Octagon 3 - 252 : Pencerahan Pt. 2

221 28 55
                                    

Sama sekali tak sedetik pun Mikey mengganggu Mingi.

Walau sudah berlalu lebih dari setengah jam adanya, tetapi Mikey tetap menunggu dalam diam sembari sesekali memperhatikana CCTV luar di sekitar. Mikey tak ingin mengganggu, terlebih takutkan Mingi tertahan jika ingin menangis. Padahal, ya, bukan sekali atau dua kali Mikey pernah melihatnya menangis.

Sedangkan Mingi sendiri tak tahu harus bagaimana lagi.

Rasanya sangat berat.

Bahkan Mingi sangat tak bisa merelakan kepergiannya sama sekali.

Bagaimana ini bisa terjadi?

Setiap Mingi kembali pada realita, bahwa Soobin telah tak ada, dirinya langsung jatuh dalam kesedihan yang mendalam. Pertama kalinya Mingi berani mengatakan bahwa ia jatuh cinta, malah langsung tenggelam dalam lautan duka.

Jikalau ada cara untuk memutar waktu... Mingi akan melakukannya.

Ponsel Mingi tiba-tiba berdering, menyadarkannya yang langsung terkesiap. Mingi menyeka air matanya yang turun secara sembunyi-sembunyi, bahkan ia tak pernah menyadarinya sama sekali. Segera Mingi berdiri, membuat Mikey melirik, dan kemudian melihat panggilan dari seseorang di sana.

Hongjoong.

Berdiri diam, Mikey memperhatikan.

Selagi Mingi hendak menganngkatnya terlebih dahulu. "Halo? Hongjoong? Kenapa?"

"Gi, lo di mana?" tanya Hongjoong. Suaranya terdengar sangat tenang--ada suara angin juga di panggilan tersebut. "Tadi gue ditelepon Nicholas, nyuruh ngingetin lo semua sama jadwal individu kita hari ini. Gue udah ngehubungin Yunho dan Younghoon sih, mereka dapat interview berdua doang, sebagai duo gitar--lo udah tau belum?"

"Belum..." Mingi menjawab tipis, agak menyedot ingusnya tipis.

Jelas bahwa Hongjoong akan menyadarinya. "Lo nangis, oke. Di mana? Gue masih kosong."

"G-gue sama Mikey kok..." Mingi agak panik, tergesa menjawab.

Mendengar namanya disebut, Mikey mengangkat alisnya.

Sedangkan Hongjoong langsung menodongnya. "Terus di mana? Buruan. Jadwal lo sama gue--beda sih, tapi nanti kita ke agensi, sorean. Juyeon doang yang gak ada hari ini, malah besok dia sendiri."

"Di..." Mingi melirik Mikey, seperti meminta saran untuk jujur atau tidak perihal keberadaan mereka.

Tentu Mikey mengangguk adanya, menyuruhnya untuk terbuka--yang sangat sulit terbuka.

Maka Mingi menarik napas, sebelum melirik sekilas pada makam bertabur bunga, dan memiliki buket bunga beragam dari yang ia bawa. "Di makam... Soobin..."

Keheningan.

Langsung terasa pekat.

Suara angin yang mendominasi.

Mingi menelan ludahnya, takut-takut.

Apa yang akan Hongjoong katakan? Mingi tahu Soobin adalah anak Sarga, dan Sarga juga Hongjoong sangat berlawanan. Namun... Mingi telah menyia-nyiakan waktu semasa Soobin hidup, dan sekarang... bagaimana?

"Gi..."

Mingi langsung memejamkan matanya, mengangguk untuk menahan perasaannya. "Sorry... gue dapat kesempatan ini dan gue... ngerasa perlu ketemu Soobin dan..."

"Pulang, yuk? Ketemu gue." Hongjoong berucap lagi dari seberang. "Sama Mikey juga, gak apa. Kita sambil makan siang, oke? Nanti gue kirim alamatnya."

Dalam satu tarikan napas panjang, Mingi menyetujui. "Oke."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang