Menuju Hari Pt. 3

209 30 43
                                    

Benar adanya, Hongjoong tak pernah menyangka bahwa hari ini akan tiba juga.

Berada di dalam satu ruangan, pun satu meja dengan ketua lainnya, juga Pencetus. Memang sudah pernah, tapi tak sebanyak ini. Melihat bahwa ada satu Pencetus dan 17 ketua lainnya, tanpa dirinya, membuat Hongjoong cukup menarik napasnya berulang kali. Terlebih, bukan hanya dirinya terus disorot karena merupakan ketua baru dan sudah bisa berada di meja ini, tetapi juga karena Hongjoong memang selalu menjadi orang yang diarah.

Sejak tadi pembicaraan dilakukan; penjelasan mengenai pengajuan-pengajuan untuk revisi dan penambahan peraturan. Walau pihak yang mengajukan tak datang, karena sekarang hanya perlu mendengar hasil keputusan.

Ya, Hongjoong berada di sana untuk final, bukan untuk rapat perundingan, jadi, tak ada yang bisa dirinya lakukan.

Di posisi duduknya, Hongjoong diam menyimak. Melihat satu Pencetus berada di sana, duduk dengan tenang, sang Andries Abraham. Setidaknya dengan adanya salah satu anggota Antara di sana, Hongjoong sama sekali tak merasakan tekanan apapun.

Saat itu, pengawal pribadi Andries pun membagikan sebuah salinan kertas, untuk keputusan yang telah diberikan. Tak diucapkan secara lantang terlebih dahulu, melainkan membagikannya agar masing-masing bisa membaca sendiri dan bertanggung jawab untuk memberikan pengertian pada para anggota masing-masing, selagi Ketua 5 akan menyampaikannya juga pada para ketua yang tak diundang.

Hongjoong pun langsung membaca di dalam hatinya, begitu ia mendapatkannya.

Pengajuan Revisi Peraturan.

Hongjoong mengabaikan membaca tanggal pengajuan, pun tanggal peresmian. Dirinya langsung turun ke bawah, untuk membaca hasil keputusan.

"Pengajuan; larangan ketua ataupun anggota dilindungi dalam Nama Aman dari ketua ataupun anggota selain memiliki garis keluarga atau garis keturunan yang sama."

Rupanya, Andries mulai membacakannya secara satu per satu.

"Keputusan; ditolak."

Entah mengapa, namun Hongjoong bernapas lega.

Setelah mengetahui bahwa dirinya dijaga oleh lebih dari 50 nama, hal ini membuatnya yakin bahwa yang mengajukannya adalah Sarga.

"Pengajuan; larangan eksekusi anggota tanpa perundingan terlebih dahulu terhadap ketua terkait."

Ini...

Hongjoong bisa menebaknya.

Siapa nama Ketua 30 itu...? Arkana?

Hongjoong melihat sosok itu meliriknya, perihal hal yang sudah terjadi, bukan?

Argantara Javi, dieksekusi oleh Dongwook lantaran membuat video pembunuhan Hongjoong lepas, dan sampai di tangan kakak dari Juyeon, Flora. Begitu saja, sepertinya memang tanpa perundingan, namun yang terjadi, sudah fatal adanya, bukan?

Tentu Hongjoong tahu mengenai peraturan ini...

Membuat lingkaran dalam terekspos, bayarannya berat...

"Keputusan; ditolak." Andries mengatakannya, dan Hongjoong langsung mengangkat wajah untuk melihat sosok yang berada di umur 70-an-nya tersebut fokus pada kertas miliknya yang memiliki lembaran lebih banyak. "Adanya angkatan per 25, bertugas untuk mengatasi masalah seperti ini. Terlebih angkatan 30 berada dalam keputusannya, pun yang dilakukan oleh pihak dalam kasus ini, Argantara Javi, sudah melanggar peraturan paling dasar dan utama, yang sudah diberikan sejak Keanggotaan Dasar."

Hongjoong bisa bernapas lega.

Walau, ya, Hongjoong melihat Arkana cukup... tak menyukainya.

Padahal seharusnya ia malu, bukan? Yang disakiti oleh para anggotanya adalah seseorang yang kelak akan menjadi pendamping hidup Hongjoong, yang mana kini sudah memegang titel Ketua 50. Jadi, bukakah semua ini akan mengerikan adanya?

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang