Octagon 3 - 366 : Tanah Pt. 1

224 28 60
                                    

Gemetaran berdiri, karena angin malam yang menusuk, Seonghwa sesekali melirik Hongjoong yang berdiri di sampingnya. Di mana Hongjoong dan Seonghwa kini telah berada di bawah, dekat pos satpam, untuk menunggu mobil mereka yang tengah berbalik arah.

Seharusnya Gongyoo yang menjemput, dengan dua mobil. Hanya saja perubahan rencana, dari yang diinfokan, jadi yang menjemput adalah Shownu, untuk keduanya.

Hongjoong juga mengenakan jaket. Berpikir untuk melepasnya, tetapi ketika dirinya melirik ke arah Seonghwa, yang diterimanya hanya satu kalimat yang membuatnya merasa tak nyaman. Padahal Hongjoong yang mengutarakannya, sebelumnya.

"Aku gak mau sama Yunho, Hongjoong..."

Karena itu Hongjoong mengutarakan niatnya.

Sedangkan Seonghwa semakin menggigil, karena rupanya, bukan hanya angin yang menyiksanya. Melainkan ketakutannya. "Gak mau... a-aku gak mau sama teman-teman kita lagi. Gak mau..."

"Kalau gitu, gak perlu sama siapapun."

"Oke..." 

Hongjoong tak menyangka, jawaban itu yang diterimanya.

Di posisinya, Seonghwa yang selalu nyaris menangis di keadaannya yang tengah rapuh sekarang, mencoba melihatnya. "Oke... aku juga takut ketemu orang lain lagi... aku... gak akan ngapa-ngapain... s-sampai... aku bisa mikir..."

"Gak bisa 4 sampai 5 tahun, 'kan?" Baru saja Hongjoong terharu, rasanya sudah dijatuhkan kembali.

Seonghwa sendiri menggelengkan kepalanya, menggigit bibir bawahnya kuat. "Justru aku takut... kalau aku gak kealih sama orang lain, aku bakal terus ganggu kamu. Aku cemburuan, Hongjoong. Aku juga... punya kecenderungan balas dendam... j-jadi aku takut, kalau aku lihat kamu ngelakuin sesuatu, aku ingin balas itu..."

"Terkadang..." Hongjoong melihatnya dengan sangat kecewa, sebelum kembali untuk menatap ke arah depan. "Menahan diri itu perlu, Seonghwa."

"Aku tau, aku belajar dari kamu..." Seonghwa menjawab tipis, melihat bagaimana mobil hitam itu tiba, dan tengah memposisikan diri untuk berada di depan gerbang. Seonghwa melihat perlahan ke arah Hongjoong, lalu melanjutkannya. "Aku tau, kamu juga sering nahan, entah tentang emosi, atau tentang nafsu. T-tapi aku juga belajar dari kamu, saat semua meluap, kamu gak bisa kendaliin itu."

Barulah Hongjoong tersadar sesuatu, membuatnya langsung terdiam, tercekat napasnya.

Selagi Seonghwa mencoba untuk tak membuat suaranya gemetaran--nyaris menangis. "K-karena... saat itu meledak... kamu bahkan gak peduli apapun, walau itu nyakitin aku. Jadi aku gak mau... c-coba nahan, kalau endingnya, aku bakal nyakitin kamu..."

Hongjoong langsung meraih dua tasnya, secara cepat, bersamaan dengan Shownu yang baru keluar dari mobilnya untuk membantu. Tetapi Hongjoong, untuk menahan nyeri mendadaknya, langsung melewatinya untuk membuka bagasi sendiri--dan kemudian melemparkan kedua tas tersebut ke dalamnya.

Jadi Shownu hanya menghampiri Seonghwa dan menuntunnya untuk menuju kursi belakang, selagi Hongjoong masuk sendiri, ke arah pintu samping kemudi.

Benar-benar tak ingin bersama.

Dan tak ada yang bisa Seonghwa lakukan selain menyeka air matanya sendiri, dan membiarkan Shownu membantunya. Setelahnya, Seonghwa hanya diam saja, memeluk tubuhnya sendiri, padahal rasanya lebih hangat setelah masuk ke dalam.

Karena Hongjoong menghindarinya.

Seonghwa paham dan menerimanya.

.

.

.

Baru saja San berdiri ketika melihat pintu kamar  Wooyoung terbuka, sosok itu segera melesat ke pintu 308 dan mengetuk pintunya. San ingin mencegah, tetapi Jongho telah lebih dahulu membuka pintunya dan mendengar Wooyoung bicara beberapa kata. Sampai Jongho hanya mengangguk, sembari melihat ke arah San sekilas, sebelum kemudian pamit sejenak.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang